Kemitraan yang Dinilai Mampu Lebarkan Sayap Bisnis Pelaku Industri Lokal
loading...
A
A
A
JAKARTA - Selaku perusahaan yang bergerak di bidang jasa EPCC (engineering, procurement, construction, commisioning), kehadiran PT Rekayasa Industri ( Rekind ) tidak hanya mampu menggerakkan sektor industri di Tanah Air, tapi juga bisa menciptakan intangible asset (aset tidak berwujud yang memiliki nilai bagi perusahaan atau bisnis secara jangka panjang) melalui hubungan bisnis yang dijalankan dengan ratusan pelaku bisnis lokal yang andal.
Melalui hubungan bisnis yang terjalin tersebut, saat mengerjakan proyek, termasuk proyek strategis nasional milik pemerintah, Rekind berperan besar mengendalikan capex (capital expenditure) melalui harga tender. Peran Rekind juga mampu mendongkrak nilai TKDN (tingkat komponen dalam negeri).
Melalui hubungan dengan para pelaku industri nasional, intangible asset yang dilahirkan Rekind juga mampu melebarkan sayap bisnis para pelaku industri. Sebut saja Fajar Benua Group yang memiliki Business Unit usaha di antaranya PT Fajar Benua Indopack, PT Trigraha Sealsindo, PT Hidroflex Indonesia, PT Global Mandira Semesta, PT Jeil Fajar Indonesia dan PT Human Techno Mandiri. Perusahaan yang memulai perjalanannya sejak 1983 sebagai perusahaan perdagangan dan distributor produk-produk teknik itu terus berkembang dan mampu mengembangkan bisnisnya sebagai operasional holding company dan business support.
“Perkembangan bisnis yang kami alami sekarang, juga tidak terlepas dari hubungan bisnis yang kami jalin selaku subkontraktor, salah satunya melalui Rekind. Kami akui Rekind sangat berbeda dengan kontraktor-kontraktor EPC lainnya,” tegas Alfo Handoko, Direktur Utama Fajar Benua Group, dalam keterangan tertulis, Rabu (26/7/2023).
Diakui Alfo, awalnya Fajar Benua agak ‘kewalahan’ dalam memenuhi kebutuhan material yang dipesan Rekind. Pihak Procurement Rekind sangat teliti dan detail dalam memilih material yang ditawarkan Fajar Benua, termasuk soal ukuran, bentuk, dan harga.
Kaoru Hirota, salah satu mitra Rekind. Foto/Ist
“Dari sini kami pelajari betul spec (spesifikasi) produk yang menjadi keinginan Rekind. Melalui diskusi dan hubungan yang terjalin baik, sedikit demi sedikit kami menjadi lebih paham secara detail mengenai kegiatan-kegiatan dan kebutuhan di dunia EPC. Rekind menjadi salah satu perusahaan yang ikut andil dalam mengembangkan bisnis Fajar Benua sampai sekarang,” terang Alfo Handoko meyakinkan.
Direktur Utama Rekind, Triyani Utaminingsih mengakui, dalam memilih material yang akan digunakan bagi kegiatan proyek, anak perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero) ini selalu berpegang pada spesifikasi baku yang sudah ditetapkan. Soal spesifikasi ini sudah tidak bisa ditawar-tawar lagi.
"Mengerjakan kegiatan proyek sesuai spesifikasi yang ditentukan sudah menjadi budaya bagi Rekind, karena muaranya pada keselamatan atau menyangkut nyawa orang lain. Ini yang menjadi alasan mengapa Rekind terkesan cerewet dengan vendor soal spesifikasi,” terang wanita yang akrab disapa Yani tersebut.
Melalui hubungan bisnis yang terjalin tersebut, saat mengerjakan proyek, termasuk proyek strategis nasional milik pemerintah, Rekind berperan besar mengendalikan capex (capital expenditure) melalui harga tender. Peran Rekind juga mampu mendongkrak nilai TKDN (tingkat komponen dalam negeri).
Melalui hubungan dengan para pelaku industri nasional, intangible asset yang dilahirkan Rekind juga mampu melebarkan sayap bisnis para pelaku industri. Sebut saja Fajar Benua Group yang memiliki Business Unit usaha di antaranya PT Fajar Benua Indopack, PT Trigraha Sealsindo, PT Hidroflex Indonesia, PT Global Mandira Semesta, PT Jeil Fajar Indonesia dan PT Human Techno Mandiri. Perusahaan yang memulai perjalanannya sejak 1983 sebagai perusahaan perdagangan dan distributor produk-produk teknik itu terus berkembang dan mampu mengembangkan bisnisnya sebagai operasional holding company dan business support.
“Perkembangan bisnis yang kami alami sekarang, juga tidak terlepas dari hubungan bisnis yang kami jalin selaku subkontraktor, salah satunya melalui Rekind. Kami akui Rekind sangat berbeda dengan kontraktor-kontraktor EPC lainnya,” tegas Alfo Handoko, Direktur Utama Fajar Benua Group, dalam keterangan tertulis, Rabu (26/7/2023).
Diakui Alfo, awalnya Fajar Benua agak ‘kewalahan’ dalam memenuhi kebutuhan material yang dipesan Rekind. Pihak Procurement Rekind sangat teliti dan detail dalam memilih material yang ditawarkan Fajar Benua, termasuk soal ukuran, bentuk, dan harga.
Kaoru Hirota, salah satu mitra Rekind. Foto/Ist
“Dari sini kami pelajari betul spec (spesifikasi) produk yang menjadi keinginan Rekind. Melalui diskusi dan hubungan yang terjalin baik, sedikit demi sedikit kami menjadi lebih paham secara detail mengenai kegiatan-kegiatan dan kebutuhan di dunia EPC. Rekind menjadi salah satu perusahaan yang ikut andil dalam mengembangkan bisnis Fajar Benua sampai sekarang,” terang Alfo Handoko meyakinkan.
Direktur Utama Rekind, Triyani Utaminingsih mengakui, dalam memilih material yang akan digunakan bagi kegiatan proyek, anak perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero) ini selalu berpegang pada spesifikasi baku yang sudah ditetapkan. Soal spesifikasi ini sudah tidak bisa ditawar-tawar lagi.
"Mengerjakan kegiatan proyek sesuai spesifikasi yang ditentukan sudah menjadi budaya bagi Rekind, karena muaranya pada keselamatan atau menyangkut nyawa orang lain. Ini yang menjadi alasan mengapa Rekind terkesan cerewet dengan vendor soal spesifikasi,” terang wanita yang akrab disapa Yani tersebut.