MIND ID lewat Inalum Dorong Budi Daya Ikan Jurung hingga Pasar Global
loading...
A
A
A
Sutrisno bercerita, dahulu budi daya ikan jurung benar-benar dilakukan secara tradisional. Pakan yang diberikan hanya berupa pakan yang mampu mereka beli, misalnya biji sawit. Kini, masyarakat sudah mencoba memberikan pakan pelet untuk ikan jurung, sehingga lebih cepat panen.
Menurut Sutrisno, ikan jurung yang punya nilai jual maksimal harus memiliki ukuran berat di atas satu kilogram. Untuk mencapai ukuran berat tersebut harus melihat aspek makanan, kolam, dan suhu air.
Bagi para pembudidaya seperti Sutrisno, untuk membuat ikan jurung bisa dijual dengan harga maksimal (ukuran 1 kilogram), dibutuhkan waktu selama tiga tahun. Kini, budi daya ikan jurung milik Sutrisno semakin mengepakkan sayap ketika mulai banyak permintaan dari Singapura dan Malaysia.
Semangat para pembudidaya ini membuat PT INALUM terus mendorong para pelaku budi daya ikan jurung hingga ke pasar internasional. MIND ID juga terus mendukung gerakan positif tersebut agar perusahaan bisa terus mendukung perkembangan positif masyarakat di sekitar wilayah pertambangan.
Atas dukungan Inalum, tahun lalu perusahaan berhasil meraih tiga penghargaan sekaligus melalui program industri kelapa terpadu dan sentra industri bukit asam.MIND ID percaya bahwa pemberdayaan masyarakat sekitar merupakan bagian dari mendukung program tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), setidaknya pada poin 1, tanpa kemiskinan; poin 3, kehidupan sehat dan sejahtera; poin 8, pertumbuhan ekonomi; serta poin 10, berkurangnya kesenjangan.
Tiga penghargaan yang didapatkan MIND ID adalah TJSL & CSR Award kategori pilar Ekonomi, SME Award kategori Product Development Enabler melalui Program Sentra Industri Terintegrasi Muara Enim bersama dengan PT Bukit Asam Tbk, dan kategori Agriculture Sector Enabler melalui Program Industri Kelapa Terpadu Halmahera Timur Bersama dengan PT Antam Tbk.
Menurut Sutrisno, ikan jurung yang punya nilai jual maksimal harus memiliki ukuran berat di atas satu kilogram. Untuk mencapai ukuran berat tersebut harus melihat aspek makanan, kolam, dan suhu air.
Bagi para pembudidaya seperti Sutrisno, untuk membuat ikan jurung bisa dijual dengan harga maksimal (ukuran 1 kilogram), dibutuhkan waktu selama tiga tahun. Kini, budi daya ikan jurung milik Sutrisno semakin mengepakkan sayap ketika mulai banyak permintaan dari Singapura dan Malaysia.
Semangat para pembudidaya ini membuat PT INALUM terus mendorong para pelaku budi daya ikan jurung hingga ke pasar internasional. MIND ID juga terus mendukung gerakan positif tersebut agar perusahaan bisa terus mendukung perkembangan positif masyarakat di sekitar wilayah pertambangan.
Atas dukungan Inalum, tahun lalu perusahaan berhasil meraih tiga penghargaan sekaligus melalui program industri kelapa terpadu dan sentra industri bukit asam.MIND ID percaya bahwa pemberdayaan masyarakat sekitar merupakan bagian dari mendukung program tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), setidaknya pada poin 1, tanpa kemiskinan; poin 3, kehidupan sehat dan sejahtera; poin 8, pertumbuhan ekonomi; serta poin 10, berkurangnya kesenjangan.
Baca Juga
Tiga penghargaan yang didapatkan MIND ID adalah TJSL & CSR Award kategori pilar Ekonomi, SME Award kategori Product Development Enabler melalui Program Sentra Industri Terintegrasi Muara Enim bersama dengan PT Bukit Asam Tbk, dan kategori Agriculture Sector Enabler melalui Program Industri Kelapa Terpadu Halmahera Timur Bersama dengan PT Antam Tbk.
(uka)