Demi Rebut Ladang Harta Karun Pesaingnya, Exxon Mobil Rela Gelontorkan Rp900 Triliun

Rabu, 11 Oktober 2023 - 11:39 WIB
loading...
Demi Rebut Ladang Harta...
Exxon Mobil mengakuisisi pesaingnya di AS. Foto/Reuters
A A A
JAKARTA - Tak tanggung-tanggung! Untuk merebut ladang minyak pesaingnya, Exxon Mobil membeli Pioneer Natural Resources (PXD.N) dari Amerika Serikat ( AS ) dengan harga sekitar USD60 miliar atau Rp900 triliun (kurs Rp15.000). Reuters, Rabu (11/10/2023) melaporkan bahwa keputusan itu kabarnya akan disampakan Exxon hari ini.



Langkah Exxon merupakan sebuah kesepakatan yang menempatkannya di posisi teratas pemilik ladang minyak terbesar di AS dan menjamin produksi berbiaya rendah selama satu dekade.

Exxon, yang bernilai USD442 miliar, diperkirakan akan melakukan penawaran saham Pioneer senilai lebih dari USD250 per saham. Saham Pioneer sendiri ditutup pada USD237,41 pada hari Selasa, setelah naik 11% sejak laporan pertama kesepakatan muncul Kamis pekan lalu.

Ini akan menjadi akuisisi terbesar yang dilakukan perusahaan mana pun tahun ini dan terbesar bagi Exxon sejak pembelian Mobil Oil senilai USD81 miliar pada tahun 1998. Exxon menolak mengomentari "spekulasi pasar", sementara Pioneer tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Kesepakatan itu akan membuat empat perusahaan minyak terbesar AS mengendalikan sebagian besar ladang minyak serpih (shale) Permian Basin dan infrastruktur ladang minyaknya yang luas.

Pekan lalu pakar antimonopoli mengatakan bahwa Exxon dan Pioneer memiliki peluang bagus untuk menyelesaikan kesepakatan, meskipun mereka akan menghadapi pengawasan ketat. Keduanya dapat berdalih bahwa secara bersama-sama mereka hanya akan menguasai sebagian kecil dari pasar minyak dan gas global.

Kesepakatan itu muncul setelah Exxon berhasil menarik diri dari kerugian dan utang jumbo dalam dua tahun terakhir dengan memangkas biaya, menjual puluhan aset, dan mengambil keuntungan dari tingginya harga energi yang dipicu oleh invasi Rusia ke Ukraina.

Kepala Eksekutif Exxon Mobil Darren Woods telah menolak tekanan investor dan politik untuk mengubah strategi dan menggunakan energi terbarukan seperti yang dilakukan perusahaan minyak besar Eropa. Dia menghadapi kritik keras karena tetap berpegang pada strategi yang sangat bergantung pada minyak meski masalah iklim menjadi semakin mendesak.

Keputusan tersebut terbayar ketika tahun lalu perusahaannya memperoleh rekor keuntungan sebesar USD56 miliar, dua tahun setelah kerugiannya membengkak menjadi USD22 miliar selama pandemi.

Para analis mengungkap Exxon meraup sebagian keuntungan besar dari kenaikan harga minyak, menyisihkan sekitar USD30 miliar tunai untuk mengantisipasi kesepakatan.

Pioneer telah menjadi salah satu perusahaan minyak paling sukses yang bangkit dari revolusi serpih, yang mengubah AS dari importir minyak utama menjadi produsen terbesar di dunia dalam waktu kurang dari satu dekade.

Pioneer adalah produsen minyak terbesar ketiga di lembah Permian, setelah Chevron Corp dan ConocoPhillips, dengan biaya produksi terendah rata-rata sekitar USD10,50 per barel minyak dan gas.

Di bawah CEO Scott Sheffield, Pioneeer tumbuh melalui pembelian cepat, termasuk kesepakatan bernilai miliaran dolar pada tahun 2021 untuk DoublePoint Energy dan Parsley Energy.



Rencana pembelian Exxon akan mengungguli akuisisi BG Group oleh Shell senilai USD53 miliar pada tahun 2016, yang menempatkannya di puncak pasar gas alam cair global.

(uka)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
AS dan Greenland Menyimpan...
AS dan Greenland Menyimpan Harta Karun Logam Tanah Jarang Terbesar, Segini Depositnya
Wisatawan Asing Mulai...
Wisatawan Asing Mulai Berkurang, Ekonomi AS Diprediksi Rugi Rp1.511 Triliun
AS Selangkah Lagi Segel...
AS Selangkah Lagi Segel Harta Karun Logam Tanah Jarang Ukraina
Bos Raksasa Minuman...
Bos Raksasa Minuman Jepang: Tarif Trump Seret Dunia ke Jurang Resesi
China Tiba-tiba Ngamuk,...
China Tiba-tiba Ngamuk, Beri Peringatan Keras ke 3 Negara Asia Ini
Trump Bongkar 8 Kecurangan...
Trump Bongkar 8 Kecurangan China dalam Praktik Perdagangan Global
Indonesia dan USTR Intensif...
Indonesia dan USTR Intensif Bahas Negosiasi Tarif dalam 60 Hari ke Depan
AS dan China Masuk 3...
AS dan China Masuk 3 Besar Negara Tujuan Ekspor Indonesia, Ini Datanya
Bitcoin Stabil di Tengah...
Bitcoin Stabil di Tengah Tekanan Geopolitik dan Optimisme Kebijakan AS
Rekomendasi
Di Tengah Tantangan...
Di Tengah Tantangan Global, Rampai Nusantara Terus Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran
Taiwan Ajak Wisatawan...
Taiwan Ajak Wisatawan Indonesia Liburan, Sajikan Kuliner Halal hingga Alam Menawan
Trump Ingin Berunding...
Trump Ingin Berunding Langsung dengan Presiden China Xi Jinping
Berita Terkini
Rayakan Hari Bumi 2025,...
Rayakan Hari Bumi 2025, Alfamart Tanam 20.000 Mangrove di Pesisir Semarang
9 jam yang lalu
Raup Rp180 Juta per...
Raup Rp180 Juta per Bulan, Azlina Jadi Inspirasi Perempuan UMKM
9 jam yang lalu
Motori Transisi Energi,...
Motori Transisi Energi, PLN EPI Pamer Keunggulan di Ajang GHES
10 jam yang lalu
Sasar Kalangan Profesional,...
Sasar Kalangan Profesional, Edukasi Crypto Goes to Office
10 jam yang lalu
Seluruh Pekerja di Ekosistem...
Seluruh Pekerja di Ekosistem MBG Dilindungi BPJS Ketenagakerjaan
10 jam yang lalu
Trump Bakal Kenakan...
Trump Bakal Kenakan Tarif Impor Panel Surya 3.521% dari 4 Negara Asia Tenggara
10 jam yang lalu
Infografis
Tarif Trump Bikin Harta...
Tarif Trump Bikin Harta Orang Terkaya Dunia Susut Rp3.400 Triliun
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved