China Percantik Data Ekspor, Kredibilitas Dipertanyakan

Kamis, 10 Agustus 2023 - 19:51 WIB
loading...
China Percantik Data...
China dengan cepat menurunkan nilai ekspor bulanan terbesar dalam sejarah. FOTO/Reuters
A A A
JAKARTA - China dengan cepat menurunkan nilai ekspor bulanan terbesar dalam sejarah, sebuah langkah yang dapat memberikan gambaran yang lebih baik tentang data perdagangan dalam beberapa bulan mendatang di tengah melemahnya permintaan global.

Pencatatan penurunan nilai ekspor tersebut setelah Otoritas Bea Cukai China memangkas USD10,6 miliar dari data bulan Maret, ketika ekspor secara mengejutkan melonjak karena mengurangi nilai keseluruhan ekspor pada 2022 dan awal tahun ini.

Penyesuaian tersebut menciptakan basis perbandingan yang lebih rendah untuk perubahan tahun ke tahun sehingga menghasilkan tingkat pertumbuhan lebih baik untuk ekspor yang bermasalah. Revisi untuk mempercantik data ekspor tersebut disoroti beberapa analis, setelah data perdagangan terbaru diterbitkan Selasa (8/7) lalu. Penyesuaian angka ekspor bulan Maret menurunkan nilainya menjadi USD305 miliar merupakan revisi terbesar dalam sejarah menurut perhitungan para analis di Soochow Securities Co. dan Australia & New Zealand Banking Group Ltd.

"Data ekspor China di awal tahun ini memang sedikit aneh dan angka-angkanya sehingga menimbulkan pertanyaan," kata Wakil Direktur Riset China di Gavekal Dragonomics Christopher Beddor dikutip dari Yahoo Finance dari Bloomberg, yang mencatat bahwa bulan Maret secara dramatis melampaui ekspektasi.



Para ekonom memperkirakan penurunan ekspor lebih dari 7% akan tetapi data resmi awal yang dirilis segera setelah bulan Maret menunjukkan kenaikan 14,8% dalam dolar AS dari tahun sebelumnya.

"Tidak mengherankan jika para pejabat sekarang secara substansial merevisi beberapa angka-angka tersebut," tambah Beddor.

Soochow Securities memperkirakan revisi angka-angka untuk tahun lalu dapat meningkatkan pertumbuhan ekspor untuk tahun 2023 sebesar 0,6 poin persentase.

"Pemerintah memeras air dari data perdagangan," kata Xing Zhaopeng, ahli strategi senior China di ANZ. "Dengan memeras air, data China akan terlihat lebih solid dan pertumbuhan tahun ke tahun tahun ini akan diuntungkan," imbuhnya.

China minggu ini melaporkan penurunan yang lebih buruk dari perkiraan sebesar 14,5% pada ekspor bulan Juli kontraksi terbesar sejak Februari 2020. Penurunan akan lebih curam, yaitu 15,2%, jika bukan karena revisi data, menurut Soochow Securities.

Permintaan luar negeri untuk barang-barang China telah menyusut dari tingkat rekor yang terlihat pada tahun 2021 dan 2022 selama pandemi. Raksasa pelayaran A.P. Moller-Maersk A/S, yang menjadi tolok ukur ekonomi dunia, baru-baru ini menurunkan estimasi perdagangan peti kemas global, yang mengindikasikan bahwa permintaan yang lemah terus menghambat aktivitas ekonomi setelah bertahun-tahun mengalami guncangan pasokan.



Statistik ekonomi resmi China telah lama dipertanyakan kredibilitasnya, dan pihak berwenang di masa lalu telah melakukan revisi drastis terhadap data fiskal dan pertumbuhan di wilayah tertentu. Biro Statistik Nasional pada bulan Juli mengirimkan misi inspeksi ke enam provinsi untuk menindak kecurangan statistik.

"Di masa lalu, kekhawatiran mengenai kualitas data ekonomi sebagian besar berfokus pada area-area yang sulit diverifikasi," tambah Beddor. "Ekspor biasanya tidak terlalu menjadi perhatian karena ada yurisdiksi asing yang mencatat sisi lain dari transaksi-transaksi tersebut," jelasnya.
(nng)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0757 seconds (0.1#10.140)