Potensi Besar, Kontribusi Ekonomi Biru Perlu Terus Didorong
loading...
A
A
A
TANGERANG - Kontribusi ekonomi kemaritiman berbasis konsep biru (blue economy) perlu terus didorong. Berdasarkan laporan, ekonomi kelautan bernilai USD1,5 miliar pada 2015 dan mampu mempekerjakan 61 juta orang secara langsung.
"Angka tersebut belum termasuk mereka yang berada di lautan untuk skala kecil dan mata pencaharian berkelanjutan dan ekonomi informal," kata Ketua Dewan PEMSEA juga Direktur Jenderal Direktorat Kebijakan dan Strategi Kementerian Lingkungan Hidup Kamboja Vann Monyneath dalam acara PNLG Forum 2022 yang digelar di Tangerang, Banten, Rabu (26/10/2022).
Menurut dia sebagian besar populasi di wilayah laut Asia Timur bergantung pada ekonomi pesisir dan kelautan. Oleh karena itu, menurutnya penguatan ekonomi biru (blue economy) yang berkelanjutan sangatlah penting.
Potensi kawasan ekosistem pesisir dan lautan, termasuk dataran pasang surut bernilai sekitar USD2 triliun. Sedangkan, tercatat karbon biru senilai USD68 miliar untuk mangrove dan USD40 miliar untuk rumput laut. "Seluruh pihak saat ini sadar bahwa kawasan pesisir dan lautan menghadapi ancaman diskriminasi dan pencemaran lingkungan. Bencana alam dan dampak perubahan iklim pun menghantui kawasan pesisir," ujarnya.
Dalam beberapa tahun terakhir, imbuhnya, wilayah tersebut mengalami topan yang lebih kuat, kekeringan yang lebih lama, serta ternak yang terdampar. "Bahkan banyak korban jiwa yang telah dilaporkan dari bencana-bencana yang terjadi," kata dia.
Lihat Juga: Perkuat Maritim, Direktorat KPLP dan Holding BUMN Jasa Survei Bahas Sertifikasi ISPS Code
"Angka tersebut belum termasuk mereka yang berada di lautan untuk skala kecil dan mata pencaharian berkelanjutan dan ekonomi informal," kata Ketua Dewan PEMSEA juga Direktur Jenderal Direktorat Kebijakan dan Strategi Kementerian Lingkungan Hidup Kamboja Vann Monyneath dalam acara PNLG Forum 2022 yang digelar di Tangerang, Banten, Rabu (26/10/2022).
Menurut dia sebagian besar populasi di wilayah laut Asia Timur bergantung pada ekonomi pesisir dan kelautan. Oleh karena itu, menurutnya penguatan ekonomi biru (blue economy) yang berkelanjutan sangatlah penting.
Potensi kawasan ekosistem pesisir dan lautan, termasuk dataran pasang surut bernilai sekitar USD2 triliun. Sedangkan, tercatat karbon biru senilai USD68 miliar untuk mangrove dan USD40 miliar untuk rumput laut. "Seluruh pihak saat ini sadar bahwa kawasan pesisir dan lautan menghadapi ancaman diskriminasi dan pencemaran lingkungan. Bencana alam dan dampak perubahan iklim pun menghantui kawasan pesisir," ujarnya.
Dalam beberapa tahun terakhir, imbuhnya, wilayah tersebut mengalami topan yang lebih kuat, kekeringan yang lebih lama, serta ternak yang terdampar. "Bahkan banyak korban jiwa yang telah dilaporkan dari bencana-bencana yang terjadi," kata dia.
Lihat Juga: Perkuat Maritim, Direktorat KPLP dan Holding BUMN Jasa Survei Bahas Sertifikasi ISPS Code
(nng)