Erick Thohir Geram dengan Para Dirut BUMN, Ada Apa?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir geram terhadap direksi perusahaan pelat merah yang memosisikan diri sebagai pejabat. Akibatnya, para direksi itu menjadi gemar dilayani, dan bukan melayani.
Kritikan itu disampaikan Erick saat mengumpulkan seluruh direktur utama perseroan di Kementerian BUMN pada Rabu lalu (3/5/2023). Dia pun memberikan peringatan agar bos-bos BUMN tidak senang dilayani.
"Saya baru ketemu dirut, saya bilang kalian memosisikan diri selalu sebagai pejabat, akhirnya senang dilayani. Padahal fungsi kita salah satunya pelayanan," ungkap Erick, Jumat (5/5/2023).
Dia juga meminta petinggi BUMN membuka diri, khususnya merespons isu sensitif mengenai perseroan. Sikap responsif juga harus dibarengi dengan empati, bukan bertindak arogansi.
Di lain sisi, Erick juga menyinggung kerajaan-kerajaan dalam BUMN yang terindikasi ketika hendak dilakukan merger. Situasi itu bisa dikikis dengan program Rekrutmen Bersama BUMN 2023 yang sudah diputuskan digelar secara bersamaan.
"Kenapa rekrutmen kita gabungkan, tidak lagi sendiri-sendiri, karena kita mau menciptakan kebersamaan BUMN," ucapnya.
Menurutnya, penyatuan visi acapkali terhambat akibat adanya ego masing-masing BUMN. Karena itu, dengan program rekrutmen bersama, Erick berharap kedekatan antar-perusahaan semakin erat dan baik.
"Kalau dari muda sudah bersama, siapa tahu nanti jadi manager atau direktur, ada kebersamaan karena dulu pernah sama-sama digembleng, diajarkan fungsi BUMN sebagai pelayan publik, bukan pejabat publik," kata dia.
Kritikan itu disampaikan Erick saat mengumpulkan seluruh direktur utama perseroan di Kementerian BUMN pada Rabu lalu (3/5/2023). Dia pun memberikan peringatan agar bos-bos BUMN tidak senang dilayani.
"Saya baru ketemu dirut, saya bilang kalian memosisikan diri selalu sebagai pejabat, akhirnya senang dilayani. Padahal fungsi kita salah satunya pelayanan," ungkap Erick, Jumat (5/5/2023).
Dia juga meminta petinggi BUMN membuka diri, khususnya merespons isu sensitif mengenai perseroan. Sikap responsif juga harus dibarengi dengan empati, bukan bertindak arogansi.
Di lain sisi, Erick juga menyinggung kerajaan-kerajaan dalam BUMN yang terindikasi ketika hendak dilakukan merger. Situasi itu bisa dikikis dengan program Rekrutmen Bersama BUMN 2023 yang sudah diputuskan digelar secara bersamaan.
"Kenapa rekrutmen kita gabungkan, tidak lagi sendiri-sendiri, karena kita mau menciptakan kebersamaan BUMN," ucapnya.
Menurutnya, penyatuan visi acapkali terhambat akibat adanya ego masing-masing BUMN. Karena itu, dengan program rekrutmen bersama, Erick berharap kedekatan antar-perusahaan semakin erat dan baik.
"Kalau dari muda sudah bersama, siapa tahu nanti jadi manager atau direktur, ada kebersamaan karena dulu pernah sama-sama digembleng, diajarkan fungsi BUMN sebagai pelayan publik, bukan pejabat publik," kata dia.
(uka)