Pakar IPB Ungkap Penyebab Sesungguhnya Kenaikan Harga Hewan Kurban Jelang Iduladha
loading...
A
A
A
JAKARTA - Jelang Iduladha harga sejumlah komoditas bahan pangan tidak mengalami kenaikan yang signifikan. Jika pun naik, itu hanya hewan kurban seperti sapi, kambing ataupun domba.
"Sebenarnya setiap hari raya pasti ada tren kenaikan. Tapi untuk Iduladha menurut saya tidak terlalu tinggi sebagaimana seperti Idulfitri ataupun Natal dan Tahun Baru," ujar Dwi Andreas Santosa, pengamat Pangan IPB sekaligus anggota Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI), saat berdialog di IDX Channel, Kamis (22/6/2023).
Lebih lanjut Dwi menuturkan, harga kebutuhan pokok sangat erat dengan faktor musiman. Artinya, jika harga pangan naik, itu hanya di waktu tertentu, kemudian akan turun kembali setelahnya.
"Contohnya cabai, cabai naik itu karena memang siklusnya seperti itu. Siklus cabai tahun ini berbeda dengan siklus cabai tahun lalu. Di tahun ini, khususnya Juni, harga cabai mulai naik dan akan terus seperti itu sampai setelah Iduladha. Tapi setelah itu bakal turun lagi," terangnya.
Begitupun dengan daging ayam. Biasanya harga ayam mengalami kenaikan sekitar bulan Januari-Februari. Kemudian akan turun sampai bulan Maret-April. Lalu, merangkak naik lagi pada bulan Mei-Agustus. Setelah itu baru akan kembali merangkak turun.
Namun beda halnya untuk hewan kurban yang harganya akan naik dibandingkan hari biasa. Penyebab kenaikan harga hewan kurban adalah momentum hari raya besar keagamaan nasional.
"Sudah barang tentu kalau ada yang naik dan relatif tinggi itu sapi hidup karena kalau kita lihat, petani memang banyak yang jual pada saat Iduladha untuk menikmati harga yang relatif baik. Jadi kalau sekarang harga pangan sama sapi hidup naik, itu musiman," tukasnya.
"Sebenarnya setiap hari raya pasti ada tren kenaikan. Tapi untuk Iduladha menurut saya tidak terlalu tinggi sebagaimana seperti Idulfitri ataupun Natal dan Tahun Baru," ujar Dwi Andreas Santosa, pengamat Pangan IPB sekaligus anggota Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI), saat berdialog di IDX Channel, Kamis (22/6/2023).
Lebih lanjut Dwi menuturkan, harga kebutuhan pokok sangat erat dengan faktor musiman. Artinya, jika harga pangan naik, itu hanya di waktu tertentu, kemudian akan turun kembali setelahnya.
"Contohnya cabai, cabai naik itu karena memang siklusnya seperti itu. Siklus cabai tahun ini berbeda dengan siklus cabai tahun lalu. Di tahun ini, khususnya Juni, harga cabai mulai naik dan akan terus seperti itu sampai setelah Iduladha. Tapi setelah itu bakal turun lagi," terangnya.
Begitupun dengan daging ayam. Biasanya harga ayam mengalami kenaikan sekitar bulan Januari-Februari. Kemudian akan turun sampai bulan Maret-April. Lalu, merangkak naik lagi pada bulan Mei-Agustus. Setelah itu baru akan kembali merangkak turun.
Namun beda halnya untuk hewan kurban yang harganya akan naik dibandingkan hari biasa. Penyebab kenaikan harga hewan kurban adalah momentum hari raya besar keagamaan nasional.
Baca Juga
"Sudah barang tentu kalau ada yang naik dan relatif tinggi itu sapi hidup karena kalau kita lihat, petani memang banyak yang jual pada saat Iduladha untuk menikmati harga yang relatif baik. Jadi kalau sekarang harga pangan sama sapi hidup naik, itu musiman," tukasnya.
(uka)