Pemerintah Diminta Transparan Dalam Penyesuaian Harga BBM
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah diminta transparan untuk menyesuaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi dan nonsubsidi. Hal ini lantaran harga minyak mentah dunia turun drastis hingga nol dolar Amerika Serikat (AS) per barrel.
Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Jawa Timur, Bambang Haryo Soekartono mengatakan di sejumlah negara lain sudah menyesuaikan tarif dan harga BBM berdasarkan harga minyak mentah dunia. Sejumlah negara di dunia kerap menyerahkan harga BBM sesuai mekanisme harga pasar dan bahkan negara penghasil minyak dunia dapat memberikan harga yang jauh lebih rendah dari harga pasar seperti AS, Arab Saudi dan Malaysia.
“Turunnya harga BBM ini sangat penting. Karena bisa membantu pengusaha industri manufaktur, sektor jasa transportasi, nelayan terutama UMKM yang saat ini memiliki peran terbesar terhadap perekonomian. Hal ini dikarenakan 60% PDB dan 95% tenaga kerja Indonesia berasal dari UMKM,” kata Bambang di Jakarta, kemarin.
Menurutnya, penurunan harga BBM menjadi stimulus positif perekonomian makro Indonesia. Apalagi, saat kondisi ekonomi yang terdampak pandemi Covid-19. Harga energi yang murah dapat menjadi stimulus bagi sektor riil agar ekonomi tetap bergerak, harga pangan stabil serta daya beli masyarakat tetap terjaga, sehingga tentunya bisa mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang diinginkan oleh negara.
Bambang juga menyinggung harga BBM di Indonesia tidak transparan dan lebih mahal dibandingkan negara lain karena permainan kartel itu. Bambang mencontohkan, di Malaysia harga bahan bakar RON 95 per 18 April seharga 1,25 ringgit Malaysia (RM) atau Rp4.395 per liter, RON 97 harganya 1,55 RM atau Rp5.450 per liter dan diesel 1,43 RM atau Rp5.028 per liter. “Sementara di Indonesia hingga kini harga BBM subsidi dan non subsisi jauh lebih mahal,” jelasnya. (Heru Febrianto)
Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Jawa Timur, Bambang Haryo Soekartono mengatakan di sejumlah negara lain sudah menyesuaikan tarif dan harga BBM berdasarkan harga minyak mentah dunia. Sejumlah negara di dunia kerap menyerahkan harga BBM sesuai mekanisme harga pasar dan bahkan negara penghasil minyak dunia dapat memberikan harga yang jauh lebih rendah dari harga pasar seperti AS, Arab Saudi dan Malaysia.
“Turunnya harga BBM ini sangat penting. Karena bisa membantu pengusaha industri manufaktur, sektor jasa transportasi, nelayan terutama UMKM yang saat ini memiliki peran terbesar terhadap perekonomian. Hal ini dikarenakan 60% PDB dan 95% tenaga kerja Indonesia berasal dari UMKM,” kata Bambang di Jakarta, kemarin.
Menurutnya, penurunan harga BBM menjadi stimulus positif perekonomian makro Indonesia. Apalagi, saat kondisi ekonomi yang terdampak pandemi Covid-19. Harga energi yang murah dapat menjadi stimulus bagi sektor riil agar ekonomi tetap bergerak, harga pangan stabil serta daya beli masyarakat tetap terjaga, sehingga tentunya bisa mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang diinginkan oleh negara.
Bambang juga menyinggung harga BBM di Indonesia tidak transparan dan lebih mahal dibandingkan negara lain karena permainan kartel itu. Bambang mencontohkan, di Malaysia harga bahan bakar RON 95 per 18 April seharga 1,25 ringgit Malaysia (RM) atau Rp4.395 per liter, RON 97 harganya 1,55 RM atau Rp5.450 per liter dan diesel 1,43 RM atau Rp5.028 per liter. “Sementara di Indonesia hingga kini harga BBM subsidi dan non subsisi jauh lebih mahal,” jelasnya. (Heru Febrianto)
(ysw)