BTN Tawarkan 1.831 Aset Properti Kepada Para Investor
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara TBK (BTN) menawarkan aset properti murah kepada para investor. Setidaknya ada 1.831 aset dengan nilai total sekitar Rp6,06 triliun yang ditawarkan perseroan.
Direktur Utama BTN Pahala Nugraha Mansury mengatakan, era New Normal memberikan tantangan kepada para pelaku usaha dan investor untuk tetap bertahan, kreatif, dan jeli mengambil kesempatan untuk berinvestasi. Dalam membantu para investor dan pelaku usaha menginvestasikan dananya untuk aset yang tepat, BTN menggelar Investor Gathering bertajuk “Properti Murah di Era New Normal”.
“BTN memberikan peluang bagi para investor untuk membeli ataupun mengelola aset-aset dari BTN menjadi aset yang produktif dan bermanfaat, serta dapat mendukung program pemerintah menggerakkan perekonomian nasional,” kata Pahala seusai membuka acara Investor Gathering di Jakarta, baru-baru ini.
Pahala menjelaskan, Investor Gathering yang digelar BTN bertujuan menggalang penjualan aset para debitur BTN yang tidak “performing” sekaligus sebagai salah satu strategi mendorong pemulihan aset korporasi yang tidak produktif menjadi aset produktif menghasilkan profit, baik ke BTN maupun ke investor baru. (Baca: Analisis: AS Tampaknya Coba Hadang Israel untuk Caplok Tepi Barat)
“Aset tersebut berupa tanah, resort/kondotel, perkantoran, apartemen, gudang, perumahan, hingga pabrik yang bisa dikelola atau dijual kembali oleh para investor. Harga yang kami tawarkan ke investor sangat miring, karena hanya harga pokok dengan bunga yang bisa dinegosiasikan atau negotiable sehingga menarik untuk investor,” kata Pahala.
Pada kesempatan sama, Direktur Remedial and Wholesale Risk BTN Elisabeth Novie Riswanti menjelaskan, dalam acara Investor Gathering setidaknya ada 1.831 aset dengan nilai total sekitar Rp6,06 triliun yang ditawarkan BTN, baik berupa proyek perumahan, proyek apartemen, rumah, kos atau kontrakan, perkantoran, unit apartemen, pabrik, ruko, hingga gudang yang tersebar di Pulau Jawa, Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi.
“Kami memberikan informasi selengkap-lengkapnya kepada calon investor agar mereka bisa menghitung nilai investasi, kemungkinan keuntungan yang mereka terima dalam jangka panjang sehingga ke depan mereka bisa memproyeksikan imbal hasil investasi atau return of investment mereka,” kata Novie.
Dia optimistis proyek perumahan masih prospektif mengingat tingginya backlog perumahan dan kebutuhan rumah. “Lokasi akan menjadi pertimbangan utama, selain faktor kelengkapan dokumen. Namun demikian, investor yang tertarik akan dilakukan due diligence untuk mengonfirmasi potensi dan prospek dari aset yang kami jual atau lelang,” ujar Novie. (Baca juga: Juli Terjadi Deflasi, Biaya Sekolah Tetap Mahal)
Untuk mendapatkan aset tersebut, investor cukup mengajukan form minat dan petugas dari BTN akan memproses lebih lanjut para investor untuk ikut serta dalam lelang dan proses due diligence. “Proses dan mekanisme lelang maupun mekanisme lain untuk pengambilalihan aset tersebut, kami lakukan sesuai ketentuan lelang atau peraturan perundangan yang berlaku agar memenuhi aspek legalitas,” kata Novie.
Adapun dalam Investor Gathering yang digelar, BTN mematok target penjualan aset sebesar Rp1 triliun terdiri dari Rp800 miliar dari penjualan aset, seperti perkantoran, pabrik, gudang, proyek apartemen, dan proyek perumahan, serta Rp200 miliar dari penjualan aset perumahan atau unit apartemen. “Penjualan dan pelelangan aset merupakan strategi yang cukup efektif dalam recovery aset BTN yang tahun ini kami harapkan bisa menembus Rp3 triliun, acara ini akan rutin kami agendakan,” kata Novie. (Baca juga: Mengaku HRD, Sopir Angkot Peras dan Tiduri 4 Wanita Pencari Kerja)
Direktur Utama BTN Pahala Nugraha Mansury mengatakan, era New Normal memberikan tantangan kepada para pelaku usaha dan investor untuk tetap bertahan, kreatif, dan jeli mengambil kesempatan untuk berinvestasi. Dalam membantu para investor dan pelaku usaha menginvestasikan dananya untuk aset yang tepat, BTN menggelar Investor Gathering bertajuk “Properti Murah di Era New Normal”.
“BTN memberikan peluang bagi para investor untuk membeli ataupun mengelola aset-aset dari BTN menjadi aset yang produktif dan bermanfaat, serta dapat mendukung program pemerintah menggerakkan perekonomian nasional,” kata Pahala seusai membuka acara Investor Gathering di Jakarta, baru-baru ini.
Pahala menjelaskan, Investor Gathering yang digelar BTN bertujuan menggalang penjualan aset para debitur BTN yang tidak “performing” sekaligus sebagai salah satu strategi mendorong pemulihan aset korporasi yang tidak produktif menjadi aset produktif menghasilkan profit, baik ke BTN maupun ke investor baru. (Baca: Analisis: AS Tampaknya Coba Hadang Israel untuk Caplok Tepi Barat)
“Aset tersebut berupa tanah, resort/kondotel, perkantoran, apartemen, gudang, perumahan, hingga pabrik yang bisa dikelola atau dijual kembali oleh para investor. Harga yang kami tawarkan ke investor sangat miring, karena hanya harga pokok dengan bunga yang bisa dinegosiasikan atau negotiable sehingga menarik untuk investor,” kata Pahala.
Pada kesempatan sama, Direktur Remedial and Wholesale Risk BTN Elisabeth Novie Riswanti menjelaskan, dalam acara Investor Gathering setidaknya ada 1.831 aset dengan nilai total sekitar Rp6,06 triliun yang ditawarkan BTN, baik berupa proyek perumahan, proyek apartemen, rumah, kos atau kontrakan, perkantoran, unit apartemen, pabrik, ruko, hingga gudang yang tersebar di Pulau Jawa, Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi.
“Kami memberikan informasi selengkap-lengkapnya kepada calon investor agar mereka bisa menghitung nilai investasi, kemungkinan keuntungan yang mereka terima dalam jangka panjang sehingga ke depan mereka bisa memproyeksikan imbal hasil investasi atau return of investment mereka,” kata Novie.
Dia optimistis proyek perumahan masih prospektif mengingat tingginya backlog perumahan dan kebutuhan rumah. “Lokasi akan menjadi pertimbangan utama, selain faktor kelengkapan dokumen. Namun demikian, investor yang tertarik akan dilakukan due diligence untuk mengonfirmasi potensi dan prospek dari aset yang kami jual atau lelang,” ujar Novie. (Baca juga: Juli Terjadi Deflasi, Biaya Sekolah Tetap Mahal)
Untuk mendapatkan aset tersebut, investor cukup mengajukan form minat dan petugas dari BTN akan memproses lebih lanjut para investor untuk ikut serta dalam lelang dan proses due diligence. “Proses dan mekanisme lelang maupun mekanisme lain untuk pengambilalihan aset tersebut, kami lakukan sesuai ketentuan lelang atau peraturan perundangan yang berlaku agar memenuhi aspek legalitas,” kata Novie.
Adapun dalam Investor Gathering yang digelar, BTN mematok target penjualan aset sebesar Rp1 triliun terdiri dari Rp800 miliar dari penjualan aset, seperti perkantoran, pabrik, gudang, proyek apartemen, dan proyek perumahan, serta Rp200 miliar dari penjualan aset perumahan atau unit apartemen. “Penjualan dan pelelangan aset merupakan strategi yang cukup efektif dalam recovery aset BTN yang tahun ini kami harapkan bisa menembus Rp3 triliun, acara ini akan rutin kami agendakan,” kata Novie. (Baca juga: Mengaku HRD, Sopir Angkot Peras dan Tiduri 4 Wanita Pencari Kerja)