Penyakit Ekonomi China Bisa Meluas ke Kawasan Asia, IMF Wanti-wanti Ledakan Krisis Properti

Jum'at, 13 Oktober 2023 - 20:19 WIB
loading...
Penyakit Ekonomi China...
Gara-gara lambannya pemulihan China dan risiko krisis properti yang berlarut-larut, Dana Moneter Internasional (IMF) memperingatkan, perkiraan ekonomi Asia bisa lebih suram. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Pemulihan China yang lamban dan risiko krisis properti yang berlarut-larut diyakini bakal merusak prospek ekonomi Asia . Dimana Dana Moneter Internasional ( IMF ) memperingatkan, perkiraan ekonomi Asia bisa lebih suram.



Diterangkan bahwa dorongan ekonomi China pasca-lockdown telah kehilangan momentum lebih dari yang diharapkan. Sementara itu kekuatan ekonomi Amerika Serikat atau AS telah menawarkan sedikit dukungan ke Asia daripada di masa lalu karena telah difokuskan pada sektor jasa, yang tidak mendorong permintaan untuk ekspor.

"Dalam waktu dekat, penyesuaian tajam di sektor properti China yang punya utang besar dan perlambatan dalam kegiatan ekonominya kemungkinan akan meluas ke kawasan itu, terutama bagi eksportir komoditas dengan hubungan perdagangan dekat dengan China," tulis IMF dalam sebuah blog tentang prospek kawasan.



"Sisi negatifnya, krisis real estat yang berlarut-larut dan respons kebijakan yang terbatas di China akan memperdalam perlambatan regional," sambungnya.

Ditambah pengetatan kondisi keuangan global yang tiba-tiba dapat menyebabkan arus keluar modal dan melemahkan nilai tukar di Asia.

Dalam World Economic Outlook yang dirilis selama pertemuan tahunan IMF di Marrakech minggu ini, IMF memangkas estimasi pertumbuhan Asia di tahun depan menjadi 4,2% dari 4,4% yang diproyeksikan pada bulan April, dan turun dari perkiraan 4,6% untuk tahun ini.

"Sementara Asia masih akan berkontribusi sekitar dua pertiga dari semua pertumbuhan global tahun ini, penting untuk dicatat bahwa pertumbuhan secara signifikan lebih rendah dari apa yang diproyeksikan sebelum pandemi," kata IMF.

Di Jepang, tweak yang dibuat bank sentralnya terhadap kebijakan pengendalian imbal hasil obligasi menyebabkan "spillovers" pasar yang luas karena kehadiran investor Jepang yang lebih besar di pasar obligasi global, kata blog itu.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2549 seconds (0.1#10.140)