PLN IP Studi Pengembangan Nuclear Small Modular Reactor di Bengkayang
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT PLN Indonesia Power (PLN IP) kolaborasi dengan Kemenko Perekonomian, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), PT PLN (Persero), USTDA dan NuScale Power melakukan studi pengembangan nuclear small modular reactor di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat.
Direktur Pengembangan Bisnis dan Niaga PLN Indonesia Power Bernadus Sudarmanta mengatakan nuclear small modular reactor menawarkan operasi pembangkit sebagai pemikul beban dasar dan sekaligus memiliki fleksibilitas yang tinggi untuk bersinergi dengan penetrasi pembangkit intermitensi solar PV yang direncanakan semakin masif ke depan. Menurut dia, untuk mencapai net zero emission pada 2060 dibutuhkan persiapan yang matang serta kerja sama dengan berbagai pihak agar transisi energi berjalan dengan baik.
"PLN IP telah memiliki peta jalan transisi energi hingga 2060 untuk net zero emmission dengan mengembangkan energi hijau untuk bumi yang lebih baik. Kami hadir di sini untuk mempersiapkan secara matang dan aman, sehingga sesuai dengan peraturan dan perizinan, tantangan tidak mudah sehingga dibutuhkan kerja sama berbagai pihak agar transisi ini berjalan baik serta memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat," ujarnya saat Kick Off Meeting Techno-Economic Assessment of Nuclear Small Modular Reactor (SMR), baru-baru ini.
Dia menjelaskan sebagai perusahaan pembangkitan terbesar di Asia Tenggara, PLN IP terus melakukan upaya maksimal dalam mengakselerasi transisi energi di Tanah Air. Saat ini, PLN IP gencar dalam melakukan upaya untuk mengakselerasi transisi energi, yang mana proyek-proyek diluncurkan dengan mengajak mitra strategis yang mempunyai visi yang sama serta berkomitmen pada keunggulan dan tujuan utama yaitu terwujudnya transisi energi.
"Bersinergi dengan mitra strategis untuk membantu mencapai tujuan menciptakan energi masa depan yang berkelanjutan menjadi pilihan yang ditempuh korporasi," kata dia.
Direktur Pengembangan Bisnis dan Niaga PLN Indonesia Power Bernadus Sudarmanta mengatakan nuclear small modular reactor menawarkan operasi pembangkit sebagai pemikul beban dasar dan sekaligus memiliki fleksibilitas yang tinggi untuk bersinergi dengan penetrasi pembangkit intermitensi solar PV yang direncanakan semakin masif ke depan. Menurut dia, untuk mencapai net zero emission pada 2060 dibutuhkan persiapan yang matang serta kerja sama dengan berbagai pihak agar transisi energi berjalan dengan baik.
"PLN IP telah memiliki peta jalan transisi energi hingga 2060 untuk net zero emmission dengan mengembangkan energi hijau untuk bumi yang lebih baik. Kami hadir di sini untuk mempersiapkan secara matang dan aman, sehingga sesuai dengan peraturan dan perizinan, tantangan tidak mudah sehingga dibutuhkan kerja sama berbagai pihak agar transisi ini berjalan baik serta memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat," ujarnya saat Kick Off Meeting Techno-Economic Assessment of Nuclear Small Modular Reactor (SMR), baru-baru ini.
Dia menjelaskan sebagai perusahaan pembangkitan terbesar di Asia Tenggara, PLN IP terus melakukan upaya maksimal dalam mengakselerasi transisi energi di Tanah Air. Saat ini, PLN IP gencar dalam melakukan upaya untuk mengakselerasi transisi energi, yang mana proyek-proyek diluncurkan dengan mengajak mitra strategis yang mempunyai visi yang sama serta berkomitmen pada keunggulan dan tujuan utama yaitu terwujudnya transisi energi.
"Bersinergi dengan mitra strategis untuk membantu mencapai tujuan menciptakan energi masa depan yang berkelanjutan menjadi pilihan yang ditempuh korporasi," kata dia.
(nng)