Ini Isu-isu Penting yang Diangkat Sri Mulyani di ADBI Session
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkit sejumlah isu penting bagi negara-negara G20 dan ASEAN dalam Asian Development Bank Institute (ADBI) Session-Diving into ADB-ADBI Support for the G20. Sebagai sebuah bank pembangunan multilateral, Asian Development Bank (ADB) memiliki think tanknya yang membantu merumuskan strategi yang efektif bagi kawasan Asia dan Pasifik, yaitu ADBI.
"Di sela-sela rangkaian hari kedua di Incheon, kemarin saya hadir untuk memberikan keynote speech pada ADBI Session," ujar Sri melalui akun Instagram resminya @smindrawati di Incheon, Kamis (4/5/2023).
Sesi yang dibuka oleh Dekan ADBI Tetsushi Sonobe ini digelar menyambut G7 Hiroshima Summit, wadah mereka bertukar pandangan mengenai kerja sama G20 dan G7 untuk mempromosikan perekonomian yang inklusif dan berkelanjutan.
"Saya pun berkesempatan menyampaikan beberapa topik seputar Presidensi G20 Indonesia pada tahun 2022 lalu dan Keketuaan ASEAN Indonesia pada 2023 ini," ungkap Sri.
Dalam kesempatan tersebut, dia menyampaikan bagaimana Presidensi G20 Indonesia berfokus pada penguatan sistem kesehatan global, transisi energi (termasuk di dalamnya mekanisme trasisi energi), transformasi digital, ketahanan pangan, hingga cara melanjutkan capaian-capaian Indonesia kepada presidensi berikutnya, India.
"Selain G20, saya paparkan juga bagaimana Keketuaan Indonesia pada ASEAN memiliki beberapa Priority Economic Deliverables (PEDs) yang beririsan dengan prioritas di dalam G20, mulai keuangan transisi, keuangan dan kesehatan, pembiayaan infrastruktur, ketahanan pangan, hingga sektor keuangan itu sendiri," terang Sri.
Tidak hanya berhenti disitu, mekanisme transisi energi, inklusi keuangan digital, dan literasi keuangan bagi UMKM juga menjadi fokus Keketuaan Indonesia pada ASEAN kali ini.
"Saya percaya, mitra-mitra pengetahuan seperti ADB dan ADBI ini begitu penting bagi para penyusun kebijakan di tingkat nasional, regional, maupun global dalam merumuskan kebijakan-kebijakan yang mangkus dan sangkil," ucapnya.
"Saya harap kerja sama antara ADB, ADBI, G20, G7, dan negara-negara selatan dapat terus diperkuat!" tutup Sri.
"Di sela-sela rangkaian hari kedua di Incheon, kemarin saya hadir untuk memberikan keynote speech pada ADBI Session," ujar Sri melalui akun Instagram resminya @smindrawati di Incheon, Kamis (4/5/2023).
Sesi yang dibuka oleh Dekan ADBI Tetsushi Sonobe ini digelar menyambut G7 Hiroshima Summit, wadah mereka bertukar pandangan mengenai kerja sama G20 dan G7 untuk mempromosikan perekonomian yang inklusif dan berkelanjutan.
"Saya pun berkesempatan menyampaikan beberapa topik seputar Presidensi G20 Indonesia pada tahun 2022 lalu dan Keketuaan ASEAN Indonesia pada 2023 ini," ungkap Sri.
Dalam kesempatan tersebut, dia menyampaikan bagaimana Presidensi G20 Indonesia berfokus pada penguatan sistem kesehatan global, transisi energi (termasuk di dalamnya mekanisme trasisi energi), transformasi digital, ketahanan pangan, hingga cara melanjutkan capaian-capaian Indonesia kepada presidensi berikutnya, India.
"Selain G20, saya paparkan juga bagaimana Keketuaan Indonesia pada ASEAN memiliki beberapa Priority Economic Deliverables (PEDs) yang beririsan dengan prioritas di dalam G20, mulai keuangan transisi, keuangan dan kesehatan, pembiayaan infrastruktur, ketahanan pangan, hingga sektor keuangan itu sendiri," terang Sri.
Tidak hanya berhenti disitu, mekanisme transisi energi, inklusi keuangan digital, dan literasi keuangan bagi UMKM juga menjadi fokus Keketuaan Indonesia pada ASEAN kali ini.
"Saya percaya, mitra-mitra pengetahuan seperti ADB dan ADBI ini begitu penting bagi para penyusun kebijakan di tingkat nasional, regional, maupun global dalam merumuskan kebijakan-kebijakan yang mangkus dan sangkil," ucapnya.
"Saya harap kerja sama antara ADB, ADBI, G20, G7, dan negara-negara selatan dapat terus diperkuat!" tutup Sri.
(uka)