Motor Konversi Diklaim Bikin Irit hingga Ratusan Ribu per Bulan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah terus menggenjot pencapaian target program konversi motor konvensional berbahan bakar minyak (BBM) menjadi motor listrik sebanyak 50.000 unit tahun ini. Tak hanya mengurangi polusi, motor konversi ini juga diklaim bisa mendongkrak taraf hidup masyarakat dengan memangkas pengeluaran bahan bakar hingga 80%.
"Konversi motor listrik akan membantu pemerintah dalam transisi energi, membantu mencegah perubahan iklim, dan membantu finansial karena akan lebih irit," ujar Direktur Konservasi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Gigih Udi Atmo dalam keterangan tertulisnya, Minggu (13/8/2023).
Gigih menyimulasikan, jika per hari sepeda motor konvensional mengisi bahan bakar jenis Pertalite sebanyak 1 liter seharga Rp10.000 per liter, maka dalam sebulan pengeluaran untuk bahan bakar mencapai Rp300.000. Sementara, motor listrik konversi dengan penggunaan yang sama, dengan biaya listrik sekitar Rp1.300-1.400 per KWh, hanya menghabiskan dana Rp60.000 setiap bulan. "Jadi ada penghematan sebesar Rp240.000 per bulan, atau terjadi penghematan sebesar 80% setiap bulan," ungkapnya.
Bagi kepentingan bangsa, lanjut dia, penggunaan motor listrik konversi akan meningkatkan ketahanan energi nasional dan cadangan devisa negara. Pasalnya, jelas dia, dengan 120 juta sepeda motor BBM yang mengaspal saat ini, maka konsumsi bahan bakar seluruh motor tersebut akan setara 650.000 barel minyak per hari (bph), jika rata-rata menggunakan BBM sebanyak 1 liter per hari, atau melebihi produksi minyak nasional saat ini.
"Jika harga 1 barel minyak itu seharga USD80, jika dirupiahkan maka pengeluaran untuk impor minyak hampir menyentuh Rp800 miliar setiap hari. Implikasinya akan berdampak kepada ketahanan energi kita, itu baru dari motor saja dan belum kendaraan lainnya," papar Gigih.
Karena itu, dia mengajak masyarakat mengikuti program konversi motor listrik. Pemerintah juga telah menunjukkan komitmen dan sinergitas antar-instansi untuk memudahkan masyarakat ikut ambil bagian dalam program tersebut. Pemerintah juga mengucurkan subsidi berupa pengurangan biaya pokok awal dalam konversi motor listrik sebesar Rp7 juta.
"Konversi motor listrik akan membantu pemerintah dalam transisi energi, membantu mencegah perubahan iklim, dan membantu finansial karena akan lebih irit," ujar Direktur Konservasi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Gigih Udi Atmo dalam keterangan tertulisnya, Minggu (13/8/2023).
Gigih menyimulasikan, jika per hari sepeda motor konvensional mengisi bahan bakar jenis Pertalite sebanyak 1 liter seharga Rp10.000 per liter, maka dalam sebulan pengeluaran untuk bahan bakar mencapai Rp300.000. Sementara, motor listrik konversi dengan penggunaan yang sama, dengan biaya listrik sekitar Rp1.300-1.400 per KWh, hanya menghabiskan dana Rp60.000 setiap bulan. "Jadi ada penghematan sebesar Rp240.000 per bulan, atau terjadi penghematan sebesar 80% setiap bulan," ungkapnya.
Bagi kepentingan bangsa, lanjut dia, penggunaan motor listrik konversi akan meningkatkan ketahanan energi nasional dan cadangan devisa negara. Pasalnya, jelas dia, dengan 120 juta sepeda motor BBM yang mengaspal saat ini, maka konsumsi bahan bakar seluruh motor tersebut akan setara 650.000 barel minyak per hari (bph), jika rata-rata menggunakan BBM sebanyak 1 liter per hari, atau melebihi produksi minyak nasional saat ini.
"Jika harga 1 barel minyak itu seharga USD80, jika dirupiahkan maka pengeluaran untuk impor minyak hampir menyentuh Rp800 miliar setiap hari. Implikasinya akan berdampak kepada ketahanan energi kita, itu baru dari motor saja dan belum kendaraan lainnya," papar Gigih.
Karena itu, dia mengajak masyarakat mengikuti program konversi motor listrik. Pemerintah juga telah menunjukkan komitmen dan sinergitas antar-instansi untuk memudahkan masyarakat ikut ambil bagian dalam program tersebut. Pemerintah juga mengucurkan subsidi berupa pengurangan biaya pokok awal dalam konversi motor listrik sebesar Rp7 juta.
(fjo)