Digitalisasi Bikin Kinerja Pupuk Kaltim Kian Subur
loading...
A
A
A
JAKARTA - Langkah PT Pupuk Kaltim , anak usaha PT Pupuk Indonesia, yang melakukan penerapan digitalisasi dengan menempatkan teknologi informasi (TI) sebagai transformer ternyata merupakan strategi jitu. Dengan digitalisasi itu, perusahaan yang berada di bawah komando Bakir Pasaman ini sukses menghadirkan berbagai inovasi yang mampu mendongkrak kinerja dan efisensi perusahaan."Seluruh inovasi yang digagas mampu meningkatkan produktivitas dan efisiensi kinerja perusahaan yang sejalan dengan konsep industri 4.0," kata Bakir dalam keterangan tertulisnya, Senin (3/08/2020).
Kinerja produksi dan penjualan Pupuk Kaltim pada 2019 sesuai dengan target yang ditetapkan, malah untuk sektor produksi melampui target. Produksi urea mencapai 104% dari target dan produksi amoniak mencapai 102% dari target. Begitu juga dengan kinerja penjualan yang berjalan dengan baik, mencapai 100% untuk penjualan urea.Meski kinerja produksi meningkat, Pupuk Kaltim tak asal genjot produksi tanpa memerhatikan kualitas produk. Perusahaan sangat memegang komitmen untuk menghasilkan produk yang berkualitas tinggi, sesuai standar yang ditetapkan. ( Baca juga:Kemendikbud Berikan Bantuan Uang Kuliah pada Mahasiswa Terdampak COVID-19 )"Terbukti dengan produk-produk perusahaan yang telah diakui kualitas atau mutunya," ucap BakirPeningkatan kualitas produk Pupuk Kaltim bisa dilihat dari berbagai penghargaan yang disabet perusahaan. Pada 2019, Pupuk Kaltim meraih Appreciation for Maintaining Grand Platinum (tertinggi) dalam ajang SNI Awards 2019, yang digelar oleh Badan Standarisasi Nasional (BSN) di Jakarta pada 20 November 2019.“Penghargaan ini menjadi kebanggaan karena pada 2016 Pupuk Kaltim menjadi perusahaan pertama di Indonesia yang meraih predikat Platinum,” terang Bakir.Tidak hanya skala nasional, di kancah industri pupuk global, Pupuk Kaltim meraih Gold Medal dalam ajang International Fertilizer Association (IFA) Industry Stewardship Champions di Versailles, Prancis pada November 2019. Tentu saja, penghargaan ini juga menjadi kebanggan sebab pada 2016, Pupuk Kaltim menjadi perusahaan pertama di Indonesia yang meraih sertifikat IFA Protect and Sustain.“Melalui penghargaan ini, Pupuk Kaltim mensejajarkan posisi dengan perusahaan kelas dunia,” ungkap Bakir Pasaman.Capaian yang telah diraih oleh Pupuk Kaltim membuktikan, sebagai produsen urea terbesar di Indonesia perusahaan mampu berperan untuk mendukung kedaulatan pangan nasional. Pupuk Kaltim juga dapat melakukan pembenahan dengan menekankan inovasi serta efisiensi di segala bidang.Tak sampai di situ, pada 2019 Pupuk Kaltim meraih KPI kategori Baik dengan tingkat Kesehatan Perusahaan kategori Sehat AA. Pupuk Kaltim juga mencapai kinerja unggul sesuai kriteria Baldridge Excellence Framework (BEF) dengan skor 692, sesuai kinerja perusahaan pada level Industry Leader.
“Capaian ini untuk mengetahui posisi kinerja perusahaan melalui penilaian yang dilakukan secara fair,” tutup Bakir Pasaman.Sementara di bidang TI, Pupuk Kaltim menjadi perusahaan pertama di Indonesia yang meraih penghargaan Indonesia Industry 4.0 Readiness Index (INDI 4.0) dari Kementerian Perindustrian RI pada 15 April 2019, atas dukungan terhadap implementasi Making Indonesia 4.0.
Kinerja produksi dan penjualan Pupuk Kaltim pada 2019 sesuai dengan target yang ditetapkan, malah untuk sektor produksi melampui target. Produksi urea mencapai 104% dari target dan produksi amoniak mencapai 102% dari target. Begitu juga dengan kinerja penjualan yang berjalan dengan baik, mencapai 100% untuk penjualan urea.Meski kinerja produksi meningkat, Pupuk Kaltim tak asal genjot produksi tanpa memerhatikan kualitas produk. Perusahaan sangat memegang komitmen untuk menghasilkan produk yang berkualitas tinggi, sesuai standar yang ditetapkan. ( Baca juga:Kemendikbud Berikan Bantuan Uang Kuliah pada Mahasiswa Terdampak COVID-19 )"Terbukti dengan produk-produk perusahaan yang telah diakui kualitas atau mutunya," ucap BakirPeningkatan kualitas produk Pupuk Kaltim bisa dilihat dari berbagai penghargaan yang disabet perusahaan. Pada 2019, Pupuk Kaltim meraih Appreciation for Maintaining Grand Platinum (tertinggi) dalam ajang SNI Awards 2019, yang digelar oleh Badan Standarisasi Nasional (BSN) di Jakarta pada 20 November 2019.“Penghargaan ini menjadi kebanggaan karena pada 2016 Pupuk Kaltim menjadi perusahaan pertama di Indonesia yang meraih predikat Platinum,” terang Bakir.Tidak hanya skala nasional, di kancah industri pupuk global, Pupuk Kaltim meraih Gold Medal dalam ajang International Fertilizer Association (IFA) Industry Stewardship Champions di Versailles, Prancis pada November 2019. Tentu saja, penghargaan ini juga menjadi kebanggan sebab pada 2016, Pupuk Kaltim menjadi perusahaan pertama di Indonesia yang meraih sertifikat IFA Protect and Sustain.“Melalui penghargaan ini, Pupuk Kaltim mensejajarkan posisi dengan perusahaan kelas dunia,” ungkap Bakir Pasaman.Capaian yang telah diraih oleh Pupuk Kaltim membuktikan, sebagai produsen urea terbesar di Indonesia perusahaan mampu berperan untuk mendukung kedaulatan pangan nasional. Pupuk Kaltim juga dapat melakukan pembenahan dengan menekankan inovasi serta efisiensi di segala bidang.Tak sampai di situ, pada 2019 Pupuk Kaltim meraih KPI kategori Baik dengan tingkat Kesehatan Perusahaan kategori Sehat AA. Pupuk Kaltim juga mencapai kinerja unggul sesuai kriteria Baldridge Excellence Framework (BEF) dengan skor 692, sesuai kinerja perusahaan pada level Industry Leader.
“Capaian ini untuk mengetahui posisi kinerja perusahaan melalui penilaian yang dilakukan secara fair,” tutup Bakir Pasaman.Sementara di bidang TI, Pupuk Kaltim menjadi perusahaan pertama di Indonesia yang meraih penghargaan Indonesia Industry 4.0 Readiness Index (INDI 4.0) dari Kementerian Perindustrian RI pada 15 April 2019, atas dukungan terhadap implementasi Making Indonesia 4.0.
(uka)