Sri Mulyani Gembira Kinerja Ekspor di Zona Hijau
A
A
A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengaku gembira dengan kinerja ekspor Indonesia yang sudah masuk di zona hijau pada Desember lalu. Sehingga, menjadi sinyal perekonomian mulai membaik.
Lebih lanjut dia menjelaskan, menghijaunya angka tersebut ada peran dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank. Sebagai agen pemerintah, LPEI didirikan dengan tujuan untuk mendukung program ekspor nasional
"Ekspor kuartal terakhir menunjukkan ke zona hijau. Agak gembira sedikit dong, mudah mudahan hijaunya karena pekerjaan LPEI," ujarnya di Jakarta, Selasa (7/2/2017).
Dia menyampaikan, LPEI sudah berdiri sejak tujuh tahun lalu. Sebagai lembaga pembiayaan diharapkan dapat memberikan dukungan bagi pelaku usaha untuk masuk pasar ekspor.
"LPEI berusia 7 tahun didirikan 2009, ini satu lembaga diharapkan beri berbagai fungsi dan dukungan yang sulit diperoleh dari mekanisme market biasa. Masuk ke hal yang tidak bisa dimasuki sebelumnya ke ekspor," kata Ani.
Mantan direktur pelaksana Bank Dunia tersebut mengemukakan, LPEI juga dapat memberikan dukungan pembiayaan bagi UMKM. Penetrasi ini penting dilakukan untuk menjaga ketahanan ekonomi Indonesia.
"LPEI bisa penetrasi pembiayaan dan akomodasi UMKM dapat support pembiayaan dan penetrasi pasar ekspor. Ini penting bagi kita ciptakan daya tahan ekonomi Indonesia yang enggak boleh tergantung sedikit pasar dan sedikit pelaku," paparnya.
Sebagai informasi ekspor Indonesia pada Desember 2016 meningkat 1,99% dibanding November 2016, yaitu dari USD13,5 miliar menjadi USD13,77 miliar. Demikian juga dibandingkan dengan Desember 2015, ada peningkatan ekspor mencapai 15,57%.
Peningkatan ekspor Desember 2016, diterangkan Kepala BPS Suhariyanto karena bertambahnya ekspor nonmigas 1,13% dari USD12.4 miliar menjadi USD12,54 miliar. Ekspor migas juga naik 11,66%, yaitu dari USD1,1 miliar menjadi USD1,23 miliar.
Dia menambahkan lonjakan ekspor migas disebabkan oleh meningkatnya ekspor minyak mentah 10,67% menjadi USD443,9 juta. Demikian juga ekspor hasil minyak naik 30,69% menjadi USD91,4 juta dan ekspor gas naik 10,18% menjadi USD696,4 juta.
Sementara itu volume ekspor migas Desember 2016 terhadap November 2016 untuk minyak mentah naik 16,21% dan hasil minyak naik 0,22% dan gas naik 6,83%. Selanjutnya, harga minyak mentah Indonesia di pasar dunia naik dari USD43,25 per barel pada November 2016 menjadi USD51,09 per barel pada Desember 2016.
Lebih lanjut dia menjelaskan, menghijaunya angka tersebut ada peran dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank. Sebagai agen pemerintah, LPEI didirikan dengan tujuan untuk mendukung program ekspor nasional
"Ekspor kuartal terakhir menunjukkan ke zona hijau. Agak gembira sedikit dong, mudah mudahan hijaunya karena pekerjaan LPEI," ujarnya di Jakarta, Selasa (7/2/2017).
Dia menyampaikan, LPEI sudah berdiri sejak tujuh tahun lalu. Sebagai lembaga pembiayaan diharapkan dapat memberikan dukungan bagi pelaku usaha untuk masuk pasar ekspor.
"LPEI berusia 7 tahun didirikan 2009, ini satu lembaga diharapkan beri berbagai fungsi dan dukungan yang sulit diperoleh dari mekanisme market biasa. Masuk ke hal yang tidak bisa dimasuki sebelumnya ke ekspor," kata Ani.
Mantan direktur pelaksana Bank Dunia tersebut mengemukakan, LPEI juga dapat memberikan dukungan pembiayaan bagi UMKM. Penetrasi ini penting dilakukan untuk menjaga ketahanan ekonomi Indonesia.
"LPEI bisa penetrasi pembiayaan dan akomodasi UMKM dapat support pembiayaan dan penetrasi pasar ekspor. Ini penting bagi kita ciptakan daya tahan ekonomi Indonesia yang enggak boleh tergantung sedikit pasar dan sedikit pelaku," paparnya.
Sebagai informasi ekspor Indonesia pada Desember 2016 meningkat 1,99% dibanding November 2016, yaitu dari USD13,5 miliar menjadi USD13,77 miliar. Demikian juga dibandingkan dengan Desember 2015, ada peningkatan ekspor mencapai 15,57%.
Peningkatan ekspor Desember 2016, diterangkan Kepala BPS Suhariyanto karena bertambahnya ekspor nonmigas 1,13% dari USD12.4 miliar menjadi USD12,54 miliar. Ekspor migas juga naik 11,66%, yaitu dari USD1,1 miliar menjadi USD1,23 miliar.
Dia menambahkan lonjakan ekspor migas disebabkan oleh meningkatnya ekspor minyak mentah 10,67% menjadi USD443,9 juta. Demikian juga ekspor hasil minyak naik 30,69% menjadi USD91,4 juta dan ekspor gas naik 10,18% menjadi USD696,4 juta.
Sementara itu volume ekspor migas Desember 2016 terhadap November 2016 untuk minyak mentah naik 16,21% dan hasil minyak naik 0,22% dan gas naik 6,83%. Selanjutnya, harga minyak mentah Indonesia di pasar dunia naik dari USD43,25 per barel pada November 2016 menjadi USD51,09 per barel pada Desember 2016.
(akr)