Mayoritas Penduduk Muslim, RI Masih Terbelakang dalam Industri Syariah

Kamis, 08 Juni 2017 - 00:08 WIB
Mayoritas Penduduk Muslim, RI Masih Terbelakang dalam Industri Syariah
Mayoritas Penduduk Muslim, RI Masih Terbelakang dalam Industri Syariah
A A A
JAKARTA - PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) mengungkapkan bahwa Indonesia saat ini masih terbelakang dalam perkembangan industri keuangan berbasis syariah. Padahal, mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim.

Direktur Utama PT SMI Emma Sri Martini mengungkapkan, pangsa pasar industri perbankan syariah di Tanah Air saat ini hanya sekitar 5,33%. Sementara Malaysia saat ini sudah mencapai 21,3%.

"Indonesia sebagai the biggest moslem country. Tapi kita prihatin syariah market kita kecil. Market sharenya hanya lima persen," katanya dalam acara Media Gathering PT SMI di Jakarta, Rabu (7/6/2017).

Menurutnya, penyebab minimnya pangsa pasar industri keuangan syariah adalah karena istilah yang digunakan dalam industri tersebut sulit dipahami oleh masyarakat luas, khususnya untuk pembiayaan sebuah proyek. Akibatnya, pemilik proyek pun menjadi enggan untuk menggunakan skema keuangan syariah dalam membiayai proyeknya.

"Jadi penyebabnya, karena istilah syariah sudah membuat kita keder duluan. Jadi project owner sudah keder duluan. Ini yang mungkin kedepan kenapa SMI melaunching UUS (unit usaha syariah), salah satunya kami ingin coba aktifkan melakukan market penetrasi atas syariah market khususnya untuk pembiayaan infrastruktur," tandasnya.

Sekadar informasi, saat ini pangsa pasar perbankan syariah dunia ditempati oleh Saudi Arabia dengan persentase sekitar 51,2%, kemudian diikuti Kuwait sebesar 45,2%, Bahrain 29,3%, Qatar 25,8%, Malaysia 21,3%, Uni Emirat Arab 21,3%, Pakistan 10,4%, dan Turki sekitar 5,5%. Sedangkan Indonesia berada di urutan paling belakang dengan pangsa pasar 5,33%.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6690 seconds (0.1#10.140)