Pentingnya Ketahanan Pangan, Mentan Analogikan seperti Rumah Bocor

Kamis, 25 Mei 2023 - 18:48 WIB
loading...
Pentingnya Ketahanan Pangan, Mentan Analogikan seperti Rumah Bocor
Mentan Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, Petani adalah golongan masyarakat yang patut diberi keberpihakan dan ucapan terima kasih mendalam atas kegigihan mereka. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Sudah saatnya negara menghargai keringat para petani karena mereka mampu menjaga kekokohan negara. Bila pertanian dan petani bisa dimakmurkan berarti memakmurkan rakyat Indonesia secara keseluruhan.

"Betapa pun hebatnya menteri, sekjen, dan dirjen namun petani tidak sejahtera, sama saja tidak ada manfaatnya. Semua harus berjalan seimbang," tutur Menteri Pertanian atau Mentan Syahrul Yasin Limpo (SYL) dalam podcast Bincang Tipis-Tipis di kanal youtube Tale Trias Info yang dipandu Erman Tale Daulay beberapa waktu lalu.



Itu sebabnya Kementerian Pertanian (Kementan) memaksimalkan program smart farming, mekanisasi pertanian, pengerahan alat mesin pertanian (alsintan), dan lain-lain. Selain itu Kementan juga terus berupaya agar petani makmur melalui beragam program dan kebijakan.



Menteri Syahrul mengenang masa budi daya pangan saat pandemi covid-19 memuncak. Berbagai risiko ditempuh demi tersedianya pangan untuk rakyat. Terbukti hal itu menjadikan Indonesia bisa survive. Pertanian menjadi salah satu sektor yang sangat strategis ketika pandemi berlangsung.

"Petani adalah golongan masyarakat yang patut diberi keberpihakan dan ucapan terima kasih mendalam atas kegigihan mereka. Merekalah yang menjaga ketahanan pangan nasional, termasuk di era pandemi covid-19," tutur Mentan lagi.

Mentan Syahrul memberikan analogi kalau rumah yang bocor, kita bisa menunda untuk menambal titik kebocoran tersebut. "Tapi kalau soal makan jika ditunda tentu bisa bermasalah. Tak ada orang yang bisa sembunyi dalam rumah berhari-hari tanpa makanan," pungkasnya.

Menyadari hal itu, terlebih saat pandemi Covid-19 yang mengancam dunia, Menteri Syahrul menambahkan sektor pertanian tidak bisa diam dan bersikap pasrah. Dengan segala risiko, petani harus tetap bercocok tanam karena pertanian sejatinya sangat dinamis.

Memberikan atensi dan pendampingan tidak dimaksudkan memanjakan petani. Mentan menegaskan bahwa pertanian itu harus dikawal mulai dari tahap pertanaman hingga budi daya. Bahkan mereka harus dibantu memasarkan semua hasil tanamannya menjadi industri dan pengolahan.

"Kita harus dorong pengolahan. Marketnya harus dijaga. Jangan berpikiran mau impor terus. Impor harus diharamkan sepanjang masih bisa ditanam di sini. Kalau dari menteri hingga para direktur pada ngumpet, pertanian jadi apa? Pertanian menjadi tidak semangat. Jika petani tidak menanam dan berbudi daya, kita bisa makan apa?" tandas Menteri Syahrul.

Karena itu, lanjut Mentan, dengan sebuah tekad berjuang untuk rakyat pemerintah hadir dan berpihak kepada mereka dan ingin dalam kondisi apapun pangan harus tersedia, jangan sampai ada yang kelaparan. Itu sebuah tekad besar dari Kementan.

Mentan pun mengapresiasi seluruh jajaran struktural Kementan, para gubernur, dan para wali kota/bupati yang mau turun ke lapangan. Terbukti hasilnya bisa dilihat dengan posisi Indonesia termasuk negara teratas yang bisa survive dalam pandemi Covid-19.

Selain itu tingkat inflasi terkendali dan pertumbuhan ekonomi yang naik. Data BPS mencatat pertanian menjadi bantalan ekonomi Indonesia.
(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1225 seconds (0.1#10.140)