Memajukan Bisnis melalui Pemanfaatan Crowdsourcing yang Tepat
loading...
A
A
A
Sumber daya manusia menjadi hambatan terbesar bagi banyak perusahaan untuk berinovasi. Riset bertajuk Gartner CMO Brand Strategy and Innovation Survey mencatat sebanyak 41% perusahaan kesulitan berinovasi karena kurangnya sumber daya manusia dengan keterampilan yang dibutuhkan.
Menurut Oscar, crowdsourcing telah memungkinkan apa yang tidak bisa dilakukan tim riset internal perusahaan. Pasalnya, crowdsourcing mampu mengatasi masalah keterbatasan sumber daya manusia dengan mengundang kelompok pemikir atau inovator dari berbagai disiplin ilmu untuk menyumbangkan pengetahuan mereka dan membantu perusahaan berinovasi. Khususnya bagi bisnis dengan basis pengguna atau user yang melimpah.
"Ketika mereka memiliki user yang besar, akan sulit bagi perusahaan untuk menangkap permasalahan terhadap produknya atau juga masukan terhadap produknya, dan dengan crowdsourcing perusahaan bisa menghimpun data yang lebih luas, lebih besar, lebih banyak, jadi mereka akan mendapatkan point of view yang lebih luas," kata sosok di balik berbagai inovasi teknologi kemanusiaan di Indonesia.
Tak cuma menghimpun ide secara masif, kata Oscar, crowdsourcing juga mendorong perusahaan mengumpulkan data dan informasi berdasarkan pengalaman nyata dan fakta yang diperoleh langsung dari masyarakat atau pengguna. Dengan begitu, perusahaan dapat mengesampingkan segala asumsi mereka, baik ketika menghimpun masalah utama yang sebenarnya dihadapi perusahaan atau ketika mencari solusi atas permasalahan berikut.
"Satu hal mendasar dalam crowdsourcing adalah menghilangkan asumsi. Karena ketika kita menghimpun masalah melalui crowdsourcing, we got all the problem from the real user," katanya.
Crowdsourcing juga bisa digunakan untuk menguji asumsi yang telah ada. Dengan mengajukan pertanyaan kepada masyarakat, perusahaan dapat melihat apakah asumsi mereka diterima atau dipertanyakan oleh mayoritas orang. Hal ini juga disebut Oscar sebagai salah satu keuntungan crowdsourcing dalam hal menilai kedalaman suatu masalah.
Lebih Cepat dan Hemat Biaya
Saat memecahkan masalah secara internal, perusahaan dibatasi dengan seberapa cepat departemen litbang atau karyawan mereka dapat bekerja. Crowdsourcing juga memungkinkan perusahaan mengeluarkan lebih sedikit biaya.
Menurut Oscar, melalui crowdsourcing, perusahaan tidak perlu mempekerjakan para ahli, insinyur, atau membangun laboratorium inovasi. Mereka hanya perlu meluncurkan tantangan atau pertanyaan, menyusun tujuan atau goals, menyusun metodologi crowdsourcing secara end-to-end dan memberikan insentif bagi pihak yang mengurunkan dayanya.
Oscar menekankan, insentif yang diberikan tak melulu berbentuk materi, bisa berupa sertifikat, penghargaan, dan lain sebagainya.
Menurut Oscar, crowdsourcing telah memungkinkan apa yang tidak bisa dilakukan tim riset internal perusahaan. Pasalnya, crowdsourcing mampu mengatasi masalah keterbatasan sumber daya manusia dengan mengundang kelompok pemikir atau inovator dari berbagai disiplin ilmu untuk menyumbangkan pengetahuan mereka dan membantu perusahaan berinovasi. Khususnya bagi bisnis dengan basis pengguna atau user yang melimpah.
"Ketika mereka memiliki user yang besar, akan sulit bagi perusahaan untuk menangkap permasalahan terhadap produknya atau juga masukan terhadap produknya, dan dengan crowdsourcing perusahaan bisa menghimpun data yang lebih luas, lebih besar, lebih banyak, jadi mereka akan mendapatkan point of view yang lebih luas," kata sosok di balik berbagai inovasi teknologi kemanusiaan di Indonesia.
Tak cuma menghimpun ide secara masif, kata Oscar, crowdsourcing juga mendorong perusahaan mengumpulkan data dan informasi berdasarkan pengalaman nyata dan fakta yang diperoleh langsung dari masyarakat atau pengguna. Dengan begitu, perusahaan dapat mengesampingkan segala asumsi mereka, baik ketika menghimpun masalah utama yang sebenarnya dihadapi perusahaan atau ketika mencari solusi atas permasalahan berikut.
"Satu hal mendasar dalam crowdsourcing adalah menghilangkan asumsi. Karena ketika kita menghimpun masalah melalui crowdsourcing, we got all the problem from the real user," katanya.
Crowdsourcing juga bisa digunakan untuk menguji asumsi yang telah ada. Dengan mengajukan pertanyaan kepada masyarakat, perusahaan dapat melihat apakah asumsi mereka diterima atau dipertanyakan oleh mayoritas orang. Hal ini juga disebut Oscar sebagai salah satu keuntungan crowdsourcing dalam hal menilai kedalaman suatu masalah.
Lebih Cepat dan Hemat Biaya
Saat memecahkan masalah secara internal, perusahaan dibatasi dengan seberapa cepat departemen litbang atau karyawan mereka dapat bekerja. Crowdsourcing juga memungkinkan perusahaan mengeluarkan lebih sedikit biaya.
Menurut Oscar, melalui crowdsourcing, perusahaan tidak perlu mempekerjakan para ahli, insinyur, atau membangun laboratorium inovasi. Mereka hanya perlu meluncurkan tantangan atau pertanyaan, menyusun tujuan atau goals, menyusun metodologi crowdsourcing secara end-to-end dan memberikan insentif bagi pihak yang mengurunkan dayanya.
Oscar menekankan, insentif yang diberikan tak melulu berbentuk materi, bisa berupa sertifikat, penghargaan, dan lain sebagainya.