Jeli Manfaatkan Pasar Diaspora, Perusahaan Ini Target IPO di 2025
loading...
A
A
A
JAKARTA - Master Bagasi (MB)--sebuah perusahaan yang menjual produk-produk Indonesia ke pasar diaspora Indonesia--siap melangkah ke jenjang yang lebih menantang. Pada tahun 2025, MB menargetkan menjadi perusahaan publik dan melantai di bursa efek Indonesia.
“Dengan mencapai IPO pada tahun 2025, visi menjadi perusahaan yang tidak hanya sukses secara finansial, tetapi juga memberikan nilai positif bagi seluruh stakeholders. Segala upaya dan kerja keras kami didedikasikan untuk mewujudkan tujuan ini. Kami optimistis, dukungan dan partisipasi dari semua pihak, impian ini dapat menjadi kenyataan,” kata Hamzah, pendiri MB, dalam keterangannya, Minggu (20/8/2023).
Jika target itu terwujud, Master Bagasi bisa dibilang sukses melakukan perjalanan bisnisnya yang dimulai dari titik nol. Sebuah bisnis yang muncul dari sebuah ketidaksengajaan.
Hamzah yang merupakan jebolan Fakultas Hukum Universitas Indonesia mencoba meniti karier sesuai dengan latar belakangnya, menjadi pengacara. Sebagai pengacara, Hamzah berkesempatan berkunjung ke Korea Selatan dan berbagai negara di Asia.
Selama melakukan kunjungan itu, ia melihat peluang bisnis menggarap pasar diaspora Indonesia yang terbilang besar. Muncullah ide revolusioner dengan membawa produk Indonesia ke mancanegara dan mengibarkan bendera “Master Bagasi”.
Dari projek iseng tersebut, berkembang menjadi peluang bisnis yang menjanjikan, terutama karena memanfaatkan pasar dari komunitas Indonesia di luar negeri yang memiliki kebersamaan dan kesetiaan yang kuat.
Hamzah, pendiri Master Bagasi. Foto/Ist
“Awal mulanya hanya proyekan iseng, lama-kelamaan keasyikan dan ternyata direspons bahagia oleh diaspora Indonesia di mancanegara dan para mitra brand. Ya saya seriusin saja bisnisnya biar semuanya tambah happy,” tambah Hamzah.
Kejelian Hamzah melihat pasar diaspora membuahkan hasil yang maksimal. Bersama tim perintis yang berjumlah 12 orang di awal pendirian, ia menyusun formula bisnis yang membidik pasar Diaspora Indonesia yang berjumlah lebih dari 12 juta orang di berbagai negara.
Sejak mulai beroperasi pada 2020, Master Bagasi berhasil menggandeng sekitar 100 brand asli Indonesia dan menjualnya ke lebih dari 80 negara di dunia. Bersama 30 karyawan, fundamental bisnis Master Bagasi semakin kuat dan berkelanjutan.
“Bagi kami, salah satu komponen penting untuk keberlanjutan bisnis adalah dengan menjaga kebahagiaan setiap stakeholders. Apalagi mitra-mitra yang sudah bekerja sama dengan kami. Produk dan brand mereka bisa dipasarkan di Amerika Serikat, Korea, Jepang, Inggris dan 80 negara lainnya. Mereka happy, kami pun tambah happy,” lanjut pria pengagum Mohammad Hatta tersebut.
Prinsip bisnis yang dipegang Hamzah tersebut, menjadi salah satu kekuatan utama Master Bagasi eksis menggarap pasar global. Kiprahnya secara aktif dan signifikan mampu mengelevasi citra produk Indonesia ke tingkat internasional dan membawa kekayaan budaya Tanah Air ke pangkuan dunia.
Hamzah mengaku, melalui Master Bagasi ia bertekad membawa budaya dan cita rasa Indonesia ke seluruh penjuru dunia. Seperti halnya kekuatan dan daya tarik budaya dari Korean Waves.
“Terinspirasi dari Amazon dan Tokopedia, kami juga tengah mengembangkan platform web dan aplikasi Master Bagasi yang mudah digunakan. Master Bagasi juga mampu melayani kebutuhan dan aspirasi diaspora Indonesia serta mengakselerasi digitalisasi dan eksistensi keberlanjutan bisnis brand asli Indonesia di mancanegara,” lanjutnya lagi.
Inspirasi dari Amazon, Tokopedia dan Korean Waves tersebut yang kemudian diformulasikan menjadi sebuah masterpiece yang mengintegrasikan antara ecommerce, on demand services fintech, dan international logistics. Empat core business yang saling terhubung tersebut membawa Master Bagasi sebagai pembawa kebahagiaan untuk stakeholders melalui ekosistem bisnis digital bagi ribuan produk dari brand asli Indonesia dan juga untuk Diaspora Indonesia.
Kini, Master Bagasi menjadi rujukan dan etalase ribuan produk dari ratusan brand asli Indonesia, dan mengirimkannya ke seluruh penjuru dunia. Dampaknya bukan untuk para diaspora Indonesia saja, tetapi juga membantu meningkatkan devisa negara Indonesia dan mendorong terciptanya “Indonesian Waves” di seluruh dunia.
“Dengan mencapai IPO pada tahun 2025, visi menjadi perusahaan yang tidak hanya sukses secara finansial, tetapi juga memberikan nilai positif bagi seluruh stakeholders. Segala upaya dan kerja keras kami didedikasikan untuk mewujudkan tujuan ini. Kami optimistis, dukungan dan partisipasi dari semua pihak, impian ini dapat menjadi kenyataan,” kata Hamzah, pendiri MB, dalam keterangannya, Minggu (20/8/2023).
Jika target itu terwujud, Master Bagasi bisa dibilang sukses melakukan perjalanan bisnisnya yang dimulai dari titik nol. Sebuah bisnis yang muncul dari sebuah ketidaksengajaan.
Hamzah yang merupakan jebolan Fakultas Hukum Universitas Indonesia mencoba meniti karier sesuai dengan latar belakangnya, menjadi pengacara. Sebagai pengacara, Hamzah berkesempatan berkunjung ke Korea Selatan dan berbagai negara di Asia.
Selama melakukan kunjungan itu, ia melihat peluang bisnis menggarap pasar diaspora Indonesia yang terbilang besar. Muncullah ide revolusioner dengan membawa produk Indonesia ke mancanegara dan mengibarkan bendera “Master Bagasi”.
Dari projek iseng tersebut, berkembang menjadi peluang bisnis yang menjanjikan, terutama karena memanfaatkan pasar dari komunitas Indonesia di luar negeri yang memiliki kebersamaan dan kesetiaan yang kuat.
Hamzah, pendiri Master Bagasi. Foto/Ist
“Awal mulanya hanya proyekan iseng, lama-kelamaan keasyikan dan ternyata direspons bahagia oleh diaspora Indonesia di mancanegara dan para mitra brand. Ya saya seriusin saja bisnisnya biar semuanya tambah happy,” tambah Hamzah.
Kejelian Hamzah melihat pasar diaspora membuahkan hasil yang maksimal. Bersama tim perintis yang berjumlah 12 orang di awal pendirian, ia menyusun formula bisnis yang membidik pasar Diaspora Indonesia yang berjumlah lebih dari 12 juta orang di berbagai negara.
Sejak mulai beroperasi pada 2020, Master Bagasi berhasil menggandeng sekitar 100 brand asli Indonesia dan menjualnya ke lebih dari 80 negara di dunia. Bersama 30 karyawan, fundamental bisnis Master Bagasi semakin kuat dan berkelanjutan.
“Bagi kami, salah satu komponen penting untuk keberlanjutan bisnis adalah dengan menjaga kebahagiaan setiap stakeholders. Apalagi mitra-mitra yang sudah bekerja sama dengan kami. Produk dan brand mereka bisa dipasarkan di Amerika Serikat, Korea, Jepang, Inggris dan 80 negara lainnya. Mereka happy, kami pun tambah happy,” lanjut pria pengagum Mohammad Hatta tersebut.
Prinsip bisnis yang dipegang Hamzah tersebut, menjadi salah satu kekuatan utama Master Bagasi eksis menggarap pasar global. Kiprahnya secara aktif dan signifikan mampu mengelevasi citra produk Indonesia ke tingkat internasional dan membawa kekayaan budaya Tanah Air ke pangkuan dunia.
Hamzah mengaku, melalui Master Bagasi ia bertekad membawa budaya dan cita rasa Indonesia ke seluruh penjuru dunia. Seperti halnya kekuatan dan daya tarik budaya dari Korean Waves.
“Terinspirasi dari Amazon dan Tokopedia, kami juga tengah mengembangkan platform web dan aplikasi Master Bagasi yang mudah digunakan. Master Bagasi juga mampu melayani kebutuhan dan aspirasi diaspora Indonesia serta mengakselerasi digitalisasi dan eksistensi keberlanjutan bisnis brand asli Indonesia di mancanegara,” lanjutnya lagi.
Inspirasi dari Amazon, Tokopedia dan Korean Waves tersebut yang kemudian diformulasikan menjadi sebuah masterpiece yang mengintegrasikan antara ecommerce, on demand services fintech, dan international logistics. Empat core business yang saling terhubung tersebut membawa Master Bagasi sebagai pembawa kebahagiaan untuk stakeholders melalui ekosistem bisnis digital bagi ribuan produk dari brand asli Indonesia dan juga untuk Diaspora Indonesia.
Baca Juga
Kini, Master Bagasi menjadi rujukan dan etalase ribuan produk dari ratusan brand asli Indonesia, dan mengirimkannya ke seluruh penjuru dunia. Dampaknya bukan untuk para diaspora Indonesia saja, tetapi juga membantu meningkatkan devisa negara Indonesia dan mendorong terciptanya “Indonesian Waves” di seluruh dunia.
(uka)