Maksimalkan Lahan Pertanian di Manggarai Timur, Penyuluh Harus Dampingi Petani
loading...
A
A
A
MANGGARAI TIMUR - Para penyuluh dan petani di Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur, diajak untuk memaksimalkan seluruh lahan pertanian yang tersedia. Apalagi, Manggarai Timur termasuk dalam lokasi proyek Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Program (IPDMIP).
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, para petani dan penyuluh harus memaksimalkan seluruh lahan yang tersedia untuk menjaga ketahanan pangan. “Dalam kondisi apa pun, pangan Indonesia tidak boleh bersoal. Kita justru harus meningkatkan produktivitas pangan, kita harus mempercepat tanam agar ketahanan pangan tetap terjaga,” tutur Mentan SYL, Sabtu (25/7/2020).
(Baca Juga: Ekspor Juni Capai USD12,03 Miliar, Komoditas Pertanian Paling Moncer )
Hal senada disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi yang meminta penyuluh untuk tetap bekerja dengan baik dan mendampingi petani dengan turun ke lapangan.
“Ketahanan pangan menjadi kunci untuk menghadapi pandemi Covid-19. Karenanya, dibutuhkan percepatan tanam agar kebutuhan pangan terus terpenuhi, termasuk pasca Covid-19 nanti. Untuk itu dibutuhkan penyuluh yang berkualitas agar proses ini tetap berjalan,” tuturnya.
Sedangkan anggota Komisi IV DPR RI Julie Sutrisno Laiskodat, Kabupaten Manggarai Timur (Matim) mengajak para penyuluh memanfaatkan semua lahan untuk ditanami tanaman yang menyehatkan tubuh. Ajak itu disampaikan dalam pertemuan di Kantor Bupati Matim saat reses 22 Juli 2020.
Pertemuan tersebut dihadiri Bupati Matim Agas Andreas, Wakil Bupati Jaghur Stevanus, anggota DPRD NTT Inosensius, Fredy Mui, Ketua TP PKK, Perwakilan dari BPPSDMP Kementerian Pertanian RI Yulia Tri Sedyowati yang juga Penyuluh Pertanian Utama, Perwakilan dari Direktorat Jenderal Perkebunan Kementan Dedi, perwakilan dari Dinas Pertanian Provinsi Abraham Letik.
(Baca Juga: 10 Raksasa Industri Pertanian Global Terbaik )
Rencananya, Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur akan dijadikan kawasan peternakan yang akan diintegrasikan dengan perkebunan atau tanaman pangan. Kotoran sapi bisa untuk mendukung pertanian organik. Di Manggarai Timur, peternakan sesuai simbol budaya. Maka para Kepala Dians harus mempunyai peternakan. Ada pun ternak yang dimaksud adalah Kerbau, Sapi, Babi, Kambing dan Ayam.
Dalam pertemuan tatap muka tersebut juga dilakukan penyerahan secara simbolis bantuan pemerintah kepada kelompok tani yang bersumber dari dana APBD I berupa bibit kopi, bantuan dari Kementan berupa benih jagung, alat pascapanen (power treserMultiguna) yang nilainya masing-masing Rp75.000.000.
“Matim terkenal hasil kopi hingga luar negeri, tapi petani kopi belum makmur. Oleh karena itu harus dipikirkan dari hulu sampai hilir. Kopinya harus diolah setelah dipanen. Jadi pascapanennya juga harus diperhatikan,” Julie Sutrisno Laiskodat, yang juga istri Gubernur NTT Viktor Laiskodat. (EZ)
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, para petani dan penyuluh harus memaksimalkan seluruh lahan yang tersedia untuk menjaga ketahanan pangan. “Dalam kondisi apa pun, pangan Indonesia tidak boleh bersoal. Kita justru harus meningkatkan produktivitas pangan, kita harus mempercepat tanam agar ketahanan pangan tetap terjaga,” tutur Mentan SYL, Sabtu (25/7/2020).
(Baca Juga: Ekspor Juni Capai USD12,03 Miliar, Komoditas Pertanian Paling Moncer )
Hal senada disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi yang meminta penyuluh untuk tetap bekerja dengan baik dan mendampingi petani dengan turun ke lapangan.
“Ketahanan pangan menjadi kunci untuk menghadapi pandemi Covid-19. Karenanya, dibutuhkan percepatan tanam agar kebutuhan pangan terus terpenuhi, termasuk pasca Covid-19 nanti. Untuk itu dibutuhkan penyuluh yang berkualitas agar proses ini tetap berjalan,” tuturnya.
Sedangkan anggota Komisi IV DPR RI Julie Sutrisno Laiskodat, Kabupaten Manggarai Timur (Matim) mengajak para penyuluh memanfaatkan semua lahan untuk ditanami tanaman yang menyehatkan tubuh. Ajak itu disampaikan dalam pertemuan di Kantor Bupati Matim saat reses 22 Juli 2020.
Pertemuan tersebut dihadiri Bupati Matim Agas Andreas, Wakil Bupati Jaghur Stevanus, anggota DPRD NTT Inosensius, Fredy Mui, Ketua TP PKK, Perwakilan dari BPPSDMP Kementerian Pertanian RI Yulia Tri Sedyowati yang juga Penyuluh Pertanian Utama, Perwakilan dari Direktorat Jenderal Perkebunan Kementan Dedi, perwakilan dari Dinas Pertanian Provinsi Abraham Letik.
(Baca Juga: 10 Raksasa Industri Pertanian Global Terbaik )
Rencananya, Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur akan dijadikan kawasan peternakan yang akan diintegrasikan dengan perkebunan atau tanaman pangan. Kotoran sapi bisa untuk mendukung pertanian organik. Di Manggarai Timur, peternakan sesuai simbol budaya. Maka para Kepala Dians harus mempunyai peternakan. Ada pun ternak yang dimaksud adalah Kerbau, Sapi, Babi, Kambing dan Ayam.
Dalam pertemuan tatap muka tersebut juga dilakukan penyerahan secara simbolis bantuan pemerintah kepada kelompok tani yang bersumber dari dana APBD I berupa bibit kopi, bantuan dari Kementan berupa benih jagung, alat pascapanen (power treserMultiguna) yang nilainya masing-masing Rp75.000.000.
“Matim terkenal hasil kopi hingga luar negeri, tapi petani kopi belum makmur. Oleh karena itu harus dipikirkan dari hulu sampai hilir. Kopinya harus diolah setelah dipanen. Jadi pascapanennya juga harus diperhatikan,” Julie Sutrisno Laiskodat, yang juga istri Gubernur NTT Viktor Laiskodat. (EZ)
(akr)