Apa Itu Negara Gagal Sistemik, Indonesia Termasuk?
loading...
A
A
A
Bahkan, menurut Yustinus, anggaran kesehatan pemerintah pusat dalam APBN jika ditambah alokasi anggaran kesehatan dalam APBD yang sebesar Rp249 triliun, totalnya menjadi Rp426 triliun. Jumlah itu lebih besar dibanding pembayaran bunga utang.
Namun, pernyataan terkait anggaran kesehatan atau pendidikan yang lebih kecil dibanding pembayaran bunga utang bisa menjadi patokan. Dari sini negara gagal sistemik bisa sedikit "didefinisikan".
Secara sederahana, negara gagal sistemik adalah negara yang belum mampu memberikan pelayanan kesehatan dan pendidikan yang baik kepada warganya. Sebab, menurut Antonio, beberapa negara termiskin di dunia--yang dihadapkan pada besarnya pembayaran bunga utang--dipaksa untuk memilih antara membayar utang, atau melayani rakyat mereka.
"Mereka (negara gagal sistemik) hampir tidak memiliki ruang fiskal untuk investasi penting untuk tujuan pembangunan berkelanjutan atau transisi ke energi terbarukan," jelas Antonio.
Pengertian Negara Gagal Sistemik
Lantas apa itu sebenarnya negara gagal sistemik? Jika mengacu pada pernyataan Antonio yang ditayangkan di channel Youtube PBB, Sang Sekjen tak menyebut pun satu negara yang masuk dalam kategori gagal sistemik. Dia hanya menyebut negara-negara Afrika yang membayar pinjaman empat kali lebih banyak daripada Amerika Serikat.Namun, pernyataan terkait anggaran kesehatan atau pendidikan yang lebih kecil dibanding pembayaran bunga utang bisa menjadi patokan. Dari sini negara gagal sistemik bisa sedikit "didefinisikan".
Secara sederahana, negara gagal sistemik adalah negara yang belum mampu memberikan pelayanan kesehatan dan pendidikan yang baik kepada warganya. Sebab, menurut Antonio, beberapa negara termiskin di dunia--yang dihadapkan pada besarnya pembayaran bunga utang--dipaksa untuk memilih antara membayar utang, atau melayani rakyat mereka.
"Mereka (negara gagal sistemik) hampir tidak memiliki ruang fiskal untuk investasi penting untuk tujuan pembangunan berkelanjutan atau transisi ke energi terbarukan," jelas Antonio.
(uka)