Upaya Mencetak Generasi Milenial Menjadi Petani Sawit Plasma
loading...
A
A
A
JAKARTA - Regenerasi petani kelapa sawit plasma di Indonesia perlu untuk terus didorong melalui berbagai kegiatan dalam rangka menumbuhkan minat dan kecintaan generasi milenial terhadap komoditas kelapa sawit Indonesia. Salah satunya dengan menggelar workshop petani sawit milenial di Anyer, Banten, 10 hingga 12 Mei 2023.
Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perusahaan Inti Rakyat (Aspekpir) berkolaborasi dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) menggelar workshop yang diharapkan dapat mendorong terjadinya regenerasi petani sawit Indonesia sehingga dapat menjaga berkelanjutan sawit Indonesia.
Kepala Divisi Usaha Kecil, Menengah dan Koperasi (UKMK) BPDPKS Helmi Muhansyah mengatakan BPDPKS selalu siap berkolaborasi, bergorong royong dengan petani sawit milenial melalui berbagai lembaga dan organisasi untuk mendorong kemajuan dan keberlanjutan sawit Indonesia.
"Kami mengharapkan kegiatan ini bisa menjadikan generasi milenial untuk menjadi bangga dengan perkelapasawitan Indonesia, dan turut mengkampanyekan berbagai kebaikan-kebaikan kelapa sawit Indonesia," kata Helmi, dalam keterangan tertulis, Jumat (12/5/2023).
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten Agus M. Tauchid mengatakan perkebunan kelapa sawit di Provinsi Banten merupakan yang terbesar di Pulau Jawa dengan luas mencapai 18.999 hektare (ha). Perkebunan kelapa sawit di Banten didominasi oleh perkebunan besar negara yang mencapai 9.604 ha atau 53,06%, perusahaan besar swasta seluas 2.149 ha dan perkebunan rakyat tercatat 38,7% atau 6.886 ha.
"Perkebunan rakyat dengan pola PIR sendiri mencapai 6.286 ha," katanya.
Dengan kondisi itu, katanya, dalam rangka mendukung peremajaan sawit rakyat atau PSR, maka fokus kegiatan PSR di Banten lebih bahyak ditujukan kepada petani PIR, khususnya anggota Aspekpir. Saat ini, realisasi PSR di Banten baru mencapai 1.258 ha sehingga potensi kelapa sawit PIR yang harus diremajakan masih sangat besar.
Menurut dia, sebagai industri padat karya, jutaan masyarakat bergantung pada industri sawit Indonesia. Sektor sawit menyerap 4,2 juta lapangan kerja langsung dan 12 juta lapangan kerja tidak langsung.
Ketua Umum Aspekpir Indonesia H. Setiyono mengatakan mayoritas petani plasma saat ini sudah berusia tua sehingga kegiatan pertanian kelapa sawit perlu diturunkan kepada anak-anak muda petani generasi milenial sehingga pekebunan kelapa sawit Indonesia yang merupakan perkebunan strategis nasional, ke depan akan tetap berjaya.
BPDPKS selalu mendukung Aspekpir sehingga banyak program-program BPDPKS yang telah membantu petani kelapa sawit PIR Indonesia untuk terus berkembang, termasuk workshop petani sawit milenial dalam rangka regenerasi petani sawit guna mewujudkan sawit berkelanjutan bagi masa depan Indonesia.
Ketua DPD I Aspekpir Banten Muhammad Nur S.Pd mengatakan workshop petani sawit milenial di Provinsi Banten merupakan hasil kerja sama antara Aspekpir Indonesia dan BPDPKS. "Kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada BPDPKS yang telah mendukung sepenuhnya kegiatan workshop petani sawit milenial di Provinsi Banten ini," katanya.
Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perusahaan Inti Rakyat (Aspekpir) berkolaborasi dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) menggelar workshop yang diharapkan dapat mendorong terjadinya regenerasi petani sawit Indonesia sehingga dapat menjaga berkelanjutan sawit Indonesia.
Kepala Divisi Usaha Kecil, Menengah dan Koperasi (UKMK) BPDPKS Helmi Muhansyah mengatakan BPDPKS selalu siap berkolaborasi, bergorong royong dengan petani sawit milenial melalui berbagai lembaga dan organisasi untuk mendorong kemajuan dan keberlanjutan sawit Indonesia.
"Kami mengharapkan kegiatan ini bisa menjadikan generasi milenial untuk menjadi bangga dengan perkelapasawitan Indonesia, dan turut mengkampanyekan berbagai kebaikan-kebaikan kelapa sawit Indonesia," kata Helmi, dalam keterangan tertulis, Jumat (12/5/2023).
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten Agus M. Tauchid mengatakan perkebunan kelapa sawit di Provinsi Banten merupakan yang terbesar di Pulau Jawa dengan luas mencapai 18.999 hektare (ha). Perkebunan kelapa sawit di Banten didominasi oleh perkebunan besar negara yang mencapai 9.604 ha atau 53,06%, perusahaan besar swasta seluas 2.149 ha dan perkebunan rakyat tercatat 38,7% atau 6.886 ha.
"Perkebunan rakyat dengan pola PIR sendiri mencapai 6.286 ha," katanya.
Dengan kondisi itu, katanya, dalam rangka mendukung peremajaan sawit rakyat atau PSR, maka fokus kegiatan PSR di Banten lebih bahyak ditujukan kepada petani PIR, khususnya anggota Aspekpir. Saat ini, realisasi PSR di Banten baru mencapai 1.258 ha sehingga potensi kelapa sawit PIR yang harus diremajakan masih sangat besar.
Menurut dia, sebagai industri padat karya, jutaan masyarakat bergantung pada industri sawit Indonesia. Sektor sawit menyerap 4,2 juta lapangan kerja langsung dan 12 juta lapangan kerja tidak langsung.
Ketua Umum Aspekpir Indonesia H. Setiyono mengatakan mayoritas petani plasma saat ini sudah berusia tua sehingga kegiatan pertanian kelapa sawit perlu diturunkan kepada anak-anak muda petani generasi milenial sehingga pekebunan kelapa sawit Indonesia yang merupakan perkebunan strategis nasional, ke depan akan tetap berjaya.
BPDPKS selalu mendukung Aspekpir sehingga banyak program-program BPDPKS yang telah membantu petani kelapa sawit PIR Indonesia untuk terus berkembang, termasuk workshop petani sawit milenial dalam rangka regenerasi petani sawit guna mewujudkan sawit berkelanjutan bagi masa depan Indonesia.
Ketua DPD I Aspekpir Banten Muhammad Nur S.Pd mengatakan workshop petani sawit milenial di Provinsi Banten merupakan hasil kerja sama antara Aspekpir Indonesia dan BPDPKS. "Kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada BPDPKS yang telah mendukung sepenuhnya kegiatan workshop petani sawit milenial di Provinsi Banten ini," katanya.
(uka)