Quantum Leap Pelindo Pascamerger, Siap Songsong Indonesia Emas
loading...
A
A
A
Transformasi dan inovasi yang dilakukan IKT yang sejalan dengan Pelindo itu terbukti mampu mendukung peningkatan ekspor mobil nasional. "Tanjung Priok memang menjadi andalan ekspor kendaraan bermotor," tegas Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara kepada SINDOnews.
Bagi industri kendaraan bermotor nasional, beragam fasilitas dan layanan yang dihadirkan IKT mampu membantu kelancaran proses ekspor maupun impor kendaraan dalam bentuk Completely Bulit Up (CBU) mapun Completely Knocked Down (CKD). Salah satu keunggulan yang dimiliki oleh IKT yakni dermaga yang memiliki kedalaman yang mampu disandari oleh kapal-kapal besar (mother vessels). "Kapal-kapal besar bisa bersandar dan mengangkut banyak kendaraan," tutur Kukuh.
Hingga semester pertama 2023, ekspor mobil dari Indonesia dalam bentuk CBU mencapai 248.004 unit, naik dari 198.311 unit dibandingkan 2022. Mengantisipasi volume ekspor yang semakin meningkat, IKT juga terus melakukan transormasi. Salah satunya melalui ekspansi perluasan lahan, hingga penjajakan kerja sama operasi dengan sejumlah pelabuhan yang dinilai potensial untuk dijadikan hub terminal kendaraan atau menjadi bagian dari terminal satelit. Bahkan, IPCC membuka peluang kerja sama dengan pabrikan kendaraan listrik (electric vehicle/EV) yang pengapalannya memerlukan penanganan khusus.
Untuk mendukung ekosistem ekspor dan impor kendaraan bermotor, IKT tancap gas dengan menyiapkan pembangunan Car Storage Building (CSB) seluas 3,2 hektare dengan kapasitas sekitar 1.400-1.500 unit kendaraan CBU. Selain itu, perluasan lapangan eksisting juga telah dilakukan melalui kerjasama dengan Pelindo Regional 2 Tanjung Priok dalam optimalisasi pengelolaan lapangan eks-PP seluas 2 hektare secara bertahap dimana saat ini sudah terealisasi 1,7 hektare.
"Opsi penambahan kapasitas juga melalui rencana kerjasama penyewaan lahan disekitar IKT Priok yang dapat digunakan utk lahan penumpukan internasional, domestik maupun kebutuhan PDC," kata Corporate Secretary IPCC Chandra Irawan kepada SINDOnews.
Beragam langkah inovatif yang dilakukan IKT itu, bagi PT Suzuki Indomobil Motor (SIM) sebagai salah satu pelanggan merupakan langkah progresif dalam mendukung peningkatan devisa negara dari ekspor kendaraan bermotor. “Pelayanan IKT dalam proses ekspor maupun impor kendaraan sudah berlangsung dengan baik dan memadai untuk kebutuhan kami,”tegas Head of Export 4W PT Suzuki Indomobil Motor (SIM) Domu Arisanto. Suzuki mengekspor beberapa kendaraan bermotor seperti Ertiga, XL 7 hybrid ke Kosta Rika, Nicaragua, Meksiko, dan Honduras.
Dalam menangani unit kendaraan ekspor, IKT memiliki standar yang ketat. Dalam hal handling dan storage, untuk unit CBU ekspor dan impor, saat kendaraan masuk ke dalam kawasan, dilakukan pengecekan unit di Central Inspection Facility (CIF), dimana jika terdapat temuan damage (kerusakan), scratch (goresan), dan dent (penyok), maka informasi tersebut akan dikonfirmasi kepada pabrikan. Hal itu dilakukan untuk menjaga kualitas kendaraan yang diekspor tetap terjaga. Pabrikan juga bisa mengakses dan memonitor kendaraan mulai dari masuk IKT (Port In), selama ada di IKT (Yard Location), dan masuk kedalam kapal (Port Out).
"Pengelolaan dan pelayanan IKT dalam hal penjagaan kualitas, kepastian dan keamanan ekspor sangat baik," tegasnya. Suzuki pun merasa terbantu dengan layanan pembersihan unit dan layanan pengecekan unit yang sesuai standar masing masing pabrikan. "Layanan Auto Gate System yang diberikan oleh IKT sangat membantu kelancaran proses pengiriman," ungkap Domu.
Secara keseluruhan, pelabuhan Tanjung Priok merupakan gerbang utama pengumpul devisa negara. Data menyebutkan, dalam kurun 2017-2021, total ekspor yang melewati Pelabuhan di ujung utara Jakarta itu mencapai USD274,2 miliar atau setara dengan 28,9% dari total ekspor Indonesia.
Dua tahun merger, kata Siswanto, Pelindo sudah menorehkan capaian gemilang. Salah satunya berhasil melakukan konsolidasi anak usaha, memperkuat portofolio bisnis di dalam negeri, hingga memangkas beragam inefisiensi yang sebelumnya kerap terjadi. Dengan adanya konsolidasi, Pelindo menjadi terbesar ke delapan di dunia.Pelindo, tegas dia, harus segera tancap gas untuk menghadapi tantangan-tantangan di masa depan. Tak sekadar menjalankan business as usual, tetapi perlu terus memperkuat posisinya, khususnya di ekosistem logistik dunia.
Bagi industri kendaraan bermotor nasional, beragam fasilitas dan layanan yang dihadirkan IKT mampu membantu kelancaran proses ekspor maupun impor kendaraan dalam bentuk Completely Bulit Up (CBU) mapun Completely Knocked Down (CKD). Salah satu keunggulan yang dimiliki oleh IKT yakni dermaga yang memiliki kedalaman yang mampu disandari oleh kapal-kapal besar (mother vessels). "Kapal-kapal besar bisa bersandar dan mengangkut banyak kendaraan," tutur Kukuh.
Hingga semester pertama 2023, ekspor mobil dari Indonesia dalam bentuk CBU mencapai 248.004 unit, naik dari 198.311 unit dibandingkan 2022. Mengantisipasi volume ekspor yang semakin meningkat, IKT juga terus melakukan transormasi. Salah satunya melalui ekspansi perluasan lahan, hingga penjajakan kerja sama operasi dengan sejumlah pelabuhan yang dinilai potensial untuk dijadikan hub terminal kendaraan atau menjadi bagian dari terminal satelit. Bahkan, IPCC membuka peluang kerja sama dengan pabrikan kendaraan listrik (electric vehicle/EV) yang pengapalannya memerlukan penanganan khusus.
Untuk mendukung ekosistem ekspor dan impor kendaraan bermotor, IKT tancap gas dengan menyiapkan pembangunan Car Storage Building (CSB) seluas 3,2 hektare dengan kapasitas sekitar 1.400-1.500 unit kendaraan CBU. Selain itu, perluasan lapangan eksisting juga telah dilakukan melalui kerjasama dengan Pelindo Regional 2 Tanjung Priok dalam optimalisasi pengelolaan lapangan eks-PP seluas 2 hektare secara bertahap dimana saat ini sudah terealisasi 1,7 hektare.
"Opsi penambahan kapasitas juga melalui rencana kerjasama penyewaan lahan disekitar IKT Priok yang dapat digunakan utk lahan penumpukan internasional, domestik maupun kebutuhan PDC," kata Corporate Secretary IPCC Chandra Irawan kepada SINDOnews.
Beragam langkah inovatif yang dilakukan IKT itu, bagi PT Suzuki Indomobil Motor (SIM) sebagai salah satu pelanggan merupakan langkah progresif dalam mendukung peningkatan devisa negara dari ekspor kendaraan bermotor. “Pelayanan IKT dalam proses ekspor maupun impor kendaraan sudah berlangsung dengan baik dan memadai untuk kebutuhan kami,”tegas Head of Export 4W PT Suzuki Indomobil Motor (SIM) Domu Arisanto. Suzuki mengekspor beberapa kendaraan bermotor seperti Ertiga, XL 7 hybrid ke Kosta Rika, Nicaragua, Meksiko, dan Honduras.
Dalam menangani unit kendaraan ekspor, IKT memiliki standar yang ketat. Dalam hal handling dan storage, untuk unit CBU ekspor dan impor, saat kendaraan masuk ke dalam kawasan, dilakukan pengecekan unit di Central Inspection Facility (CIF), dimana jika terdapat temuan damage (kerusakan), scratch (goresan), dan dent (penyok), maka informasi tersebut akan dikonfirmasi kepada pabrikan. Hal itu dilakukan untuk menjaga kualitas kendaraan yang diekspor tetap terjaga. Pabrikan juga bisa mengakses dan memonitor kendaraan mulai dari masuk IKT (Port In), selama ada di IKT (Yard Location), dan masuk kedalam kapal (Port Out).
"Pengelolaan dan pelayanan IKT dalam hal penjagaan kualitas, kepastian dan keamanan ekspor sangat baik," tegasnya. Suzuki pun merasa terbantu dengan layanan pembersihan unit dan layanan pengecekan unit yang sesuai standar masing masing pabrikan. "Layanan Auto Gate System yang diberikan oleh IKT sangat membantu kelancaran proses pengiriman," ungkap Domu.
Secara keseluruhan, pelabuhan Tanjung Priok merupakan gerbang utama pengumpul devisa negara. Data menyebutkan, dalam kurun 2017-2021, total ekspor yang melewati Pelabuhan di ujung utara Jakarta itu mencapai USD274,2 miliar atau setara dengan 28,9% dari total ekspor Indonesia.
Melompat Lebih Jauh
Pendiri dan Direktur The National Maritime Institute (Namarin) Siswanto Rusdi menilai sudah saatnya Pelindo sebagai bagian dari Ekosistem Logistik Nasional (ELN) melakukan ekspansi bisnis. Tak sekadar mengurusi ekosistem kepelabuhanan di dalam negeri, namun Pelindo perlu memperluas spektrum bisnisnya. "Sudah saatnya Pelindo melakukan quantum leap dengan melakukan ekspansi dan go global," ujarnya kepada SINDOnews.Dua tahun merger, kata Siswanto, Pelindo sudah menorehkan capaian gemilang. Salah satunya berhasil melakukan konsolidasi anak usaha, memperkuat portofolio bisnis di dalam negeri, hingga memangkas beragam inefisiensi yang sebelumnya kerap terjadi. Dengan adanya konsolidasi, Pelindo menjadi terbesar ke delapan di dunia.Pelindo, tegas dia, harus segera tancap gas untuk menghadapi tantangan-tantangan di masa depan. Tak sekadar menjalankan business as usual, tetapi perlu terus memperkuat posisinya, khususnya di ekosistem logistik dunia.