Mentan-Menkop UKM Kumpul-Kumpul Bahas Lagi Korporasi Petani
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sebagai tindak lanjut kerja sama pengembangan korporasi petani yang telah ditandatangani pada Januari lalu, Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki dan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo kembali melakukan pertemuan. Pertemuan tersebut dilakukan karena kerja sama yang telah ditandatangani belum berjalan akibat pandemi Covid-19.
"MoU sudah ditandatangani Januari lalu. Namun belum mulai karena harus refocusing pasca Covid-19. Sekarang mulai lagi proyek bersama korporatisasi petani," kata Teten di gedung Kementerian Pertanian, Jakarta, Jumat (24/7/2020).
(Baca Juga: Ini 7 Sektor Prioritas Pengembangan Koperasi dan UMKM Tahun 2020)
Menurut Teten, sesuai arahan Presiden Jokowi, petani-petani perorangan dengan lahan sempit membentuk koperasi. Karena, koperasi menjadi instrumen yang paling mungkin mengkonsolidasikan lahan-lahan yang kecil-kecil menjadi berskala besar, konsolidasi pembiayaan, dan melakukan kemitraan dengan usaha besar, bahkan mengakses pasar dalam porsi lebih berkeadilan.
"Ini yang dilakukan sinergi KemenKop UKM dan Kementan, percepatan korporatisasi petani harus sama-sama kita lakukan dengan berbasis koperasi," tegas Teten.
Ia menjelaskan, dalam mewujudkan korporatisasi petani, Kementan akan lebih banyak mendorong petani untuk berhasil. Sedangkan Kemenkop UKM akan memberikan pendampingan manajemen usaha koperasi. "Hanya ada satu visi presiden, kami sinergikan, dengan korporatisasi pangan pertanian. Mentan paling banyak mulai subsidi pupuk, sementara kami lakukan pendampingan manajemen usahanya untuk membantu Mentan," ujar Teten.
(Baca Juga: Situasi Darurat, Mentan Wanti-wanti Musim Tanam II Jangan Sampai Gagal)
Proyek awal akan dimulai dengan memperluas inisiatif di 1.000 hektare untuk menjadi korporatisasi pertanian. Sementara itu, Mentan Syahrul mengatakan, manajemen usaha koperasi menjadi sebuah kebutuhan dan kekuatan bangsa. Pihaknya akan mempersiapkan kerja sama itu di hulu, yaitu produktivitas pertanian, holtikultura, tanaman pangan, perkebunan, dan peternakan. Sehingga nantinya harga komoditas pertanian bisa dijamin dengan baik.
"Ada komitmen kita dengan Menkop UKM, agar manajemen usaha koperasi menjadi kebutuhan keseharian, kehidupan dan menjadi kekuatan daerah, negara dan bangsa," tambah Syahrul.
"MoU sudah ditandatangani Januari lalu. Namun belum mulai karena harus refocusing pasca Covid-19. Sekarang mulai lagi proyek bersama korporatisasi petani," kata Teten di gedung Kementerian Pertanian, Jakarta, Jumat (24/7/2020).
(Baca Juga: Ini 7 Sektor Prioritas Pengembangan Koperasi dan UMKM Tahun 2020)
Menurut Teten, sesuai arahan Presiden Jokowi, petani-petani perorangan dengan lahan sempit membentuk koperasi. Karena, koperasi menjadi instrumen yang paling mungkin mengkonsolidasikan lahan-lahan yang kecil-kecil menjadi berskala besar, konsolidasi pembiayaan, dan melakukan kemitraan dengan usaha besar, bahkan mengakses pasar dalam porsi lebih berkeadilan.
"Ini yang dilakukan sinergi KemenKop UKM dan Kementan, percepatan korporatisasi petani harus sama-sama kita lakukan dengan berbasis koperasi," tegas Teten.
Ia menjelaskan, dalam mewujudkan korporatisasi petani, Kementan akan lebih banyak mendorong petani untuk berhasil. Sedangkan Kemenkop UKM akan memberikan pendampingan manajemen usaha koperasi. "Hanya ada satu visi presiden, kami sinergikan, dengan korporatisasi pangan pertanian. Mentan paling banyak mulai subsidi pupuk, sementara kami lakukan pendampingan manajemen usahanya untuk membantu Mentan," ujar Teten.
(Baca Juga: Situasi Darurat, Mentan Wanti-wanti Musim Tanam II Jangan Sampai Gagal)
Proyek awal akan dimulai dengan memperluas inisiatif di 1.000 hektare untuk menjadi korporatisasi pertanian. Sementara itu, Mentan Syahrul mengatakan, manajemen usaha koperasi menjadi sebuah kebutuhan dan kekuatan bangsa. Pihaknya akan mempersiapkan kerja sama itu di hulu, yaitu produktivitas pertanian, holtikultura, tanaman pangan, perkebunan, dan peternakan. Sehingga nantinya harga komoditas pertanian bisa dijamin dengan baik.
"Ada komitmen kita dengan Menkop UKM, agar manajemen usaha koperasi menjadi kebutuhan keseharian, kehidupan dan menjadi kekuatan daerah, negara dan bangsa," tambah Syahrul.
(fai)