Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Masih Ditopang Sektor Mobilitas
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) melihat bahwa secara sektoral, ekonomi terus tumbuh secara konsisten mengikuti pola pertumbuhan pasca-pandemi Covid-19. Prospek pertumbuhan ekonomi masih akan ditopang sektor-sektor terkait mobilitas.
"Sektor konstruksi juga masih akan mengalami akselerasi mengikuti pola siklus tahunan yang pada semester II mengalami akselerasi karena mengejar target penyelesaian proyek," ungkap Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro dalam Media Gathering & Presentasi Macroeconomic Outlook Mandiri, Selasa (22/8/2023).
Sektor terkait komoditas masih tumbuh tinggi, namun mengalami perlambatan karena koreksi harga di pasar global. Risiko pertumbuhan sektoral ke depan, ada pelemahan permintaan akibat resesi ekonomi global yang mengancam kinerja produk-produk orientasi ekspor ke negara maju, seperti, tekstil dan garmen, alas kaki, furniture dan kayu lapis.
Situasi itu juga terkait dengan perlu diwaspadainya tantangan ekonomi global terutama terkait prospek perekonomian Amerika Serikat (AS) dan China. IMF menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi AS akan melambat ke 1,8% tahun 2023, sementara China akan tumbuh 5,2% di tahun 2023, dan melambat ke 4,5% di tahun 2024.
Perekonomian Indonesia sendiri mencatatkan pertumbuhan 5,17% di kuartal II-2023 dengan dorongan dari berlanjutnya pertumbuhan di konsumsi rumah tangga, investasi, serta belanja pemerintah.
"Sektor konstruksi juga masih akan mengalami akselerasi mengikuti pola siklus tahunan yang pada semester II mengalami akselerasi karena mengejar target penyelesaian proyek," ungkap Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro dalam Media Gathering & Presentasi Macroeconomic Outlook Mandiri, Selasa (22/8/2023).
Sektor terkait komoditas masih tumbuh tinggi, namun mengalami perlambatan karena koreksi harga di pasar global. Risiko pertumbuhan sektoral ke depan, ada pelemahan permintaan akibat resesi ekonomi global yang mengancam kinerja produk-produk orientasi ekspor ke negara maju, seperti, tekstil dan garmen, alas kaki, furniture dan kayu lapis.
Situasi itu juga terkait dengan perlu diwaspadainya tantangan ekonomi global terutama terkait prospek perekonomian Amerika Serikat (AS) dan China. IMF menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi AS akan melambat ke 1,8% tahun 2023, sementara China akan tumbuh 5,2% di tahun 2023, dan melambat ke 4,5% di tahun 2024.
Perekonomian Indonesia sendiri mencatatkan pertumbuhan 5,17% di kuartal II-2023 dengan dorongan dari berlanjutnya pertumbuhan di konsumsi rumah tangga, investasi, serta belanja pemerintah.
(uka)