IHSG Hari Ini Berpotensi Hijau Tersulut The Fed yang Tahan Suku Bunga
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kebijakan bank sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve (The Fed) menahan suku bunga acuan membawa angin segar bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Kamis (15/6/2023). Sebelumnya IHSG ditutup koreksi 0,29% di 6.6999,71, membawa 279 emiten koreksi, dan 253 lainnya menguat.
"Ekspektasi pasar bahwa The Fed akan menjaga suku bunga acuan di 5.25% dapat memberikan sentimen positif bagi saham-saham rate-sensitive, terutama bank," tulis riset Phintraco Sekuritas dikutip hari ini.
Saham-saham bank khususnya big caps, terang Phintraco, mayoritas berada dalam fase konsolidasi, dengan indikator Stochastic RSI yang menunjukkan kondisi oversold. Hal ini membuka peluang reli pada saham-saham tersebut.
Secara teknikal, IHSG sempat menguji resistance di level 6.730-6.750, sebelum ditutup di bahwa level psikologis. Phintraco membaca masih ada koreksi lanjutan di kisaran 6.680. "Jika koreksi berlanjut, waspadai potensi minor bullish reversal, mengingat IHSG berada pada overbought area," terangnya.
Analisa Philip Sekuritas Indonesia Research membaca bahwa tekanan inflasi masih cukup tinggi di berbagai belahan dunia. Seperti di Inggris, yang melaporkan kenaikan upah dengan laju yang lebih cepat di bulan April, sehingga mempersulit bank sentral Inggris / Bank of England (BOE) dalam mengambil keputusan suku bunga minggu depan.
Imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah Jerman bertenor pendek dikabarkan juga naik ke level tertinggi dalam 3 bulan. "Investor mempunyai ekspektasi bank sentral Eropa (ECB) akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps bulan ini dan di bulan Juli sebelum akhirnya menahan suku bunga hingga akhir tahun ini," tulis riset tersebut.
Dari daratan Asia, penurunan suku bunga jangka pendek di China pada Selasa (13/6) terjadi pertama kali dalam 10 bulan terakhir. Hal ini dipandang dapat memperkuat harapan bahwa Pemerintahan Xi Jinping akan meluncurkan paket stimulus ekonomi untuk memberi dukungan terhadap proses pemulihan ekonomi tahun ini.
"Paket stimulus ekonomi diprediksi paling cepat dapat diluncurkan besok dengan bank sentral Tiongkok (PBOC) yang diproyeksikan akan menurunkan suku bunga Medium Long-Term Facility (MLF) bertenor 1 tahun," tutupnya.
"Ekspektasi pasar bahwa The Fed akan menjaga suku bunga acuan di 5.25% dapat memberikan sentimen positif bagi saham-saham rate-sensitive, terutama bank," tulis riset Phintraco Sekuritas dikutip hari ini.
Saham-saham bank khususnya big caps, terang Phintraco, mayoritas berada dalam fase konsolidasi, dengan indikator Stochastic RSI yang menunjukkan kondisi oversold. Hal ini membuka peluang reli pada saham-saham tersebut.
Secara teknikal, IHSG sempat menguji resistance di level 6.730-6.750, sebelum ditutup di bahwa level psikologis. Phintraco membaca masih ada koreksi lanjutan di kisaran 6.680. "Jika koreksi berlanjut, waspadai potensi minor bullish reversal, mengingat IHSG berada pada overbought area," terangnya.
Analisa Philip Sekuritas Indonesia Research membaca bahwa tekanan inflasi masih cukup tinggi di berbagai belahan dunia. Seperti di Inggris, yang melaporkan kenaikan upah dengan laju yang lebih cepat di bulan April, sehingga mempersulit bank sentral Inggris / Bank of England (BOE) dalam mengambil keputusan suku bunga minggu depan.
Imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah Jerman bertenor pendek dikabarkan juga naik ke level tertinggi dalam 3 bulan. "Investor mempunyai ekspektasi bank sentral Eropa (ECB) akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps bulan ini dan di bulan Juli sebelum akhirnya menahan suku bunga hingga akhir tahun ini," tulis riset tersebut.
Dari daratan Asia, penurunan suku bunga jangka pendek di China pada Selasa (13/6) terjadi pertama kali dalam 10 bulan terakhir. Hal ini dipandang dapat memperkuat harapan bahwa Pemerintahan Xi Jinping akan meluncurkan paket stimulus ekonomi untuk memberi dukungan terhadap proses pemulihan ekonomi tahun ini.
"Paket stimulus ekonomi diprediksi paling cepat dapat diluncurkan besok dengan bank sentral Tiongkok (PBOC) yang diproyeksikan akan menurunkan suku bunga Medium Long-Term Facility (MLF) bertenor 1 tahun," tutupnya.
(akr)