Mengintip Sosok Buro Happold yang Terseret Polemik JIS: Proyek Global Pertamanya Ada di Arab Saudi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Buro Happold tengah menjadi sorotan publik. Gara-garanya, nama perusahaan global yang bergerak di bidang jasa desain, rekayasa, dan konsultansi itu ditarik-tarik dalam pra-kontra rencana renovasi Jakarta International Stadium ( JIS ) yang akan dijadikan salah satu venue pertandingan dalam Piala Dunia U-17.
Semua penilaian dan pandangan Buro Happold mengenai JIS kerap dijadikan pembenaran atau penolakan dalam melakukan renovasi stadion yang dibangun di masa Anies Baswedan menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta itu. Mengapa pandangan dan penilaian Buro Happold atas JIS begitu berpengaruh?
Seperti diketahui, Buro Happold merupakan perusahaan yang diminta oleh Jakarta Konsultindo (JakKon)--anak usaha PT Jakarta Propertindo, BUMD milik Pemprov Jakarta yang ditunjuk membangun JIS--guna memberikan pedoman desain stadion yang canggih untuk memberikan pengalaman megah bagi penonton di dalam stadion berkapasitas 82 ribu kursi. Terkait peran Buro Happold dalam pembangunan JIS dan penilaiannya terhadap penerapan jasanya, sudah diterangkan secara jelas pada laman perusahaan.
Pandangan dan penilain Buro Happold sangat penting lantaran perusahaan ini punya reputasi ciamik yang mendunia. Bukan cuma JIS yang melibatkan jasanya, tapi juga seabrek proyek besar dan berpengaruh di segala penjuru dunia yang terkait dengan fasilitas olahraga, perkotaan, lingkungan, pendidikan, hingga kesehatan.
"Kami adalah konsultan engineers, desainer, dan penasihat terintegrasi internasional. Selama lebih dari 45 tahun, kami telah membangun reputasi yang tak tertandingi dengan memberikan solusi kreatif yang berorientasi pada nilai untuk kepentingan orang, tempat, dan planet," tulis Buro Happold, dikutip dari laman perusahaan, Minggu (16/7/2023).
Untuk kategori stadion atau pusat olahraga yang pernah digarap Buro Happold di antaranya adalah Astana Arena di Kazakhstan yang berkapasitas 30.000 tempat duduk. Bramley -Moore Dock Stadium di Liverpool, Inggris yang berkapasitas 52.888 tempat duduk.
Selanjutnya Aviva Stadium di Dublin, Irlandia, dengan kapasitas 50.000 kursi penonton. London Olympic Stadium di London, Inggris, berkapasitas 80.000 tempat duduk. Masih ada Michelle and Barack Obama Sport Center di Amerika Serikat, dan yang Tottenham Hotspur Stadium di London, Inggris, berkapasitas 62.850 bangku.
Untuk kategori komersial, salah satu proyek yang digarap Buro Happold adalah Kompleks Dayabumi Tahap 3. Ini adalah proyek serbaguna termasuk ritel, kantor, dan fasilitas parkir di jantung kawasan bersejarah Kuala Lumpur, Malaysia. Proyek ini menyediakan ruang di atas tanah seluas 141.760m2 ditambah parkir di bawah tanah seluas 34.132m2.
Buro Happold juga berada di balik desain kanopi yang seperti payung untuk menaungi halaman Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi. Selanjutnya, proyek King Abdulaziz Center for World Culture (Arab Saudi), The Louvre Abu Dhabi (UEA), dan masih sangat banyak lagi.
Di Indonesia, selain JIS, Buro Happold terlibat dalam proyek Pegangsaan Dua. Proyek ini ada di kawasan Jakarta Timur yang mengelilingi depo dan stasiun terminal jaringan LRT Jakarta Fase 1 yang baru selesai.
Buro Happold menyatakan secara tegas komitmennya untuk berpartisipasi dalam mengatasi krisis iklim dengan menetapkan target pengurangan emisi karbon dari operasional sebesar 21% pada 2025. Pada 2030, mereka menargetkan seluruh proyek pembangunan baru dirancang untuk mengadopsi net zero emission dalam seluruh operasional.
Punya nama lengkap Buro Happold Limited, perusahaan ini didirikan oleh Sir Edmund 'Ted' Happold pada 1 Mei 1976 di Bath Somerset, Inggris. Pada awalnya, Sir Ted bekerja di perusahaan arsitek besar Arup. Saat menjadi bagian dari Arup, ia terlibat dalam mengerjakan berbagai proyek besar seperti Sydney Opera House dan Pompidou Centre.
Sir Ted kemudian mendirikan perusahaan sendiri dengan membuka kantor pertama di Gay Street, Bath, Inggris. Ada beberapa orang mitra saat Buro Happold pertama kali didirikan, yaitu Michael Dickson, William Ian Liddell, Peter Buckhtorp, Terry Ealey, Rod McDonald, John Morrison, dan John Reid.
Kantor Raja, Dewan Menteri dan Majlis Al Shura di Kompleks Pusat Pemerintahan Riyadh, Arab Saudi, menjadi proyek pertama perusahaan yang digarap pada tahun 1976. Awalnya, Buro Happold hanya menawarkan konsultasi teknik struktur, dengan kekuatan khusus pada struktur ringan.
Namun, kemudian mereka diminta menambahkan teknik sipil dan teknik geoteknik serta teknik layanan bangunan. Pada tahun 1982 Buro Happold mulai bekerja dengan Future Tents Ltd (FTL) pada berbagai bangunan sementara dan rekreasi. Kedua perusahaan lantas menggabungkan operasi mereka pada tahun 1992, tetapi berpisah lagi pada tahun 1997.
Buro Happold disebut-sebut identik dengan pengiriman proyek yang sangat kompleks di setiap benua. Mereka bekerja dengan praktik dan organisasi arsitektur terkemuka di dunia, seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), UNESCO, dan C40 Cities. Mereka dikenal sebagai perusahaan yang penuh semangat, inovatif, dan ‘kolaboratif.
Saat ini Buro Happold hadir di 37 lokasi di seluruh dunia. Mereka memiliki lebih dari 80 mitra, dan 2.500 karyawan. Perkiraan pendapatan tahunan Buro Happold saat ini adalah USD1,6 miliar atau Rp24 triliun per tahun.
Semua penilaian dan pandangan Buro Happold mengenai JIS kerap dijadikan pembenaran atau penolakan dalam melakukan renovasi stadion yang dibangun di masa Anies Baswedan menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta itu. Mengapa pandangan dan penilaian Buro Happold atas JIS begitu berpengaruh?
Seperti diketahui, Buro Happold merupakan perusahaan yang diminta oleh Jakarta Konsultindo (JakKon)--anak usaha PT Jakarta Propertindo, BUMD milik Pemprov Jakarta yang ditunjuk membangun JIS--guna memberikan pedoman desain stadion yang canggih untuk memberikan pengalaman megah bagi penonton di dalam stadion berkapasitas 82 ribu kursi. Terkait peran Buro Happold dalam pembangunan JIS dan penilaiannya terhadap penerapan jasanya, sudah diterangkan secara jelas pada laman perusahaan.
Pandangan dan penilain Buro Happold sangat penting lantaran perusahaan ini punya reputasi ciamik yang mendunia. Bukan cuma JIS yang melibatkan jasanya, tapi juga seabrek proyek besar dan berpengaruh di segala penjuru dunia yang terkait dengan fasilitas olahraga, perkotaan, lingkungan, pendidikan, hingga kesehatan.
"Kami adalah konsultan engineers, desainer, dan penasihat terintegrasi internasional. Selama lebih dari 45 tahun, kami telah membangun reputasi yang tak tertandingi dengan memberikan solusi kreatif yang berorientasi pada nilai untuk kepentingan orang, tempat, dan planet," tulis Buro Happold, dikutip dari laman perusahaan, Minggu (16/7/2023).
Untuk kategori stadion atau pusat olahraga yang pernah digarap Buro Happold di antaranya adalah Astana Arena di Kazakhstan yang berkapasitas 30.000 tempat duduk. Bramley -Moore Dock Stadium di Liverpool, Inggris yang berkapasitas 52.888 tempat duduk.
Selanjutnya Aviva Stadium di Dublin, Irlandia, dengan kapasitas 50.000 kursi penonton. London Olympic Stadium di London, Inggris, berkapasitas 80.000 tempat duduk. Masih ada Michelle and Barack Obama Sport Center di Amerika Serikat, dan yang Tottenham Hotspur Stadium di London, Inggris, berkapasitas 62.850 bangku.
Untuk kategori komersial, salah satu proyek yang digarap Buro Happold adalah Kompleks Dayabumi Tahap 3. Ini adalah proyek serbaguna termasuk ritel, kantor, dan fasilitas parkir di jantung kawasan bersejarah Kuala Lumpur, Malaysia. Proyek ini menyediakan ruang di atas tanah seluas 141.760m2 ditambah parkir di bawah tanah seluas 34.132m2.
Buro Happold juga berada di balik desain kanopi yang seperti payung untuk menaungi halaman Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi. Selanjutnya, proyek King Abdulaziz Center for World Culture (Arab Saudi), The Louvre Abu Dhabi (UEA), dan masih sangat banyak lagi.
Di Indonesia, selain JIS, Buro Happold terlibat dalam proyek Pegangsaan Dua. Proyek ini ada di kawasan Jakarta Timur yang mengelilingi depo dan stasiun terminal jaringan LRT Jakarta Fase 1 yang baru selesai.
Buro Happold menyatakan secara tegas komitmennya untuk berpartisipasi dalam mengatasi krisis iklim dengan menetapkan target pengurangan emisi karbon dari operasional sebesar 21% pada 2025. Pada 2030, mereka menargetkan seluruh proyek pembangunan baru dirancang untuk mengadopsi net zero emission dalam seluruh operasional.
Punya nama lengkap Buro Happold Limited, perusahaan ini didirikan oleh Sir Edmund 'Ted' Happold pada 1 Mei 1976 di Bath Somerset, Inggris. Pada awalnya, Sir Ted bekerja di perusahaan arsitek besar Arup. Saat menjadi bagian dari Arup, ia terlibat dalam mengerjakan berbagai proyek besar seperti Sydney Opera House dan Pompidou Centre.
Sir Ted kemudian mendirikan perusahaan sendiri dengan membuka kantor pertama di Gay Street, Bath, Inggris. Ada beberapa orang mitra saat Buro Happold pertama kali didirikan, yaitu Michael Dickson, William Ian Liddell, Peter Buckhtorp, Terry Ealey, Rod McDonald, John Morrison, dan John Reid.
Kantor Raja, Dewan Menteri dan Majlis Al Shura di Kompleks Pusat Pemerintahan Riyadh, Arab Saudi, menjadi proyek pertama perusahaan yang digarap pada tahun 1976. Awalnya, Buro Happold hanya menawarkan konsultasi teknik struktur, dengan kekuatan khusus pada struktur ringan.
Namun, kemudian mereka diminta menambahkan teknik sipil dan teknik geoteknik serta teknik layanan bangunan. Pada tahun 1982 Buro Happold mulai bekerja dengan Future Tents Ltd (FTL) pada berbagai bangunan sementara dan rekreasi. Kedua perusahaan lantas menggabungkan operasi mereka pada tahun 1992, tetapi berpisah lagi pada tahun 1997.
Buro Happold disebut-sebut identik dengan pengiriman proyek yang sangat kompleks di setiap benua. Mereka bekerja dengan praktik dan organisasi arsitektur terkemuka di dunia, seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), UNESCO, dan C40 Cities. Mereka dikenal sebagai perusahaan yang penuh semangat, inovatif, dan ‘kolaboratif.
Saat ini Buro Happold hadir di 37 lokasi di seluruh dunia. Mereka memiliki lebih dari 80 mitra, dan 2.500 karyawan. Perkiraan pendapatan tahunan Buro Happold saat ini adalah USD1,6 miliar atau Rp24 triliun per tahun.
(uka)