Meneropong Kekhawatiran dan Cara Para Pemimpin Perusahaan Menghadapi Tantangan Tahun Ini

Sabtu, 24 Juni 2023 - 16:45 WIB
loading...
Meneropong Kekhawatiran...
Laporan Global Talent Trends/GTT Study 2023 mengungkapkan, kekhawatiran para pemimpin perusahaan di Asia termasuk Indonesia ketika membuat rencana kerja tahun ini. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Terlepas dari situasi ekonomi yang tidak terduga, sekitar 6 dari 10 pemimpin perusahaan di seluruh dunia memprediksi akan membukukan pertumbuhan ekonomi yang stabil atau bahkan meningkat di 2023. Namun, ketika membuat rencana kerja tahun ini, diketahui bahwa para pemimpin perusahaan di Asia paling mengkhawatirkan naiknya biaya modal dan utang, ketatnya persaingan pasar tenaga kerja, dan sulitnya menemukan tenaga kerja dengan kemampuan yang tepat.



Laporan Global Talent Trends/GTT Study 2023 pun menemukan hal serupa di antara para pemimpin perusahaan pada divisi Human Resources (HR) di Indonesia. Para pemimpin ini merupakan koresponden dari total 2.500 pemimpin HR yang mengikuti survei GTT.

Menghadapi berbagai kondisi tersebut, para pemimpin HR dari 76 perusahaan responden di Indonesia mengatakan, bahwa mereka berniat untuk merancang proses perekrutan , promosi dan manajemen talenta berdasarkan keahlian (62%), meningkatkan pengalaman karyawan sebagai modal kerja utama mereka (59%).

Lalu memperbaiki program kerja terkait tenaga kerja (57%), dan mengatur ulang tanggung jawab karyawan demi memperdalam keahlian mereka (57%) di tahun ini.

Laporan GTT mengungkap cara organisasi dalam menata ulang pekerjaan dan tempat kerja mereka, khususnya dengan mengaitkan faktor sosiopolitik dan ekonomi saat ini. Hal ini juga termasuk mengidentifikasi tren terkait keterampilan para pekerjanya supaya institusi mereka dapat berkembang di masa yang akan datang.

Temuan GTT tahun ini termasuk cakupan soal kebutuhan perusahaan-perusahaan di Indonesia dalam hal pengembangan institusi berbasis keterampilan.

Bekerja Dalam Kemitraan: Menawarkan Fleksibilitas Dalam Bekerja dan Imbalan yang Berkelanjutan

Hanya 31% perusahaan di Indonesia yang mengatakan, bahwa mereka menawarkan pilihan fleksibilitas kerja bagi para karyawannya. Angka ini lebih rendah dari rata-rata koresponden global (56%). Lebih jauh lagi, 43% di antaranya tidak berencana untuk memberikan penawaran tersebut ke depannya.

Hasil tersebut berbenturan dengan ekspektasi karyawan, di mana 7 dari 10 karyawan di Asia berpendapat bahwa keuntungan dapat bekerja jarak jauh atau hybrid menjadi aspek penting bagi mereka saat menerima tawaran kerja (2022).
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1908 seconds (0.1#10.140)