Harga Bawang Putih Meroket, di Malut Tembus Rp53.000 per Kg

JAKARTA - Belum reda kenaikan harga telur, harga bawang putih di pasaran juga terpantau naik. Bahkan, kenaikan hargakabarnyatelah terjadi tiga bulan belakangan ini.

Di sejumlah daerah, rata-rata harga bawang putih sudah melampaui Rp40.000 per kilogram (kg). Menurut analis ketahanan pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) , Retno Utami, melambungnya harga bawang putih antara lain dipicu ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan (supply-demand).

"Secara hukum ekonomi harga itu pasti berkorelasi dengan supply, ketika supply itu kurang, maka harga cenderung akan meningkat. Begitu pun sebaliknya," ujarnya dalam diskusi publik bersama perkumpulan Pelaku Usaha Bawang Putih dan Sayuran Umbi Indonesia (Pusbarindo) di Jakarta, Kamis (23/5/2023).

Sebagai informasi, merujuk Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, harga bawang putih ukuran sedang yang tertinggi terdapat di Maluku Utara (Malut) yang mencapai Rp53.750 per kg. Sementara harga terendah berada di Lampung yang dibanderol Rp31.650 per kg.



Berdasarkan analisis Bapanas, ungkap Retno, naiknya harga bawang putih sangat terkait dengan kondisi ketersediaan. Sementara, Indonesia bukan produsen utama dari komoditas tersebut.

"Jadi kenaikan ini karena supply bawang putih di Indonesia sedikit, dan terdapat kendala pada supply bawang putih di pasar," tuturnya.

Dia menyampaikan, sekitar 90-95% komoditas bawang putih berasal dari impor. Dengan begitu, ketergantungan Indonesia terhadap impor bawang putih sangat tinggi karena petani dalam negeri tidak bisa memproduksi dengan jumlah yang banyak.

"Jika supply impor terganggu, ketersediaan dalam negeri juga terganggu. Sebab Indonesia tidak mampu memenuhi kebutuhannya sendiri," tukasnya.



Meski begitu, Retno menuturkan bahwa pihaknya sudah menyiapkan sejumlah upaya untuk mengantisipasi jika terjadi kelangkaan ketersediaan bawang putih di Indonesia. Dalam hal ini, pihaknya juga berkoordinasi dengan Kementerian dan Lembaga terkait.