Kena Batunya! Banyak Pemda di China Terjerat Utang Rp229 Ribu Triliun

Jum'at, 02 Juni 2023 - 14:35 WIB
loading...
A A A
Keuangan pemerintah daerah berada di bawah tekanan karena pemulihan ekonomi negara yang tersendat, dan masalah sektor properti yang terus berlanjut menyebabkan penjualan tanah runtuh.

Perekonomian China telah gagal pulih sekuat yang diharapkan setelah kebijakan Covid dilonggarkan pada akhir tahun lalu. Produksi industri, penjualan ritel, dan pertumbuhan kredit jauh di bawah ekspektasi, menunjukkan bahwa pertumbuhan China terbaik tahun ini akan sejalan dengan target Beijing sekitar 5%.

Kekhawatiran pemulihan ekonomi China yang goyah juga tecermin dari penurunan harga komoditas. Harga bijih besi, bahan penting untuk pembuatan baja, telah turun 23% dari level tertingginya di bulan Maret.

Prospek pertumbuhan China yang lesu juga memperburuk masalah utang negara. Di masa lalu, ekonomi dapat mengandalkan pertumbuhan ekonomi yang cepat untuk meringankan beban utang.

Pertumbuhan yang lebih lambat berarti sulit untuk mencari pendapatan guna mengimbangi pertumbuhan total utang China--termasuk pemerintah, perusahaan, dan rumah tangga--yang kini telah menggelembung hingga lebih dari 300% PDB. PDB China sendiri pada 2022 mencapai USD17,44 triliun.

Investor sangat khawatir tentang kemampuan LGFV untuk terus melunasi utang mereka, terutama karena banyak proyek infrastruktur dan properti yang mereka dukung tidak ekonomis dan memberikan pengembalian investasi jauh di bawah biaya utang.

Pada saat yang sama, Beijing menunjukkan tekad yang meningkat untuk menerapkan disiplin keuangan pada pemerintah lokal dan regional. Beijing ingin mencegah mereka menggunakan pinjaman di luar neraca dari LGFV mereka, dan sebaliknya mengandalkan obligasi yang didukung oleh pemerintah pusat.



Tetapi tindakan keras Beijing terhadap keuangan pemerintah lokal dan regional terjadi pada saat banyak yang mengalami tekanan keuangan yang parah akibat aktivitas yang melambat. Tahun lalu, pendapatan pajak daerah turun hampir 10% dan pendapatan dari penjualan tanah anjlok lebih dari 25%.

Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1061 seconds (0.1#10.140)