Diguncang WFH, Rupiah Hari Ini Ditutup Melemah ke Rp15.328
loading...
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) kembali ditutup melemah pada perdagangan Rabu (23/8/2023), turun 11 poin di level Rp15.328 dari penutupan sebelumnya di Rp15.316.
Pengamat Pasar Uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, pergerakan rupiah dibayangi sentimen internal, yakni kebijakan kerja dari rumah atau work from home (WFH) yang tengah diterapkan pemerintah DKI Jakarta untuk ASN di Ibu Kota dalam mengatasi polusi udara disebut bisa berdampak pada laju perekonomian. Pasalnya, kebijakan WFH dipastikan berdampak langsung pada perputaran uang secara luas.
"Penerapan WFH di Jakarta bisa sebabkan mengurangi pertumbuhan ekonomi hingga minus 0,73%," tulis Ibrahim dalam risetnya, Rabu (23/8/2023).
Hal itu karena lapangan pekerjaan turun 1,76% serta upah riil yang minus 1,73%. Adapun dampak ke tingkat nasional, kebijakan ini bisa menurunkan pertumbuhan ekonomi sebesar minus 0,02 persen.
Dampak terhadap laju perekonomian nasional diyakini ada karena Jakarta menjadi barometer ekonomi nasional. Pengeluaran masyarakat di kota besar khususnya Jakarta sebagian besar untuk transportasi. "Katakan dari 100% pengeluaran, 10% untuk transportasi, kalau ini tidak ada maka penyerapan tenaga kerja terkoreksi, upah riil tidak ada," jelas Ibrahim.
Namun, dampak negatif dari kebijakan WFH tak bisa disamaratakan untuk keseluruhan sektor ekonomi. Terdapat beberapa sektor ekonomi yang tetap produksi meski di tengah kebijakan WFH dengan sistem digital. Misalnya, seperti industri makanan dan minuman yang mulai membangun rantai bisnis digital sehingga tidak akan terpengaruh kebijakan WFH.
Lebih lanjut, berkaca dari kebijakan WFH saat Covid-19, aspek kesehatan memang penting. Namun, di sisi lain akar permasalahan utama polusi harus dipecahkan. Bila nantinya udara kembali bersih pasca diterapkan WFH, tanpa penanganan lebih lanjut pada akar masalah, polusi udara bukan tidak mungkin kembali naik. Berdasarkan sentimen diatas, mata uang rupiah pada perdagangan besok masih diprediksi bergerak fluktuatif cenderung melemah di rentang Rp15.300-Rp15.360.
Pengamat Pasar Uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, pergerakan rupiah dibayangi sentimen internal, yakni kebijakan kerja dari rumah atau work from home (WFH) yang tengah diterapkan pemerintah DKI Jakarta untuk ASN di Ibu Kota dalam mengatasi polusi udara disebut bisa berdampak pada laju perekonomian. Pasalnya, kebijakan WFH dipastikan berdampak langsung pada perputaran uang secara luas.
"Penerapan WFH di Jakarta bisa sebabkan mengurangi pertumbuhan ekonomi hingga minus 0,73%," tulis Ibrahim dalam risetnya, Rabu (23/8/2023).
Hal itu karena lapangan pekerjaan turun 1,76% serta upah riil yang minus 1,73%. Adapun dampak ke tingkat nasional, kebijakan ini bisa menurunkan pertumbuhan ekonomi sebesar minus 0,02 persen.
Dampak terhadap laju perekonomian nasional diyakini ada karena Jakarta menjadi barometer ekonomi nasional. Pengeluaran masyarakat di kota besar khususnya Jakarta sebagian besar untuk transportasi. "Katakan dari 100% pengeluaran, 10% untuk transportasi, kalau ini tidak ada maka penyerapan tenaga kerja terkoreksi, upah riil tidak ada," jelas Ibrahim.
Namun, dampak negatif dari kebijakan WFH tak bisa disamaratakan untuk keseluruhan sektor ekonomi. Terdapat beberapa sektor ekonomi yang tetap produksi meski di tengah kebijakan WFH dengan sistem digital. Misalnya, seperti industri makanan dan minuman yang mulai membangun rantai bisnis digital sehingga tidak akan terpengaruh kebijakan WFH.
Lebih lanjut, berkaca dari kebijakan WFH saat Covid-19, aspek kesehatan memang penting. Namun, di sisi lain akar permasalahan utama polusi harus dipecahkan. Bila nantinya udara kembali bersih pasca diterapkan WFH, tanpa penanganan lebih lanjut pada akar masalah, polusi udara bukan tidak mungkin kembali naik. Berdasarkan sentimen diatas, mata uang rupiah pada perdagangan besok masih diprediksi bergerak fluktuatif cenderung melemah di rentang Rp15.300-Rp15.360.
(nng)