Quantum Leap Pelindo Pascamerger, Siap Songsong Indonesia Emas
loading...
A
A
A
Selain itu, Pelindo juga berfokus pada pengembangan beberapa pelabuhan yang menjadi proyek strategis nasional yang harapannya dapat menstimulasi pertumbuhan industri dan mendorong konektivitas nasional. Di antaranya, pengembangan Pelabuhan Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang dapat menstimulasi pertumbuhan industri pariwisata dan mendukung proses regasifikasi. Kemudian pengembangan Kawasan Ekosistem Pelabuhan Area Tanjung Priok yang terintegrasi dengan akses jalan New Priok Eastern Access (NPEA) dan terkoneksi dengan Jalan Tol Cibitung Cilincing. Juga pengembangan Pelabuhan Makassar New Port yang dapat mendukung pertumbuhan kargo di Kawasan Timur Indonesia.
Pelindo tidak hanya melakukan pengembangan dari sisi infrastruktur dan suprastruktur, melainkan juga dari sisi pengembangan industri yang menjadi fokus perusahaan. Misalnya, pengembangan pelabuhan Kijing yang terintegrasi dengan Kawasan Industri Pendukung, merupakan upaya untuk mendorong pertumbuhan industri area Kalimantan, sekaligus juga sebagai gerbang utama arus barang di Kalimantan Barat dan pintu ekspor terhadap komoditas alam di Kalimantan.
Dari area Timur Indonesia, Pelindo juga mendorong adanya hub di Pelabuhan Sorong yang akan menjadi konsolidator kargo pelabuhan di area Papua serta mendorong terciptanya keseimbangan kargo dari Barat ke Timur dan Timur ke Barat. Di luar itu, upaya untuk mengembangkan konektivitas dengan global, diwujudkan melalui kerjasama Pelindo dengan Konsorsium INA dan DP World yang akan mengembangkan Belawan New Container Terminal (BNCT).
"Saat ini telah didirikan perusahaan patungan (JV) antara PT Prima Terminal Petikemas (Pelindo Group) dengan Konsorsium INA dan DP World, Perusahaan patungan tersebut yang nantinya akan mengembangkan dan mengoperasikan BNCT di Medan," ujar Ali.
Pada saat ini, jelas dia, sedang dilakukan pekerjaan fisik melalui pengerukan kolam, remedial works atau perbaikan fasilitas dan inspeksi peralatan alat bongkar muat. Secara simultan proses terkait administrasi kerjasama konstruksi dan operasi sedang dalam tahap finalisasi.Targetnya, bisa diselesaikan di bulan Desember tahun ini.
Dalam hal kerja sama di Belawan ini, selain berkolaborasi dengan DP World, Pelindo juga berkolaborasi dengan INA (Indonesia Investment Authority) yang merupakan lembaga pemerintah dalam hal investasi, baik domestik maupun internasional. INA dan DPworld telah mendirikan perusahaan konsorsium yang bekerjasama langsung dengan Pelindo Group. Selain di Belawan-Medan, Pelindo juga akan berkolaborasi dengan mitra internasional dan domestik untuk membangun dan mengoperasikan terminal lainnya di wilayah kerja Pelindo. Beberapa pernyataan minat sudah ada dan untuk langkah kongkritnya akan melalui proses yang kompetitif dan transparan.
Pelindo menyadari, pelabuhan memiliki peran strategis dalam rantai pasok logistik khususnya melalui efisiensi port stay dan cargo stay. Peningkatan performa pelabuhan akan berkontribusi pada penurunan port stay suatu barang di pelabuhan sehingga dapat memberikan efisiensi biaya operasional bagi pelanggan, dalam hal ini shipping line, dan pada akhirnya menciptakan SLA (Service Level Agreement) yang lebih baik.
Penurunan port stay dan cargo stay akan memberikan kontribusi pada penurunan biaya logistik dari aspek pelabuhan. "Kami senantiasa melakukan perbaikan dan transformasi pelayanan operasional melalui standardisasi pada layanan. Melalui inisiatif ini, kami telah berhasil menurunkan port stay dan cargo stay," jelas Ali.
Sebagai gambaran, standardisasi layanan operasional peti kemas pada Pelabuhan Sorong, telah berhasil meningkatkan produktivitas peralatan dari 10 Box/Ship/Hour menjadi rata-rata 24 Box/Ship/Hour sehingga menurunkan port stay dan cargo stay dari 72 jam atau 3 hari menjadi rata-rata 24 jam atau 1 hari. Selain standarisasi, Pelindo juga melakukan digitalisasi layanan operasional untuk beberapa layanan melalui implementasi sistem layanan operasional yaitu melalui implementasi Sistem Layanan Peti Kemas (Palapa), Sistem Layanan Non Peti Kemas (PTOS-M), dan Sistem Layanan Kapal (Phinnisi).
Selain itu, Pelindo juga mendorong terjadinya efisiensi jaringan logistik di mana saat ini terdapat tantangan yakni adanya ketidakseimbangan perekonomian yang menyebabkan disparitas kargo dan inefisiensi jaringan pelayaran. Untuk mengatasi tantangan ini, Pelindo mendorong terjadinya efisiensi rute dengan optimalisasi jaringan Hub and Spoke melalui konsolidasi kargo di pelabuhan utama/hub sehingga mendukung penciptaan aktivitas ekonomi secara merata di Indonesia. Efisiensi rute yang dilakukan akan meningkatkan skalabilitas muatan serta meminimalisir rute direct port-to port dan diharapkan dapat menyerap biaya logistik dari Barat ke Timur dan sebaliknya sehingga berkontribusi pada efisiensi biaya logistik.
Pelindo tidak hanya melakukan pengembangan dari sisi infrastruktur dan suprastruktur, melainkan juga dari sisi pengembangan industri yang menjadi fokus perusahaan. Misalnya, pengembangan pelabuhan Kijing yang terintegrasi dengan Kawasan Industri Pendukung, merupakan upaya untuk mendorong pertumbuhan industri area Kalimantan, sekaligus juga sebagai gerbang utama arus barang di Kalimantan Barat dan pintu ekspor terhadap komoditas alam di Kalimantan.
Dari area Timur Indonesia, Pelindo juga mendorong adanya hub di Pelabuhan Sorong yang akan menjadi konsolidator kargo pelabuhan di area Papua serta mendorong terciptanya keseimbangan kargo dari Barat ke Timur dan Timur ke Barat. Di luar itu, upaya untuk mengembangkan konektivitas dengan global, diwujudkan melalui kerjasama Pelindo dengan Konsorsium INA dan DP World yang akan mengembangkan Belawan New Container Terminal (BNCT).
"Saat ini telah didirikan perusahaan patungan (JV) antara PT Prima Terminal Petikemas (Pelindo Group) dengan Konsorsium INA dan DP World, Perusahaan patungan tersebut yang nantinya akan mengembangkan dan mengoperasikan BNCT di Medan," ujar Ali.
Pada saat ini, jelas dia, sedang dilakukan pekerjaan fisik melalui pengerukan kolam, remedial works atau perbaikan fasilitas dan inspeksi peralatan alat bongkar muat. Secara simultan proses terkait administrasi kerjasama konstruksi dan operasi sedang dalam tahap finalisasi.Targetnya, bisa diselesaikan di bulan Desember tahun ini.
Dalam hal kerja sama di Belawan ini, selain berkolaborasi dengan DP World, Pelindo juga berkolaborasi dengan INA (Indonesia Investment Authority) yang merupakan lembaga pemerintah dalam hal investasi, baik domestik maupun internasional. INA dan DPworld telah mendirikan perusahaan konsorsium yang bekerjasama langsung dengan Pelindo Group. Selain di Belawan-Medan, Pelindo juga akan berkolaborasi dengan mitra internasional dan domestik untuk membangun dan mengoperasikan terminal lainnya di wilayah kerja Pelindo. Beberapa pernyataan minat sudah ada dan untuk langkah kongkritnya akan melalui proses yang kompetitif dan transparan.
Pelindo menyadari, pelabuhan memiliki peran strategis dalam rantai pasok logistik khususnya melalui efisiensi port stay dan cargo stay. Peningkatan performa pelabuhan akan berkontribusi pada penurunan port stay suatu barang di pelabuhan sehingga dapat memberikan efisiensi biaya operasional bagi pelanggan, dalam hal ini shipping line, dan pada akhirnya menciptakan SLA (Service Level Agreement) yang lebih baik.
Penurunan port stay dan cargo stay akan memberikan kontribusi pada penurunan biaya logistik dari aspek pelabuhan. "Kami senantiasa melakukan perbaikan dan transformasi pelayanan operasional melalui standardisasi pada layanan. Melalui inisiatif ini, kami telah berhasil menurunkan port stay dan cargo stay," jelas Ali.
Sebagai gambaran, standardisasi layanan operasional peti kemas pada Pelabuhan Sorong, telah berhasil meningkatkan produktivitas peralatan dari 10 Box/Ship/Hour menjadi rata-rata 24 Box/Ship/Hour sehingga menurunkan port stay dan cargo stay dari 72 jam atau 3 hari menjadi rata-rata 24 jam atau 1 hari. Selain standarisasi, Pelindo juga melakukan digitalisasi layanan operasional untuk beberapa layanan melalui implementasi sistem layanan operasional yaitu melalui implementasi Sistem Layanan Peti Kemas (Palapa), Sistem Layanan Non Peti Kemas (PTOS-M), dan Sistem Layanan Kapal (Phinnisi).
Selain itu, Pelindo juga mendorong terjadinya efisiensi jaringan logistik di mana saat ini terdapat tantangan yakni adanya ketidakseimbangan perekonomian yang menyebabkan disparitas kargo dan inefisiensi jaringan pelayaran. Untuk mengatasi tantangan ini, Pelindo mendorong terjadinya efisiensi rute dengan optimalisasi jaringan Hub and Spoke melalui konsolidasi kargo di pelabuhan utama/hub sehingga mendukung penciptaan aktivitas ekonomi secara merata di Indonesia. Efisiensi rute yang dilakukan akan meningkatkan skalabilitas muatan serta meminimalisir rute direct port-to port dan diharapkan dapat menyerap biaya logistik dari Barat ke Timur dan sebaliknya sehingga berkontribusi pada efisiensi biaya logistik.