Bea Cukai Makassar Kampanyekan Kemudahan Proses Ekspor ke Warga
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Kantor Pelayanan dan Pengawasan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe Madya Pabean (TMP) B Makassar tengah menyosialisasikan program "Export Assistance" dalam peningkatan kegiatan ekspor di Sulawesi Selatan serta memasyarakatkan bahwa proses administrasi ekspor mudah, murah, dan nyaman karena bisa dilakukan melalui teknologi dalam jaringan atau online.
Kepala KPPBC TMP B Makassar, Eva Arifah Aliyah menyatakan selama ini masyarakat beranggapan proses ekspor apalagi untuk urusan administrasi sulit, mahal, dan ribet. Padahal diakui dia keadaan itu malah sebaliknya.
Baca Juga: Bea Cukai Makassar Musnahkan Barang-barang Pornografi dari China
"Makanya kami dari Bea Cukai Makassar ingin merubah anggapan tersebut, melalui program Export Assistance, diharapkan bisa mengedukasi masyarakat tentang pengetahuan praktis dan mudah menjadi eksportir," kata Eva di temui dalam acara media breafing di Jalan Serigala, Kecamatan Mamajang, Kota Makassar, Rabu (29/7/2020).
Menurut Eva, kemajuan teknologi di era 4.0 kita semua mampu melakukan asistensi online sehingga masyarakat dengan mudah teredukasi melalui gawai masing-masing tanpa harus ke kantor Bea Cukai lagi. Program ini juga mengkampanyekan tagline, "Ekspor itu Mudah!”.
"Apalagi di tengah pandemi COVID-19, seharusnya kita bisa menangkap ini sebagai peluang, karena semuanya dilakukan serba online. Untuk masyarakat menambah wawasan terkait ekspor. Melalui buat program Export Assistance," tegasnya.
Sementara itu Kepala Seksi Kepabeanan dan Cukai II, Adeltus Lolok mengatakan akibat asumsi itu, kondisi ekspor di Sulawesi Selatan cenderung stagnan. Karena para eksportir yang masih tetap sama dan hampir tak punya pesaing.
"Kita tekankan ekspor itu mudah, murah, bahkan bisa diurus melalui online, anda baru bangun sudah bisa input dokumen ekspor dari rumah masing-masing, nah itu yang belum disadari masyarakat kita," jelasnya.
Adeltus mengaku di Sulsel sendiri punya lima komoditas besar yang mampu bersaing menembus pedagangan internasional, dan meningkatkan devisa dan ekonomi negara. Di antaranya rumput laut yang menjadi komoditas pertama.
"Rumput laut itu nomor satu beserta turunannya seperti kerajinan dari hasil alam lah, kedua nikel, ketiga kakao, ke empat semen dan krustasea itu yang lima besar komoditas terbesar di Sulsel, dan itu lumayan menyumbang devisa negara," paparnya.
Baca Juga: PT Vale Optimistis Capai Target Produksi di Tengah Pandemi COVID-19
Namun, diakui Adeltus di semester 1 tahun 2020 menurut catatan Bea Cukai Makassar angka devisa, menurun jika dibandingkan pada semester 1 tahun 2019, sekitar 26 persen.
"Sama dengan pengurusan dokumen ekspor itu turun hampir 21 persen di rentang waktu yang sama jika dibandingkan tahun 2019," tuturnya.
Pelaksanaan program program export assistance sendiri dilakukan secara online dalam 5 sesi pertemuan dengan ratarata peserta diatas 110 orang persesi. Pemateri adalah pegawai Bea Cukai Makassar yang secara bergantian membawakan 14 materi.
Kepala KPPBC TMP B Makassar, Eva Arifah Aliyah menyatakan selama ini masyarakat beranggapan proses ekspor apalagi untuk urusan administrasi sulit, mahal, dan ribet. Padahal diakui dia keadaan itu malah sebaliknya.
Baca Juga: Bea Cukai Makassar Musnahkan Barang-barang Pornografi dari China
"Makanya kami dari Bea Cukai Makassar ingin merubah anggapan tersebut, melalui program Export Assistance, diharapkan bisa mengedukasi masyarakat tentang pengetahuan praktis dan mudah menjadi eksportir," kata Eva di temui dalam acara media breafing di Jalan Serigala, Kecamatan Mamajang, Kota Makassar, Rabu (29/7/2020).
Menurut Eva, kemajuan teknologi di era 4.0 kita semua mampu melakukan asistensi online sehingga masyarakat dengan mudah teredukasi melalui gawai masing-masing tanpa harus ke kantor Bea Cukai lagi. Program ini juga mengkampanyekan tagline, "Ekspor itu Mudah!”.
"Apalagi di tengah pandemi COVID-19, seharusnya kita bisa menangkap ini sebagai peluang, karena semuanya dilakukan serba online. Untuk masyarakat menambah wawasan terkait ekspor. Melalui buat program Export Assistance," tegasnya.
Sementara itu Kepala Seksi Kepabeanan dan Cukai II, Adeltus Lolok mengatakan akibat asumsi itu, kondisi ekspor di Sulawesi Selatan cenderung stagnan. Karena para eksportir yang masih tetap sama dan hampir tak punya pesaing.
"Kita tekankan ekspor itu mudah, murah, bahkan bisa diurus melalui online, anda baru bangun sudah bisa input dokumen ekspor dari rumah masing-masing, nah itu yang belum disadari masyarakat kita," jelasnya.
Adeltus mengaku di Sulsel sendiri punya lima komoditas besar yang mampu bersaing menembus pedagangan internasional, dan meningkatkan devisa dan ekonomi negara. Di antaranya rumput laut yang menjadi komoditas pertama.
"Rumput laut itu nomor satu beserta turunannya seperti kerajinan dari hasil alam lah, kedua nikel, ketiga kakao, ke empat semen dan krustasea itu yang lima besar komoditas terbesar di Sulsel, dan itu lumayan menyumbang devisa negara," paparnya.
Baca Juga: PT Vale Optimistis Capai Target Produksi di Tengah Pandemi COVID-19
Namun, diakui Adeltus di semester 1 tahun 2020 menurut catatan Bea Cukai Makassar angka devisa, menurun jika dibandingkan pada semester 1 tahun 2019, sekitar 26 persen.
"Sama dengan pengurusan dokumen ekspor itu turun hampir 21 persen di rentang waktu yang sama jika dibandingkan tahun 2019," tuturnya.
Pelaksanaan program program export assistance sendiri dilakukan secara online dalam 5 sesi pertemuan dengan ratarata peserta diatas 110 orang persesi. Pemateri adalah pegawai Bea Cukai Makassar yang secara bergantian membawakan 14 materi.
(agn)