Dedolarisasi Menggema di Asia Tenggara, Negara Tetangga RI Ini Ikut Buang Dolar AS
loading...
A
A
A
KUALA LUMPUR - Gerakan melawan dominasi dolar Amerika Serikat (USD) dari arus perdagangan dan investasi global terus meluas sampai ke Asia Tenggara. Kali ini gerakan dedolarisasi digaungkan oleh Malaysia , dimana negara tetangga Indonesia itu berencana meningkatkan penggunaan mata uang lokal dalam perdagangan.
Hal ini disampaikan oleh Perdana Menteri Anwar Ibrahim kepada parlemen, sebagai upaya untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS (USD). "Untuk sepenuhnya menghentikan ketergantungan pada dolar AS akan sulit, tetapi Malaysia akan lebih aktif dan agresif dalam penggunaan ringgit (dalam perdagangan)," kata Anwar Ibrahim.
Proses dedolarisasi seperti mendapatkan momentum di Asia Tenggara. Perdana Menteri Malaysia mencatat, bahwa negaranya saat ini memiliki perjanjian dengan Indonesia, Thailand, dan China, mitra dagang terbesarnya untuk mendorong lebih banyak perdagangan dan investasi dalam mata uang lokal.
Langkah ini dilakukan di tengah penurunan tajam mata uang Malaysia terhadap dolar. Ringgit diperdagangkan mendekati posisi terendah dalam sejarah dan telah kehilangan sekitar 7,6% nilainya terhadap greenback tahun ini.
Banyak ekonom di Asia Tenggara menyoroti meningkatnya adopsi mata uang nasional dalam perdagangan internasional, yang mengurangi status khusus dolar AS. Para ahli berpendapat bahwa dolar dan lembaga keuangan yang terkait dengannya telah menjadi usang dan peran greenback sebagai mata uang internasional utama harus ditinjau secara kritis.
Hal ini disampaikan oleh Perdana Menteri Anwar Ibrahim kepada parlemen, sebagai upaya untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS (USD). "Untuk sepenuhnya menghentikan ketergantungan pada dolar AS akan sulit, tetapi Malaysia akan lebih aktif dan agresif dalam penggunaan ringgit (dalam perdagangan)," kata Anwar Ibrahim.
Proses dedolarisasi seperti mendapatkan momentum di Asia Tenggara. Perdana Menteri Malaysia mencatat, bahwa negaranya saat ini memiliki perjanjian dengan Indonesia, Thailand, dan China, mitra dagang terbesarnya untuk mendorong lebih banyak perdagangan dan investasi dalam mata uang lokal.
Langkah ini dilakukan di tengah penurunan tajam mata uang Malaysia terhadap dolar. Ringgit diperdagangkan mendekati posisi terendah dalam sejarah dan telah kehilangan sekitar 7,6% nilainya terhadap greenback tahun ini.
Banyak ekonom di Asia Tenggara menyoroti meningkatnya adopsi mata uang nasional dalam perdagangan internasional, yang mengurangi status khusus dolar AS. Para ahli berpendapat bahwa dolar dan lembaga keuangan yang terkait dengannya telah menjadi usang dan peran greenback sebagai mata uang internasional utama harus ditinjau secara kritis.
(akr)