PLN Tembus Pulau Terluar Indonesia, Nelayan Matutuang: Sekarang Bisa Beli Kulkas
loading...
A
A
A
TAHUNA - Jelang Kemerdekaan RI, PLN berhasil menembus Pulau Matutuang, salah satu pulau terluar yang berlokasi di Kecamatan Marore, Kabupaten Kepulauan Sangihe, keberhasilan ini disambut antusias warga. Edward Mokodompis, salah satu nelayan di pulau Matutuang, mengungkapkan kegembiraannya atas daerah tempat tinggalnya yang kini sudah berlistrik.
“Dulu penerangan kami hanya menggunakan lampu petromaks, pakai lampu dari PLTS juga, sekarang sudah ada PLN jadi sudah terang dan kami bisa membeli kulkas untuk menampung hasil tangkapan ikan. Ekonomi kami tentu dapat semakin berkembang. Terimakasih PLN,” ucap Edward.
(Baca Juga: Siap Jalankan Stimulus Covid-19, PLN Pastikan Keuangan Tak Terganggu )
Meskipun akses pulau sulit dijangkau, namun PLN berhasil mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Matutuang berkapasitas 120 kiloWatt (kW). Hal ini sebagai wujud komitmen PLN untuk memberikan terang hingga keujung Negeri.
"Ditengah pandemi Covid-19, PLN tak henti untuk terus membangun kelistrikan hingga pulau terluar agar listrik dapat dinikmati secara merata oleh seluruh rakyat Indonesia," ungkap General Manager PLN Unit Induk Wilayah Sulawesi Utara, Tengah dan Gorontalo (Suluttenggo) Leo Maria Basuki Bremani.
Pembangunan infrastruktur kelistrikan di Pulau Matututang mulai dibangun sejak tahun 2018. Selain membangun PLTD, PLN juga membangun Jaringan Tegangan Menengah (JTM) sepanjang 0,05 kilometer sirkuit (kms), Jaringan Tegangan Rendah (JTR) sepanjang 2 kms dan gardu distribusi dengan kapasitas 50 kiloVolt Ampere (kVA).
PLN akan terus melakukan perluasan jaringan listrik seiring dengan peningkatan kebutuhan masyarakat. Saat ini sistem kelistrikan di Pulau Matutuang baru beroperasi 6 jam, yakni dari pukul 18:00-00.00 WITA.
(Baca Juga: Tarif Tidak Naik, Penjualan Listrik PLN Capai Rp135,41 Triliun Saat Pandemi )
“Saat ini PLN sudah melakukan penyambungan listrik untuk 59 pelanggan dan masih ada potensi penambahan hingga 100 pelanggan. Ke depan waktu layanan juga akan kami tingkatkan secara bertahap,” tambah Leo.
Dirinya juga menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe, khususnya Camat Marore dan Perangkat Desa Matutuang atas sinergi yang dibangun dengan sangat baik. “Tanpa adanya sinergi tersebut pasti sulit bagi PLN dan Pemerintah untuk menyelesaikan program ini,” ujar Leo.
Sebelum mendapatkan listrik PLN, warga Pulau Matutuang mendapatkan listrik melalui PLTS, akan tetapi PLTS tersebut mengalami gangguan. Selanjutnya beberapa warga kemudian menggunakan mesin genset, baik milik desa maupun pribadi untuk menghasilkan listrik.
Pulau Matutuang adalah salah satu dari pulau perbatasan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di Sulawesi Utara, Kabupaten Kepulauan Sangihe dan bagian dari Kecamatan Kepulauan Marore. Kecamatan ini memiliki 10 pulau dan terbagi dari empat pulau berpenduduk, di dalamnya Marore, Kawio, Kemboleng,dan Matutuang. Sementara itu satu pulau lainnya seperti Mamanu, berpenghuni musiman dan 5 pulau lainnya tak berpenghuni.
Hingga bulan Juli 2020, rasio elektrifikasi Provinsi Sulawesi Utara telah mencapai 99,23%”. PLN menyadari listrik merupakan kebutuhan vital bagi masyarakat, untuk itu PLN terus berupaya meningkatkan rasio elektrifikasi hingga ke pelosok tanah air, termasuk pulau perbatasan NKRI.
“Dulu penerangan kami hanya menggunakan lampu petromaks, pakai lampu dari PLTS juga, sekarang sudah ada PLN jadi sudah terang dan kami bisa membeli kulkas untuk menampung hasil tangkapan ikan. Ekonomi kami tentu dapat semakin berkembang. Terimakasih PLN,” ucap Edward.
(Baca Juga: Siap Jalankan Stimulus Covid-19, PLN Pastikan Keuangan Tak Terganggu )
Meskipun akses pulau sulit dijangkau, namun PLN berhasil mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Matutuang berkapasitas 120 kiloWatt (kW). Hal ini sebagai wujud komitmen PLN untuk memberikan terang hingga keujung Negeri.
"Ditengah pandemi Covid-19, PLN tak henti untuk terus membangun kelistrikan hingga pulau terluar agar listrik dapat dinikmati secara merata oleh seluruh rakyat Indonesia," ungkap General Manager PLN Unit Induk Wilayah Sulawesi Utara, Tengah dan Gorontalo (Suluttenggo) Leo Maria Basuki Bremani.
Pembangunan infrastruktur kelistrikan di Pulau Matututang mulai dibangun sejak tahun 2018. Selain membangun PLTD, PLN juga membangun Jaringan Tegangan Menengah (JTM) sepanjang 0,05 kilometer sirkuit (kms), Jaringan Tegangan Rendah (JTR) sepanjang 2 kms dan gardu distribusi dengan kapasitas 50 kiloVolt Ampere (kVA).
PLN akan terus melakukan perluasan jaringan listrik seiring dengan peningkatan kebutuhan masyarakat. Saat ini sistem kelistrikan di Pulau Matutuang baru beroperasi 6 jam, yakni dari pukul 18:00-00.00 WITA.
(Baca Juga: Tarif Tidak Naik, Penjualan Listrik PLN Capai Rp135,41 Triliun Saat Pandemi )
“Saat ini PLN sudah melakukan penyambungan listrik untuk 59 pelanggan dan masih ada potensi penambahan hingga 100 pelanggan. Ke depan waktu layanan juga akan kami tingkatkan secara bertahap,” tambah Leo.
Dirinya juga menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe, khususnya Camat Marore dan Perangkat Desa Matutuang atas sinergi yang dibangun dengan sangat baik. “Tanpa adanya sinergi tersebut pasti sulit bagi PLN dan Pemerintah untuk menyelesaikan program ini,” ujar Leo.
Sebelum mendapatkan listrik PLN, warga Pulau Matutuang mendapatkan listrik melalui PLTS, akan tetapi PLTS tersebut mengalami gangguan. Selanjutnya beberapa warga kemudian menggunakan mesin genset, baik milik desa maupun pribadi untuk menghasilkan listrik.
Pulau Matutuang adalah salah satu dari pulau perbatasan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di Sulawesi Utara, Kabupaten Kepulauan Sangihe dan bagian dari Kecamatan Kepulauan Marore. Kecamatan ini memiliki 10 pulau dan terbagi dari empat pulau berpenduduk, di dalamnya Marore, Kawio, Kemboleng,dan Matutuang. Sementara itu satu pulau lainnya seperti Mamanu, berpenghuni musiman dan 5 pulau lainnya tak berpenghuni.
Hingga bulan Juli 2020, rasio elektrifikasi Provinsi Sulawesi Utara telah mencapai 99,23%”. PLN menyadari listrik merupakan kebutuhan vital bagi masyarakat, untuk itu PLN terus berupaya meningkatkan rasio elektrifikasi hingga ke pelosok tanah air, termasuk pulau perbatasan NKRI.
(akr)