Wall Street Dibuka Lesu, Investor Masih Tunggu Titah The Fed
loading...
A
A
A
JAKARTA - Wall Street mengalami koreksi pada pembukaan perdagangan Selasa (19/9/2023). Optimisme pelaku pasar sedikit terbebani menjelang hasil keputusan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (Federal Reserve) pada Rabu depan.
Dow Jones Industrial Average (DJIA) koreksi 0,16 persen di 34.568,02, S&P 500 (SPX) melemah 0,22 persen di 4.443,70, sedangkan Nasdaq Composite (IXIC) tertekan 0,41 persen menjadi 13.654,41.
Rapat dewan kebiijakan The Fed resmi dimulai hari ini. Berlangsung selama dua hari, otoritas tertinggi perbankan negeri Paman Sam itu diprediksi bakal mengakhiri lonjakan suku bunganya.
Indikator FedWatch membaca peluang 71 persen The Fed akan mempertahankan suku bunga di level 5,25% hingga 5,50%. Pembacaan pelaku pasar muncul setelah sejumlah data makro baru-baru menunjukkan bahwa inflasi inti (core-inflation) AS bergerak menuju target 2 persen.
"Sebagian besar orang percaya bahwa The Fed akan menahan suku bunga pada pertemuan," kata Analis Dakota Wealth, Robert Pavlik, dilansir Reuters, Selasa (19/9/2023).
Di sisi lain, kenaikan harga minyak mentah global beberapa waktu terakhir memberi ancaman tersendiri bagi ekonomi domestik AS. Kenaikan angka inflasi terakhir juga sebagian besar juga disumbang lonjakan harga bensin.
Selain kebijakan suku bunga, investor juga akan memantau laporan triwulanan The Fed yang bakal memaparkan proyeksi ekonomi AS ke depan. Hal ini dapat menjadi ukuran untuk menerka kebijakan bank sentral dalam jangka panjang.
Dow Jones Industrial Average (DJIA) koreksi 0,16 persen di 34.568,02, S&P 500 (SPX) melemah 0,22 persen di 4.443,70, sedangkan Nasdaq Composite (IXIC) tertekan 0,41 persen menjadi 13.654,41.
Rapat dewan kebiijakan The Fed resmi dimulai hari ini. Berlangsung selama dua hari, otoritas tertinggi perbankan negeri Paman Sam itu diprediksi bakal mengakhiri lonjakan suku bunganya.
Indikator FedWatch membaca peluang 71 persen The Fed akan mempertahankan suku bunga di level 5,25% hingga 5,50%. Pembacaan pelaku pasar muncul setelah sejumlah data makro baru-baru menunjukkan bahwa inflasi inti (core-inflation) AS bergerak menuju target 2 persen.
"Sebagian besar orang percaya bahwa The Fed akan menahan suku bunga pada pertemuan," kata Analis Dakota Wealth, Robert Pavlik, dilansir Reuters, Selasa (19/9/2023).
Di sisi lain, kenaikan harga minyak mentah global beberapa waktu terakhir memberi ancaman tersendiri bagi ekonomi domestik AS. Kenaikan angka inflasi terakhir juga sebagian besar juga disumbang lonjakan harga bensin.
Selain kebijakan suku bunga, investor juga akan memantau laporan triwulanan The Fed yang bakal memaparkan proyeksi ekonomi AS ke depan. Hal ini dapat menjadi ukuran untuk menerka kebijakan bank sentral dalam jangka panjang.
(nng)