Peserta Kartu Prakerja Didominasi Perempuan, Jangan Kaget Emak-emak Bisa Servis Motor
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kaum perempuan mendominasi peserta Kartu Prakerja , dimana angkanya mencapai sekitar 51% atau setara 8,8 juta orang penerima program kartu Prakerja. Sementara itu tercatat jumlah peserta Kartu Prakerja sudah mencapai 17 juta orang lebih.
"Angka ini sangat menakjubkan kalau dilihat lebih detail dari jumlah perempuan penerima program Kartu Prakerja tersebut, 4% di antaranya adalah kepala keluarga, 77% menganggur sebelum program. Mereka tadinya hanya bermodalkan ijazah, baik ijazah SMA, ijazah diploma, maupun ijazah sarjana," ungkap Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja, Denni Puspa Purbasari dalam Diskusi Publik: Prakerja dan Perempuan Indonesia di Jakarta, Rabu (13/9/2023).
Selanjutnya, dari angka perempuan penerima Kartu Prakerja tersebut, sebanyak 88% belum pernah mengikuti pelatihan, dan 34% tidak memiliki rekening bank/e-wallet sebelumnya.
"Jadi program Kartu Prakerja ini intensinya bukan untuk inklusi finansial, tetapi ternyata setelah diberi pelatihan dan selesai, baru mendapatkan insentif tunai, dan mereka harus membuka rekening atas nama mereka, itu ternyata banyak yang belum pernah punya rekening," tambah Denni.
Dia pun menekankan betapa pentingnya kemandirian keuangan bagi perempuan dalam mengambil keputusan untuk keluarga. Riset menemukan, bahwa jika perempuan secara finansial bisa mandiri dan memiliki pendapatan sendiri, itu memiliki dampak positif untuk kesehatan dan pendidikan anak-anak.
"Selanjutnya Program Kartu Prakerja ternyata bisa 'break the stereotype', pelatihan yang biasa laki-laki justru populer di kalangan perempuan," sambung Denni.
53% peserta dari pelatihan seperti memasang instalasi, servis dan cleaning AC split bagi teknisi AC, memperbaiki sistem rangka bagi calon mekanik sepeda motor, penguasaan SQL untuk manajemen data yang efektif, dan sejumlah pelatihan yang biasanya laki-laki justru diikuti dari kalangan perempuan
"Jadi, jangan kaget kalau nanti perempuan bisa menservice motornya sendiri. Terutama untuk daerah-daerah jauh, terutama ibu-ibu yang menggunakan sepeda motor untuk bekerja, mungkin lebih handy untuk mereka kemudian melakukan perawatan sepeda motornya sendiri," pungkas Denni.
"Angka ini sangat menakjubkan kalau dilihat lebih detail dari jumlah perempuan penerima program Kartu Prakerja tersebut, 4% di antaranya adalah kepala keluarga, 77% menganggur sebelum program. Mereka tadinya hanya bermodalkan ijazah, baik ijazah SMA, ijazah diploma, maupun ijazah sarjana," ungkap Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja, Denni Puspa Purbasari dalam Diskusi Publik: Prakerja dan Perempuan Indonesia di Jakarta, Rabu (13/9/2023).
Selanjutnya, dari angka perempuan penerima Kartu Prakerja tersebut, sebanyak 88% belum pernah mengikuti pelatihan, dan 34% tidak memiliki rekening bank/e-wallet sebelumnya.
"Jadi program Kartu Prakerja ini intensinya bukan untuk inklusi finansial, tetapi ternyata setelah diberi pelatihan dan selesai, baru mendapatkan insentif tunai, dan mereka harus membuka rekening atas nama mereka, itu ternyata banyak yang belum pernah punya rekening," tambah Denni.
Dia pun menekankan betapa pentingnya kemandirian keuangan bagi perempuan dalam mengambil keputusan untuk keluarga. Riset menemukan, bahwa jika perempuan secara finansial bisa mandiri dan memiliki pendapatan sendiri, itu memiliki dampak positif untuk kesehatan dan pendidikan anak-anak.
"Selanjutnya Program Kartu Prakerja ternyata bisa 'break the stereotype', pelatihan yang biasa laki-laki justru populer di kalangan perempuan," sambung Denni.
53% peserta dari pelatihan seperti memasang instalasi, servis dan cleaning AC split bagi teknisi AC, memperbaiki sistem rangka bagi calon mekanik sepeda motor, penguasaan SQL untuk manajemen data yang efektif, dan sejumlah pelatihan yang biasanya laki-laki justru diikuti dari kalangan perempuan
"Jadi, jangan kaget kalau nanti perempuan bisa menservice motornya sendiri. Terutama untuk daerah-daerah jauh, terutama ibu-ibu yang menggunakan sepeda motor untuk bekerja, mungkin lebih handy untuk mereka kemudian melakukan perawatan sepeda motornya sendiri," pungkas Denni.
(akr)