Nyalinya Gede, Miliarder Rusia Ini Berani Mengkritik Keras Putin

Kamis, 11 Agustus 2022 - 07:54 WIB
loading...
Nyalinya Gede, Miliarder Rusia Ini Berani Mengkritik Keras Putin
Bernyali besar, Boris Mints melayangkan kritik kepada Presiden Vladimir Putin serva membongkar cara Kremlin menghukum deretan orang terkaya yang berbeda haluan. Foto/Dok
A A A
MOSKOW - Boris Mints adalah salah satu dari sedikit pengusaha kaya Rusia yang berbicara menentang invasi Rusia ke Ukraina dan melayangkan kritik kepada Presiden Vladimir Putin . Mayoritas orang-orang terkenal di negara itu tetap diam atas perang Rusia Ukraina, serta menghindari kritik terhadap Kremlin.

Ada satu penjelasan sederhana, menurut Mints: "Mereka semua takut."



Kremlin sendiri memang memiliki reputasi untuk menindak kritik blak-blakan terhadap Presiden Putin dengan konten di saluran berita Rusia yang dikendalikan negara. Protes tanpa izin juga telah dilarang di negara itu sejak 2014.

Mints mengatakan "setiap orang" atau bahkan miliarder yang secara terbuka mengkritik Putin "memiliki alasan untuk mengkhawatirkan keselamatan pribadinya".



Namun, dalam sebuah wawancara yang dilakukan melalui email, dia mengatakan kepada BBC: "Saya tidak punya niat untuk tinggal di tempat penampungan bom, seperti yang dilakukan Tuan Putin."

Pria berusia 64 tahun, yang membangun kekayaannya melalui perusahaan investasi O1 Group, yang ia dirikan pada tahun 2003 dan kemudian dijual pada tahun 2018. Ia mengatakan, bahwa di Rusia sudah menjadi hal biasa untuk menghukum pemilik bisnis karena "intoleransi" mereka terhadap rezim.

Caranya yakni dengan "membuka kasus kriminal yang dibuat-buat terhadap bisnis mereka". "Kasus pidana seperti itu tidak hanya akan mempengaruhi pemilik usaha itu sendiri, tetapi juga keluarga dan karyawannya," katanya.

"Setiap pemimpin bisnis yang independen dari (Putin) dipandang sebagai ancaman, karena dia mungkin mampu membiayai oposisi atau memupuk protes - dengan demikian, orang-orang itu dipandang sebagai musuh Putin dan, oleh karena itu dicap juga sebagai musuh negara," tambahnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.6098 seconds (0.1#10.140)