Lupakan China, Arab Saudi Datang Jadi Pemain Penting Sektor Pertambangan

Kamis, 03 Agustus 2023 - 15:27 WIB
loading...
A A A
"Sekarang, mungkin, pasokan modal terbesar untuk industri pertambangan akan datang dari Timur Tengah," ungkapnya yang menghabiskan beberapa tahun terakhir mengembangkan salah satu operasi tembaga terbesar di dunia, di Republik Demokratik Kongo, dengan bantuan dana China.

Tetapi Arab Saudi menawarkan sesuatu yang lain. Kantong dalam Arab Saudi juga dapat menghadirkan beberapa tantangan bagi produsen terbesar yang mencari kesepakatan. Tertarik untuk mendapatkan lebih banyak eksposur ke tembaga dan nikel, penambang mulai menulis cek terbesar dalam lebih dari satu dekade.

BHP Group dan Rio Tinto Group – dua yang terbesar – baru saja menyelesaikan kesepakatan multi-miliar dolar untuk tambang tembaga, sementara Glencore Plc mencoba membeli Teck Resources Ltd.

Selama bertahun-tahun, produsen besar berulang kali menelan kekalahan apabila berurusan dengan tawaran dari perusahaan-perusahaan China dalam usahanya membeli tambang. Perusahaan logam dan pertambangan milik negara China bersedia membayar valuasi yang tidak bisa ditandingi oleh perusahaan-perusahaan barat.

Arab Saudi saat ini tampaknya bersedia melakukan hal yang sama, berpotensi menempatkan beberapa kesepakatan di luar jangkauan pembeli tradisional di industri ini.

Eksekutif di dua perusahaan tambang terbesar, yang telah menghabiskan bertahun-tahun menilai aset logam dasar seperti yang dimiliki oleh Vale, mengaku terkejut dengan label harga dalam kesepakatan minggu lalu, senilai USD26 miliar (RBC Capital Markets mengatakan itu bernilai sekitar USD21 miliar, sementara BMO Capital Markets mengatakan hal itu lebih tinggi dari ekspektasi pasar).

Namun, tidak seperti perusahaan China, Arab Saudi saat ini lebih tertarik untuk mengamankan saham – menjamin pasokan mineral kritis di masa depan – daripada membeli langsung dan kemudian mengoperasikan aset.

Arab Saudi menetapkan penanda awal tahun ini ketika mengumumkan perusahaan baru untuk berinvestasi dalam aset pertambangan secara global, dengan investasi awal USD3,2 miliar.

Sementara itu bagi perusahaan tambang yang mencari dana, kebijakan keras pemerintah AS dan Kanada baru-baru ini terhadap investasi China di perusahaan logam utama telah mengubah lanskap sektor tambang global. Situasi ini memberi celah bagi negara-negara Timur Tengah seperti Arab Saudi untuk mengisi kesenjangan.

"Semuanya berubah," kata Friedland.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1352 seconds (0.1#10.140)