Ini 7 Sektor Prioritas Pengembangan Koperasi dan UMKM Tahun 2020
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pada tahun 2020, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) diarahkan untuk mendukung pengembangan tujuh sektor prioritas. Ketujuh sektor ini adalah sektor pariwisata, home decor, kuliner, pertanian/perkebunan, perikanan, fashion, lalu industri dan jasa.
Asisten Deputi Bidang Pengembangan SDM Kemenkop UKM Nasrun Siagian mengatakan, perlu ada sinergitas antara kementerian/lembaga (K/L) dengan pemerintah daerah (pemda), dunia usaha, dan non-governmental organization (NGO) dalam mendukung sektor prioritas pengembangan koperasi dan UMKM.
"Sektor paling pertama yang disasar adalah sektor pariwisata, kami bersinergi dengan Kementerian Pariwisata untuk menumbuhkan sektor ini, terutama dengan pelatihan dan pendampingan protokol Covid-19 untuk pelaku usaha homestay, handicraft, dan pusat oleh-oleh," ucap Nasrun dalam webinar di Jakarta, Senin (20/7/2020).
(Baca Juga: Gandeng 8 CEO Startup, Kemenkop UKM Bangun Supersystem Digital UMKM)
Di sektor pertanian/perkebunan, Kemenkop UKM telah bekerja sama dengan Sayurbox dan Tanihub untuk membantu pemasaran UMKM di sektor tersebut. "Mereka bisa sekaligus berperan sebagai checker, kalau UMKM masih konvensional, tentu untungnya tidak terlalu banyak, sementara margin keuntungan UMKM yang bertransisi ke online lebih tinggi," tambah Nasrun.
Dia mengatakan, untuk sektor pertanian/perkebunan dan perikanan, pelatihan akan diberikan untuk mengembangkan sistem bisnis hulu/hilir, standarisasi pengolahan dan mutu, juga produk olahan.
"Data menunjukkan UMKM kita 56,7% didominasi oleh bidang kuliner, dimana sektor ini sempat ambruk di masa PSBB. Di sini kami juga memberikan perhatian dengan pelatihan standar pelayanan, mutu, dan packaging," ujarnya.
Lanjut dia mengatakan, untuk sektor home decor, pelatihan akan disasar pada produksi barang seni, furnitur, dan hiasan manik-manik. Di sektor fashion, akan difokuskan pada pengembangan produk busana muslim, batik, dan tradisional. Di sektor industri dan jasa, akan disasar jasa digital dan industri kreatif.
"Meski demikian, kita tidak bisa mengharapkan pemulihan yang cepat, tapi pemulihan landai. Karena tentu saja, masih ada faktor kekhawatiran masyarakat selama pandemi ini masih berlangsung," pungkas Nasrun.
Asisten Deputi Bidang Pengembangan SDM Kemenkop UKM Nasrun Siagian mengatakan, perlu ada sinergitas antara kementerian/lembaga (K/L) dengan pemerintah daerah (pemda), dunia usaha, dan non-governmental organization (NGO) dalam mendukung sektor prioritas pengembangan koperasi dan UMKM.
"Sektor paling pertama yang disasar adalah sektor pariwisata, kami bersinergi dengan Kementerian Pariwisata untuk menumbuhkan sektor ini, terutama dengan pelatihan dan pendampingan protokol Covid-19 untuk pelaku usaha homestay, handicraft, dan pusat oleh-oleh," ucap Nasrun dalam webinar di Jakarta, Senin (20/7/2020).
(Baca Juga: Gandeng 8 CEO Startup, Kemenkop UKM Bangun Supersystem Digital UMKM)
Di sektor pertanian/perkebunan, Kemenkop UKM telah bekerja sama dengan Sayurbox dan Tanihub untuk membantu pemasaran UMKM di sektor tersebut. "Mereka bisa sekaligus berperan sebagai checker, kalau UMKM masih konvensional, tentu untungnya tidak terlalu banyak, sementara margin keuntungan UMKM yang bertransisi ke online lebih tinggi," tambah Nasrun.
Dia mengatakan, untuk sektor pertanian/perkebunan dan perikanan, pelatihan akan diberikan untuk mengembangkan sistem bisnis hulu/hilir, standarisasi pengolahan dan mutu, juga produk olahan.
"Data menunjukkan UMKM kita 56,7% didominasi oleh bidang kuliner, dimana sektor ini sempat ambruk di masa PSBB. Di sini kami juga memberikan perhatian dengan pelatihan standar pelayanan, mutu, dan packaging," ujarnya.
Lanjut dia mengatakan, untuk sektor home decor, pelatihan akan disasar pada produksi barang seni, furnitur, dan hiasan manik-manik. Di sektor fashion, akan difokuskan pada pengembangan produk busana muslim, batik, dan tradisional. Di sektor industri dan jasa, akan disasar jasa digital dan industri kreatif.
"Meski demikian, kita tidak bisa mengharapkan pemulihan yang cepat, tapi pemulihan landai. Karena tentu saja, masih ada faktor kekhawatiran masyarakat selama pandemi ini masih berlangsung," pungkas Nasrun.
(fai)