Memajukan Bisnis melalui Pemanfaatan Crowdsourcing yang Tepat

Senin, 04 September 2023 - 15:08 WIB
loading...
A A A
"Sebenarnya perusahaan bisa mempekerjakan researcher atau peneliti ya, tapi tentu membutuhkan biayanya besar sekali. Dengan crowdsourcing, biayanya lebih rendah dan perusahaan bisa menghimpun ide dengan lebih maksimal," kata Oscar.

Salah satu bukti nyata kesuksesan crowdsourcing terlihat dari kompetisi The Goldcorp Challenge pada tahun 2000. Dengan mempublikasikan 400 megabyte data geologis hasil riset perusahaan dan menawarkan CAD575.000 (Rp3,6 miliar), Goldcorp dikirimi 1.000 ide inovasi yang salah satunya memungkinkan perusahaan mengidentifikasi 110 lokasi deposit emas dan menemukan emas senilai CAD6 miliar (Rp38 triliun).

Memiliki aspek komunal serta kompetitif, membuat crowdsourcing tidak hanya menawarkan kesempatan untuk mengembangkan solusi atau ide inovasi, tapi juga meningkatkan awareness atau kesadaran di masyarakat.

Lays misalnya, produsen makanan ringan asal Amerika itu beralih ke crowdsourcing untuk meminta penggemar keripik kentang menyumbangkan ide terbaik untuk rasa keripik kentang baru mereka. Melalui crowdsourcing bertajuk Do Us Flavor, Lays menerima 14,4 juta ide rasa baru sekaligus meningkatkan citra positif merek tersebut.

Bagaimana tidak, Forbes mencatat kompetisi Do Us Flavor mencatatkan peningkatan kesadaran iklan sebesar 2%. Tak hanya itu, skor Buzz yang mengukur apakah lebih banyak konsumen mendengar hal-hal positif tentang suatu merek dalam dua minggu terakhir juga dilaporkan melonjak 6 poin. Niat konsumen untuk membeli keripik kentang merek Lays juga mengalami peningkatan.

Memastikan Keberhasilan Crowdsourcing

Terlepas dari segudang manfaat yang diberikan, melaksanakan crowdsourcing tidak bisa dianggap sepele. Oscar menegaskan, banyak perusahaan terjebak dan menganggap metode satu ini sebagai ajang kompetisi inovasi. Meski melibatkan tantangan yang perlu diselesaikan, crowdsourcing lebih dari sekadar menghimpun ide inovasi.

Oscar menekankan dibutuhkan strategi atau metodologi secara end-to-end mulai dari mengkurasi masalah yang dihadapi perusahaan dan menentukan masalah utama yang hendak diselesaikan, lalu menghimpun solusi hingga memastikan solusi tersebut bisa diimplementasikan di dalam perusahaan.

"End-to-end ini yang terkadang suka lepas di perusahaan-perusahaan, jadi saya kira perlu memang ada satu framework untuk memastikan crowdsourcing ini nggak cuma collecting the information, collecting the idea, tapi juga memikirkan langkah selanjutnya setelah mendapatkan solusi tadi," katanya.

Innovesia adalah salah satu yang berpengalaman menuntun perusahaan atau organisasi lainnya untuk mengembangkan strategi dan eksekusi crowdsourcing demi mengembangkan model bisnis melalui layanan konsultasi end-to-end yang strategis. Berdiri sejak 2015, Innovesia tak hanya dipercaya atas kemampuannya menjelajahi potensi inovasi dari luar perusahaan tapi juga membantu perusahaan mengidentifikasi dan mendalami masalah utama mereka dalam bisnis.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1524 seconds (0.1#10.140)