Ekonomi Global Lemah, Sri Mulyani Bandingkan Kondisi Manufaktur RI, Eropa, dan China

Jum'at, 11 Agustus 2023 - 15:38 WIB
loading...
Ekonomi Global Lemah, Sri Mulyani Bandingkan Kondisi Manufaktur RI, Eropa, dan China
Menkeu, Sri Mulyani mengutarakan, kondisi perekonomian global masih menunjukkan tren pelemahan. Hal itu terlihat dari PMI manufaktur global yang masih kontraktif. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Menteri Keuangan atau Menkeu, Sri Mulyani Indrawati mengutarakan, kondisi perekonomian global masih menunjukkan tren pelemahan. Hal itu terlihat dari PMI manufaktur global yang masih kontraktif.

"PMI manufaktur global masih kontraktif, di bawah 50, yakni di 48,7. Dan ini terutama dari negara-negara seperti Eropa dan China yang merupakan dua area besar yang PMI-nya melemah," ujar Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN KITA edisi Agustus 2023 di Jakarta, Jumat (11/8/2023).



Di Indonesia sendiri, kata dia, PMI manufakturnya masih berada di posisi ekspansif, dan bahkan cenderung menguat di 53,3. Sri mencontohkan bahwa Eropa sangat turun di 42,7, China di 49,2, Amerika Serikat (AS) di 49,0, dan Jepang di 49,6.

"Ini adalah negara-negara besar yang semuanya dalam posisi PMI manufakturnya kontraktif di bawah 50," ungkap Sri.



Sementara itu, sambung Sri, Indonesia dan India adalah dua negara yang memiliki ekonomi yang kuat dan mengalami pertumbuhan yang tinggi. Masih ada negara-negara di ASEAN dan Asia yang selama ini cukup kuat, mereka juga sedang dalam posisi terimbas perekonomian global yang melemah.

"Ini seperti Vietnam yang selama pandemi justru menunjukkan kinerja yang kuat, sekarang mengalami perlemahan di 48,7. Malaysia, tetangga kita di 47,8," tambah Sri.

Dilihat dari total negara yang disurvei PMI ini, sebanyak 72,7% negara-negara tersebut berada dalam aktivitas manufaktur yang kontraktif.

"Ini sangat besar, artinya perekonomian dunia dicirikan dengan mayoritas negara, kondisi kegiatan manufakturnya melambat. Untuk yang di atas 50 pun, ada 9,1% yang PMI-nya dalam posisinya ekspansif namun trennya melambat," kata Sri.

Dia mengatakan, hanya 18,2% negara yang PMI manufakturnya ekspansif dan sekaligus menguat atau akseleratif. "Negara-negara tersebut antara lain Indonesia, India, Filipina, dan Meksiko," pungkas Sri.
(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1201 seconds (0.1#10.140)