Festival Indonesia di Melbourne Pererat Kerja Sama Dagang, Investasi, dan Pariwisata Indonesia-Australia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Forum bisnis dengan tema "Starting the Conversation on Indonesia’s Sustainable Economy" telah diselenggarakan pada 6 Oktober 2023 di Conversation Quarter, State Library Victoria, Melbourne, Australia . Acara yang dihadiri pemangku kebijakan dan para pelaku usaha yang berdomisili di Australia fokus membahas mengenai kerja sama dagang , investasi, dan pariwisata kedua negara dengan fokus pada pengembangan kerja sama ekonomi dan bisnis yang berkelanjutan. Forum bisnis merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Festival Indonesia di Melbourne pada 6-8 Oktober 2023.
Hadir sebagai pembicara dan panelis pada Forum Bisnis yaitu Duta Besar RI untuk Australia Siswo Pramono, Deputi Bidang Industri dan Investasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Rizki Handayani Mustafa, Direktur the Indonesian Investment Promotion Centre (IIPC) di Sydney Haryo Yudho Sadewo, Lead Adviser Market Integration Katalis Dr. David Mitchell, Founder Terratai Matt Leggett, dan Co-Founder Ladang Lima Annisa Pratiwi.
Siswo Pramono menekankan pentingnya kolaborasi antar-pemangku kepentingan dan antar-pemerintah Indonesia dan Australia dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan.
Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf menyampaikan kebijakan Pemerintah Indonesia yang mengedepankan pariwisata berkelanjutan dan berkualitas. Kebijakan ini menjawab tantangan mitigasi perubahan iklim serta pelibatan masyarakat dalam pengembangan kualitas destinasi wisata.
Direktur IIPC menyampaikan bahwa Pemerintah Inonesia telah menetapkan target proporsi energi terbarukan menjadi 31% pada tahun 2050 dari target saat ini yaitu 23% pada tahun 2025. Hal ini menunjukkan adanya kebutuhan yang tinggi untuk investasi di sektor energi terbarukan. Sejalan dengan itu, Pemerintah Indonesia juga tengah membangun ekosistem yang kondusif untuk peningkatan penggunaan moda transportasi berbasis listrik.
Lead Adviser Market Integration Katalis menekankan pentingnya peningkatan investasi yang lebih besar lagi di sektor bisnis dengan semangat ekonomi yang berkelanjutan. Investasi model ini, ujar David Mitchell, akan berdampak pada keuntungan berkesinambungan dalam jangka waktu yang lebih lama. Dalam kaitan ini, Matt Leggett berpandangan bahwa penting bagi semua pihak untuk mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan melalui UMKM.
“Hidrogen dan energi terbarukan berperan penting dalam proses transisi ke arah ekonomi berkelanjutan, namun sektor ini masih belum siap. Untuk sementara, cara terefektif adalah dengan memperbaiki dan melindungi hutan tropis beserta keanekaragaman hayati di dalamnya,” tegas Matt dikutip Rabu (11/10/2023).
Forum bisnis ini dihadiri pelaku usaha di Australia yang berminat untuk melakukan kerja sama bisnis dan investasi dengan pelaku usaha dari Indonesia. Untuk mendukung kegiatan ini, FI 2023 juga memfasilitasi pertemuan langsung para pelaku bisnis kedua negara melalui forum B2B Matchmaking secara pararel di tempat sama. Pada kegiatan B2B ini, Bukapalak menjajaki kerja sama dengan Seleraindo, salah satu perusahan produsen bumbu cepat saji makanan tradisional Indonesia yang berlokasi di Australia.
Kegiatan Forum Bisnis ini diikuti dengan sesi one-on-one antara pebisnis Australia dengan IIPC Sydney. Dalam kesempatan ini, 4 perusahaan/individu mendapat kesempatan menjajaki peluang investasi di Indonesia, antara lain Simbl (Teknologi Daur Ulang), Hewitt & Co (Investment Banking), Internship International (Pendidikan), dan James Henshall (Riset).
Ron Blankenforth, dari Indigenous Business Australia (IBA) mengaku terkesan dengan komitmen Pemerintah Indonesia dalam mendukung ekonomi berkelanjutan. Namun demikian, Ron juga mengingatkan agar Indonesia secara konsisten harus terus membangun perubahan paradigma ekonomi berkelanjutan di masyarakat dan memitigasi tantangan politik dan social yang menyertainya.
Konsul Jenderal RI di Melbourne Kuncoro Wasesom berharap kegiatan ini dapat menjadi landasan yang kuat bagi program-program konkret di bidang ekonomi yang berkelanjutan Indonesia dan Australia.
FI 2023 diselenggarakan oleh Festival Indonesia Incorporated bekerja sama dengan Konsulat Jenderal RI di Melbourne dengan dukungan aktif dari komunitas Indonesia di Melbourne. FI 2023 juga didukung oleh Garuda Indonesia, Xendit, IIPC Sydney, Kabo Lawyers, Indomie, Batik Air, Integrity Lawyers serta Atase Perdagangan RI di Canberra dan Indonesian Culinary Asssociation in Victoria (ICAV).
Hadir sebagai pembicara dan panelis pada Forum Bisnis yaitu Duta Besar RI untuk Australia Siswo Pramono, Deputi Bidang Industri dan Investasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Rizki Handayani Mustafa, Direktur the Indonesian Investment Promotion Centre (IIPC) di Sydney Haryo Yudho Sadewo, Lead Adviser Market Integration Katalis Dr. David Mitchell, Founder Terratai Matt Leggett, dan Co-Founder Ladang Lima Annisa Pratiwi.
Siswo Pramono menekankan pentingnya kolaborasi antar-pemangku kepentingan dan antar-pemerintah Indonesia dan Australia dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan.
Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf menyampaikan kebijakan Pemerintah Indonesia yang mengedepankan pariwisata berkelanjutan dan berkualitas. Kebijakan ini menjawab tantangan mitigasi perubahan iklim serta pelibatan masyarakat dalam pengembangan kualitas destinasi wisata.
Direktur IIPC menyampaikan bahwa Pemerintah Inonesia telah menetapkan target proporsi energi terbarukan menjadi 31% pada tahun 2050 dari target saat ini yaitu 23% pada tahun 2025. Hal ini menunjukkan adanya kebutuhan yang tinggi untuk investasi di sektor energi terbarukan. Sejalan dengan itu, Pemerintah Indonesia juga tengah membangun ekosistem yang kondusif untuk peningkatan penggunaan moda transportasi berbasis listrik.
Lead Adviser Market Integration Katalis menekankan pentingnya peningkatan investasi yang lebih besar lagi di sektor bisnis dengan semangat ekonomi yang berkelanjutan. Investasi model ini, ujar David Mitchell, akan berdampak pada keuntungan berkesinambungan dalam jangka waktu yang lebih lama. Dalam kaitan ini, Matt Leggett berpandangan bahwa penting bagi semua pihak untuk mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan melalui UMKM.
“Hidrogen dan energi terbarukan berperan penting dalam proses transisi ke arah ekonomi berkelanjutan, namun sektor ini masih belum siap. Untuk sementara, cara terefektif adalah dengan memperbaiki dan melindungi hutan tropis beserta keanekaragaman hayati di dalamnya,” tegas Matt dikutip Rabu (11/10/2023).
Forum bisnis ini dihadiri pelaku usaha di Australia yang berminat untuk melakukan kerja sama bisnis dan investasi dengan pelaku usaha dari Indonesia. Untuk mendukung kegiatan ini, FI 2023 juga memfasilitasi pertemuan langsung para pelaku bisnis kedua negara melalui forum B2B Matchmaking secara pararel di tempat sama. Pada kegiatan B2B ini, Bukapalak menjajaki kerja sama dengan Seleraindo, salah satu perusahan produsen bumbu cepat saji makanan tradisional Indonesia yang berlokasi di Australia.
Kegiatan Forum Bisnis ini diikuti dengan sesi one-on-one antara pebisnis Australia dengan IIPC Sydney. Dalam kesempatan ini, 4 perusahaan/individu mendapat kesempatan menjajaki peluang investasi di Indonesia, antara lain Simbl (Teknologi Daur Ulang), Hewitt & Co (Investment Banking), Internship International (Pendidikan), dan James Henshall (Riset).
Ron Blankenforth, dari Indigenous Business Australia (IBA) mengaku terkesan dengan komitmen Pemerintah Indonesia dalam mendukung ekonomi berkelanjutan. Namun demikian, Ron juga mengingatkan agar Indonesia secara konsisten harus terus membangun perubahan paradigma ekonomi berkelanjutan di masyarakat dan memitigasi tantangan politik dan social yang menyertainya.
Konsul Jenderal RI di Melbourne Kuncoro Wasesom berharap kegiatan ini dapat menjadi landasan yang kuat bagi program-program konkret di bidang ekonomi yang berkelanjutan Indonesia dan Australia.
FI 2023 diselenggarakan oleh Festival Indonesia Incorporated bekerja sama dengan Konsulat Jenderal RI di Melbourne dengan dukungan aktif dari komunitas Indonesia di Melbourne. FI 2023 juga didukung oleh Garuda Indonesia, Xendit, IIPC Sydney, Kabo Lawyers, Indomie, Batik Air, Integrity Lawyers serta Atase Perdagangan RI di Canberra dan Indonesian Culinary Asssociation in Victoria (ICAV).
(uka)