10 Negara Ini Punya Rasio Utang Terbesar, No 1 Tak Terduga

Kamis, 01 Juni 2023 - 09:57 WIB
loading...
A A A
Yunani memiliki salah satu utang pemerintah tertinggi dalam persentase dari Produk Domestik Bruto. Rasio utang terhadap PDB negara mulai meroket saat krisis keuangan tahun 2008, memburuk lebih lanjut karena pelemahan ekonomi struktural dan kurangnya fleksibilitas dalam kebijakan moneter mereka.

Namun, beberapa tahun terakhir Yunani telah melihat keseimbangan primer membaik, dan utang terhadap PDB diproyeksikan turun menjadi 140% pada tahun 2024.

4. Libanon

Rasio Utang terhadap PDB: 172%

Keuangan publik di Lebanon telah melumpuhkan karena pembayaran bunga, menghabiskan setengah dari pendapatan negara. Suku bunga tinggi, kenaikan upah sektor publik pada tahun 2017 dan biaya rekonstruksi pascaperang, semuanya menambah masalah keuangan negara.

3. Sudan

Rasio Utang terhadap PDB: 182%

Kebijakan ekonomi yang buruk, konflik bertahun-tahun, dan sanksi adalah beberapa alasan utama yang menjerumuskan Sudan ke dalam krisis utang besar. Namun pada tahun 2021, IMF dan Bank Dunia menyetujui Sudan layak mendapatkan keringanan utang, mengingat pencapaiannya dalam membawa reformasi ekonomi.

Keringanan utang semacam itu akan membantu meningkatkan standar hidup bagi orang Sudan, mengurangi kemiskinan, dan meningkatkan prospek ekonomi.

2. Venezuela

Rasio Utang terhadap PDB: 241%

Venezuela adalah salah satu negara paling atas dengan krisis utang publik eksternal, dimana diperkirakan lebih dari USD150 miliar. Alasan utama krisis ini adalah korupsi politik, penutupan bisnis, pengangguran, pelanggaran hak asasi manusia, ketergantungan minyak yang tinggi, dan kekurangan makanan dan obat-obatan yang kronis.

Negara ini sangat bergantung pada minyak, yang produksinya turun 2,5% pada tahun 2022. Ditambah dengan investasi yang tidak memadai di sektor lain, tingkat PDB telah menyusut tiga perempat untuk semakin memperburuk rasio ini.

1. Jepang

Rasio Utang terhadap PDB: 264%

Meningkatnya biaya kesejahteraan sosial di tengah populasi yang mulai menua, ditambah serta angkatan kerja yang menyusut telah mendorong Jepang ke dalam utang sekitar USD9,8 triliun setara Rp146 ribu triliun (Kurs Rp14.930 per USD)

Jumlah utang tersebut sebagian besar dalam mata uangnya sendiri, lalu sebagian lagi dipegang oleh Bank sentral. Sementara penabung domestik memegang sisanya dan hanya 7% dimiliki orang asing. Oleh karena itu, negara ini hampir tidak bergantung pada kebaikan orang asing.
(akr)
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2301 seconds (0.1#10.140)