Tak cuma Luhut, Asosiasi Logistik juga Heran dengan Laporan Bank Dunia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia ( ALFI ) mempertanyakan hasil laporan Logistics Performance Index (LPI) Indonesia pada 2023 yang mengalami penurunan signifikan oleh World Bank atau Bank Dunia . Sekjen DPP ALFI Akbar Djohan mengungkapkan, industri logistik Indonesia saat ini dalam kondisi yang semakin baik yang terlihat dari pertumbuhan ekonomi di atas 5%.
Kemudian juga dari sisi sektor transportasi dan pergudangan yang di dalamnya berkaitan dengan sektor logistik nasional telah memberikan kontribusi signifikan pada pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Ini menjadi bukti progresnya cluster industry transportasi dan logistik di Tanah Air," katanya dalam Market Review IDXChannel, Jumat (21/7/2023).
Sementara itu, Akbar mengatakan bahwa laporan LPI Indonesia yang dikeluarkan oleh Bank Dunia hanya presepsi yang didapatkan dari hasil survei dan pengambilan data besar yang tidak mencakup keseluruhan sektor logistik di Indonesia.
"Kita harus sepakati dulu, hasil LPI ini adalah presepsi dari Bank Dunia. Dua hari lalu kita melakukan zoom dengan seluruh stakeholder ekosistem logistik dan juga hadir dari peneliti Bank Dunia. Di pertmuan itu dia sampaikan pamereter itu berangkat dari survei dan big data," katanya.
Pasalnya, pemerintah bersama stakeholder lainnya terus melakukan pembehanan di sektor logistik melalui digiltasi yang diharapkan dapat memberantas praktik pungli di pelabuhan serta percepatan dalam memindahkan barang.
"Saya kira ini yang tidak dimasukan dalam penelitian Bank Dunia. Kemudian juga program pemerintah tentang single window dalam menaungi program nasional logistik dan itu sudah positif," ujar Akbar.
Sebelumnya, Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan bakal memanggil Bank Dunia untuk menanyakan kelemahan Indonesia. Pemanggilan itu menyusul laporan Logistics Performance Index (LPI) Indonesia pada 2023 mengalami penurunan signifikan.
Luhut mengatakan pemanggilan tersebut karena ia ingin mempertanyakan apa yang menjadi kelemahan Indonesia sehingga performa logistik Indonesia menurun. Performa logistik Indonesia mengalami penurunan 17 peringkat dari sebelumnya berada di peringkat ke-46 pada 2018 yang saat ini menjadi peringkat ke-63.
"Nanti saya akan undang World Bank. Saya akan tanya di mana kelemahan kita," kata Luhut.
Kemudian juga dari sisi sektor transportasi dan pergudangan yang di dalamnya berkaitan dengan sektor logistik nasional telah memberikan kontribusi signifikan pada pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Ini menjadi bukti progresnya cluster industry transportasi dan logistik di Tanah Air," katanya dalam Market Review IDXChannel, Jumat (21/7/2023).
Sementara itu, Akbar mengatakan bahwa laporan LPI Indonesia yang dikeluarkan oleh Bank Dunia hanya presepsi yang didapatkan dari hasil survei dan pengambilan data besar yang tidak mencakup keseluruhan sektor logistik di Indonesia.
"Kita harus sepakati dulu, hasil LPI ini adalah presepsi dari Bank Dunia. Dua hari lalu kita melakukan zoom dengan seluruh stakeholder ekosistem logistik dan juga hadir dari peneliti Bank Dunia. Di pertmuan itu dia sampaikan pamereter itu berangkat dari survei dan big data," katanya.
Pasalnya, pemerintah bersama stakeholder lainnya terus melakukan pembehanan di sektor logistik melalui digiltasi yang diharapkan dapat memberantas praktik pungli di pelabuhan serta percepatan dalam memindahkan barang.
"Saya kira ini yang tidak dimasukan dalam penelitian Bank Dunia. Kemudian juga program pemerintah tentang single window dalam menaungi program nasional logistik dan itu sudah positif," ujar Akbar.
Sebelumnya, Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan bakal memanggil Bank Dunia untuk menanyakan kelemahan Indonesia. Pemanggilan itu menyusul laporan Logistics Performance Index (LPI) Indonesia pada 2023 mengalami penurunan signifikan.
Baca Juga
Luhut mengatakan pemanggilan tersebut karena ia ingin mempertanyakan apa yang menjadi kelemahan Indonesia sehingga performa logistik Indonesia menurun. Performa logistik Indonesia mengalami penurunan 17 peringkat dari sebelumnya berada di peringkat ke-46 pada 2018 yang saat ini menjadi peringkat ke-63.
"Nanti saya akan undang World Bank. Saya akan tanya di mana kelemahan kita," kata Luhut.
(uka)