Miliarder Elon Musk Kasih Bocoran Soal Ketertarikan China Bikin Aturan Soal AI
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Miliarder Elon Musk mengatakan, China tertarik untuk membuat aturan atau kerangka kerja internasional yang kooperatif tentang artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan. Hal ini disampaikan Musk, setelah dirinya mengunjungi China beberapa minggu yang lalu.
Dilansir Reuters, Musk mengeluarkan pernyataan tersebut dalam acara Twitter Space bersama dua anggota kongres AS (Amerika Serikat), Ro Khanna dari Demokrat dan Mike Gallagher dari Republik.
"China jelas tertarik untuk bekerja dalam kerangka kerja sama internasional yang kooperatif untuk regulasi AI," kata Musk.
Dia menambahkan, bahwa dia telah mengadvokasi peraturan dan pengawasan kecerdasan buatan, termasuk dalam pertemuannya di China. Sebelumnya Elon Musk pada hari Rabu (12/7) mengumumkan pendirian startup (perusahaan rintisan) baru bernama xAI.
Startup tersebut nantinya akan berfokus pada pengembangan teknologi AI (artificial intelligence). Setelahnya pada beberapa minggu yang lalu, Musk melakukan perjalanan ke China, di mana perusahaan mobil listrik Tesla miliknya memiliki pabrik di Shanghai.
Ia saat itu bertemu dengan menteri luar negeri, perdagangan, dan industri China di Beijing. Musk juga bertemu dengan Wakil Perdana Menteri China, Ding Xuexiang.
Setelah bertemu dengan para pejabat selama perjalanannya ke China, Musk mengatakan pemerintah China akan berusaha untuk memulai peraturan soal kecerdasan buatan di China.
Beberapa pemerintah sedang mempertimbangkan bagaimana mengurangi bahaya dari teknologi yang muncul, yang telah mengalami ledakan investasi dan popularitas konsumen dalam beberapa bulan terakhir setelah peluncuran ChatGPT OpenAI. Regulator secara global telah berjuang untuk menyusun aturan yang mengatur penggunaan AI generatif, yang dapat membuat teks dan gambar.
Dilansir Reuters, Musk mengeluarkan pernyataan tersebut dalam acara Twitter Space bersama dua anggota kongres AS (Amerika Serikat), Ro Khanna dari Demokrat dan Mike Gallagher dari Republik.
"China jelas tertarik untuk bekerja dalam kerangka kerja sama internasional yang kooperatif untuk regulasi AI," kata Musk.
Dia menambahkan, bahwa dia telah mengadvokasi peraturan dan pengawasan kecerdasan buatan, termasuk dalam pertemuannya di China. Sebelumnya Elon Musk pada hari Rabu (12/7) mengumumkan pendirian startup (perusahaan rintisan) baru bernama xAI.
Startup tersebut nantinya akan berfokus pada pengembangan teknologi AI (artificial intelligence). Setelahnya pada beberapa minggu yang lalu, Musk melakukan perjalanan ke China, di mana perusahaan mobil listrik Tesla miliknya memiliki pabrik di Shanghai.
Ia saat itu bertemu dengan menteri luar negeri, perdagangan, dan industri China di Beijing. Musk juga bertemu dengan Wakil Perdana Menteri China, Ding Xuexiang.
Setelah bertemu dengan para pejabat selama perjalanannya ke China, Musk mengatakan pemerintah China akan berusaha untuk memulai peraturan soal kecerdasan buatan di China.
Beberapa pemerintah sedang mempertimbangkan bagaimana mengurangi bahaya dari teknologi yang muncul, yang telah mengalami ledakan investasi dan popularitas konsumen dalam beberapa bulan terakhir setelah peluncuran ChatGPT OpenAI. Regulator secara global telah berjuang untuk menyusun aturan yang mengatur penggunaan AI generatif, yang dapat membuat teks dan gambar.
(akr)