Perlu Kehati-hatian dalam Memanfaatkan Potensi Ekonomi dan Investasi di ASEAN
loading...
A
A
A
JAKARTA - ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) menegaskan, diperlukan langkah kehati-hatian dan perhitungan matang dalam memanfaatkan potensi bisnis di bidang perdagangan dan investasi di negara-negara Asia Tenggara. Indonesia sebagai Ketua ASEAN-BAC Tahun 2023 telah meletakkan fondasi kokoh yang dapat dijadikan sebagai rujukan negara-negara di ASEAN menarik investasi untuk mewujudkan kawasan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi melalui sektor swasta.
“ASEAN terbukti memiliki potensi yang sangat besar. Tahun 2023, pertumbuhan produk domestik bruto di kawasan makin sehat dan telah kembali ke posisi sebelum pandemi. Para kepala negara yang kami temui juga mengakui langkah-langkah konkret ASEAN BAC,” kata Ketua ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) Arsjad Rasjid saat 55th ASEAN Economic Ministers' Meeting and Related Meetings di Hotel Padma Semarang, Jawa Tengah, dikutip Minggu (20/8/2023).
Dalam 55th ASEAN Economic Ministers' Meeting and Related Meetings, delegasi ASEAN-BAC melakukan konsultasi dan diskusi dengan ASEAN Economic Ministers (AEM) mengenai perkembangan terkait 5 isu prioritas dan 8 legacy project yang diusung oleh ASEAN-BAC. Konsultasi membahas implementasi ASEAN Vision 2045.
"Kami juga berdiskusi terkait solusi untuk mendorong hubungan ekonomi sesama negara ASEAN dan juga dengan negara mitra serta inisiatif untuk meningkatkan integrasi ekonomi menuju ekonomi regional yang inklusif, inovatif, tangguh, dan transformatif melalui ASEAN Business Network (ABN),” ujar Arsjad.
Di bawah kepemimpinan Indonesia, ASEAN-BAC telah melakukan roadshow ke negara-negara ASEAN dan mitra eksternal, seperti Inggris, Jepang, Korea Selatan, Australia, Kanada, dan Tiongkok.
“Kami meyakinkan para pemimpin dan pengusaha bahwa ASEAN wajib diperhitungkan karena memiliki fundamental ekonomi yang kuat dan ASEAN dapat dijadikan sebagai surga investasi global,” kata Wakil Ketua ASEAN-BAC Bernardino Vega.
ASEAN memiliki potensi dan peluang bisnis yang sangat menjanjikan di bidang pertanian dan pangan, ekonomi digital, kesehatan swasta-publik, mendorong pertumbuhan ekosistem perdagangan kendaraan listrik ASEAN, ekosistem kendaraan listrik, mobilisasi pasar karbon, dan sistem pembayaran QR regional.
Pada tahun 2010, investasi asing langsung di ASEAN hanya sekitar USD23 miliar. Jumlah itu pada tahun 2021 melonjak menjadi USD47 miliar.
Selain itu, ASEAN juga memiliki keunggulan berupa sumber daya energi alam yang besar, untuk memenuhi permintaan energi global. Bahkan, lanjut Arsjad, ekonomi digital ASEAN diproyeksikan berkembang secara signifikan dari USD194 miliar pada tahun 2022 menjadi USD330 miliar pada tahun 2025.
“Saya pastikan keunggulan-keunggulan ASEAN adalah nyata dan sudah terbukti. Bisnis yang kami ciptakan juga memberikan harapan pertumbuhan yang jelas,” jelas Arsjad.
Delegasi ASEAN-BAC juga melakukan beberapa pertemuan lain. Salah satunya membahas mengenai ASEAN Tariff Finder, sebuah platform online yang dirancang untuk mendukung para pedagang dalam memaksimalkan manfaat dari perjanjian Free Trade Agreement (FTA) yang telah diselesaikan atau ditingkatkan, termasuk Association of Southeast Asian Nations Trade In Goods Agreement (ATIGA), FTA ASEAN+1, Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), dan FTA bilateral yang diselesaikan oleh negara anggota ASEAN.
“ASEAN terbukti memiliki potensi yang sangat besar. Tahun 2023, pertumbuhan produk domestik bruto di kawasan makin sehat dan telah kembali ke posisi sebelum pandemi. Para kepala negara yang kami temui juga mengakui langkah-langkah konkret ASEAN BAC,” kata Ketua ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) Arsjad Rasjid saat 55th ASEAN Economic Ministers' Meeting and Related Meetings di Hotel Padma Semarang, Jawa Tengah, dikutip Minggu (20/8/2023).
Dalam 55th ASEAN Economic Ministers' Meeting and Related Meetings, delegasi ASEAN-BAC melakukan konsultasi dan diskusi dengan ASEAN Economic Ministers (AEM) mengenai perkembangan terkait 5 isu prioritas dan 8 legacy project yang diusung oleh ASEAN-BAC. Konsultasi membahas implementasi ASEAN Vision 2045.
"Kami juga berdiskusi terkait solusi untuk mendorong hubungan ekonomi sesama negara ASEAN dan juga dengan negara mitra serta inisiatif untuk meningkatkan integrasi ekonomi menuju ekonomi regional yang inklusif, inovatif, tangguh, dan transformatif melalui ASEAN Business Network (ABN),” ujar Arsjad.
Di bawah kepemimpinan Indonesia, ASEAN-BAC telah melakukan roadshow ke negara-negara ASEAN dan mitra eksternal, seperti Inggris, Jepang, Korea Selatan, Australia, Kanada, dan Tiongkok.
“Kami meyakinkan para pemimpin dan pengusaha bahwa ASEAN wajib diperhitungkan karena memiliki fundamental ekonomi yang kuat dan ASEAN dapat dijadikan sebagai surga investasi global,” kata Wakil Ketua ASEAN-BAC Bernardino Vega.
ASEAN memiliki potensi dan peluang bisnis yang sangat menjanjikan di bidang pertanian dan pangan, ekonomi digital, kesehatan swasta-publik, mendorong pertumbuhan ekosistem perdagangan kendaraan listrik ASEAN, ekosistem kendaraan listrik, mobilisasi pasar karbon, dan sistem pembayaran QR regional.
Pada tahun 2010, investasi asing langsung di ASEAN hanya sekitar USD23 miliar. Jumlah itu pada tahun 2021 melonjak menjadi USD47 miliar.
Selain itu, ASEAN juga memiliki keunggulan berupa sumber daya energi alam yang besar, untuk memenuhi permintaan energi global. Bahkan, lanjut Arsjad, ekonomi digital ASEAN diproyeksikan berkembang secara signifikan dari USD194 miliar pada tahun 2022 menjadi USD330 miliar pada tahun 2025.
“Saya pastikan keunggulan-keunggulan ASEAN adalah nyata dan sudah terbukti. Bisnis yang kami ciptakan juga memberikan harapan pertumbuhan yang jelas,” jelas Arsjad.
Baca Juga
Delegasi ASEAN-BAC juga melakukan beberapa pertemuan lain. Salah satunya membahas mengenai ASEAN Tariff Finder, sebuah platform online yang dirancang untuk mendukung para pedagang dalam memaksimalkan manfaat dari perjanjian Free Trade Agreement (FTA) yang telah diselesaikan atau ditingkatkan, termasuk Association of Southeast Asian Nations Trade In Goods Agreement (ATIGA), FTA ASEAN+1, Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), dan FTA bilateral yang diselesaikan oleh negara anggota ASEAN.
(uka)