Kesenjangan Keahlian Jadi Hambatan Besar Ekonomi RI

Kamis, 06 April 2017 - 13:12 WIB
Kesenjangan Keahlian Jadi Hambatan Besar Ekonomi RI
Kesenjangan Keahlian Jadi Hambatan Besar Ekonomi RI
A A A
JAKARTA - Asian Development Bank (ADB) dalam acara Asian Development Outlook (ADO) 2017 telah mengidentifikasi kesenjangan keahlian menjadi hambatan besar bagi Indonesia dalam merealisasikan potensi pertumbuhan ekonomi.

(Baca Juga: ADB Proyeksi Ekonomi RI Terus Tumbuh Ditopang Tiga Sektor)

Kepala Perwakilan ADB di Indonesia Winfried Wicklein mengatakan, perlu dilakukan berbagai upaya dengan fokus pada strategi untuk memobilisasi sumber daya pemerintah dan swasta bagi pendidikan dan pelatihan. Termasuk meningkatkan efisiensi belanja di sektor pendidikan publik.

"Kerja sama dengan sektor swasta sangat diperlukan, agar para lulusan dapat memenuhi standar keterampilan yang dibutuhkan dan terus berubah, seiring pergerakan Indonesia menuju negara berpenghasilan menengah yang lebih tinggi," ujar dia di Jakarta, Kamis (6/4/2017).

Secara umum, untuk pencapaian pendidikan di Indonesia telah meningkat, namun lebih dari setengah, seluruh tenaga kerja Indonesia belum menuntaskan Sekolah Menengah Atas (SMA), dan satu dari empat pemudanya belum menyelesaikan pendidikan 12 tahun.

"Mutu pendidikan, dan ketidakcocokan antara keahlian yang dimiliki para lulusan dengan yang diperlukan lapangan pekerjaan, perlu mendapat perhatian khusus," tutup dia.

Menurutnya, sejumlah risiko bakal menghantui proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan. Baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. "Risiko yang dapat memengaruhi proyeksi ini antara lain kemungkinan lambatnya pelaksanaan reformasi kebijakan, dan kurangnya pendapatan fiskal," ujarnya.

ADO juga mengidentifikasi risiko eksternal yang berasal dari ketidakpastian atas kebijakan perdagangan di negara-negara maju, dan pemulihan ekonomi yang lebih lemah daripada perkiraan di sejumlah mitra perdagangan utama.

"Saat ini, kami mencatat bahwa pemerintah Indonesia amat bersungguh-sungguh melakukan reformasi kebijakannya. Reformasi tersebut, beserta fokus yang kuat pada pembangunan infrastruktur, akan membantu mendorong investasi dan mendiversifikasi kegiatan ekonomi dalam jangka menengah dan panjang," terangnya.

Diberitakan sebelumnya, ADB memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini 5,1% dan tahun depan sebesar 5,1%. Namun, ini bukan tanpa risiko.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4602 seconds (0.1#10.140)