Desa Energi Berdikari PHE Dorong Transisi Energi dan Tekan Emisi CO2
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Pertamina Hulu Energi (PHE) menggelar program khusus guna mengajak masyarakat ambil bagian dalam upaya transisi energi, sekaligus menekan emisi karbon. Upaya tersebut dilakukan melalui pemanfaatan potensi energi di wilayah sekitar, yang sekaligus juga memberikan manfaat dari sisi ekonomi.
Sekretaris Perusahaan PHE Arya Dwi Paramita menjelaskan, upaya tersebut diwujudkan melalui program yang menyentuh langsung kehidupan masyarakat yaitu program desa energi berdikari. Pendekatan program ini adalah dengan memberikan kesadaran masyarakat mengenai keberadaan sumber energi tebarukan di sekitarnya yang bisa dimanfaatkan.
"Dari situ, masyarakat akan mendapatkan manfaat tidak hanya dari sisi perolehan energi, tapi juga ada dampak ekonominya," ungkap Arya dalam webinar bertema "Climate Change Mitigation: Collaborative Strategies for Greener Energy Industry", Selasa (17/10/2023). Program ini, kata Arya, memiliki potensi efisiensi ekonomi mencapai Rp757 juta per tahun.
Secara terinci, jelas dia, program ini terdiri dari 14 lokasi desa energi berdikari yang memanfaatkan tenaga surya, yang menghasilkan listrik sekitar 75,05 kWp. Pengurangan emisi yang dihasilkan setara 109.962 ton CO2 per tahun dan memiliki dampak efisiensi ekonomi mencapai Rp139 juta per tahun.
"Kemudian ada tiga lokasi desa energi berdikari yang mengembangkan biogas dan gas metana, dengan total gas yang dihasilkan sebesar 793.795 meter kubik per tahun. Sementara untuk estimasi pengurangan emisinya 335.580 ton CO2 per tahun, dengan total estimasi efisensi mencapai Rp589 juta per tahun," tambahnya.
Tak hanya itu, PHE juga mendorong satu desa yang memanfaatkan energi surya dan angin dengan energi yang dihasilkan masing-masing sekitar 0,5 kWp dan estimasi pengurangan emisinya 7,7 ton CO2 per tahun. Sementara estimasi efisiensi ekonominya sebesar Rp7,7 juta per tahun. Kemudian, dua lokasi pemanfaatan bioetanol dengan produksi 3.766,5 liter per tahun dengan total estimasi pengurangan emisi 7.525 ton CO2 per tahun, dengan efisiensi ekonomi Rp18,06 juta per tahun.
Untuk pengurangan emisi, lanjut Arya, melalui pilar Pertamina net zero emission (NZE), PHE juga memiliki inisiatif strategis melalui dekarbonisasi bisnis yaitu efisiensi energi, pembangkit listrik ramah lingkungan, pengurangan kerugian, bahan bakar rendah karbon dan lain sebagainya. PHE juga membangun bisnis baru melalui carbon capture and storage serta carbon capture storage and utilization (CCS/CCUS) yang terintegrasi.
"Pada 26 September 2023 lalu IDX meluncurkan IDX Carbon yang diresmikan langsung oleh Presiden Joko Widodo, PHE mencatatkan transaksi perdana dalam perdagangan karbon kredit di mana PHE sebagai pelaku industri hulu migas pertama yang menjadi bagian dalam Bursa Karbon," ujarnya.
Upaya menurunkan emisi juga gencar dilakukan di sektor tambang mineral dan batu bara, serta sektor energi lainnya. Di webinar tersebut, Direktur HSE PT Trimegah Bangun Persada (TBP) TbkTonny Gultom menuturkan bahwa pihaknya menjalankan operasi penambangan yang memperhatikan kaidah lingkugan yang baik. Dalam upaya menekan emisi, beberapa program juga dijalankan TBP secara berkelanjutan seperti penggunaan solar panel serta penggunaan biosolar.
"Kami implementasikan B35, di beberapa daerah kami juga membangun pembangkit listrik tenaga angin. Kami juga melakukan efisiensi terhadap sistem yang ada, " paparnya.
Sementara VP Technology Development PLN Indonesia Power (PLN IP)Mochamad Soleh menuturkan, pihaknya berencana menambah pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT), seperti co-firing biomassa, penggunaan hidrogen dan amonia hingga pemanfaatan nuklir. "Jadi fisik PLTU ke depan masih bisa digunakan, namun bahan bakarnya ramah lingkungan dan ditambah lagi dengan penangkapan karbon dan instalasi baterai," jelas Soleh.
Dalam webinar tersebut, Direktur Mitigasi Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Yulia Suryanti mengakui bahwa sektor energi merupakan salah satu sektor penyumbang emisi paling tinggi. Berdasarkan dokumen Enhanced NDC Indonesia 2022, pertumbuhannya sejak tahun 2002-2012 mencapai 4,5%. Untuk itu, tegas dia, peran para pemangku kepentingan di sektor energi menjadi kunci dalam upaya mencapai target NZE.
Pengurangan emisi di sektor energi menurut dia antara lain bisa melalui pemanfaatan EBT seperti biofuel, co-firing, biomasa dan solar panel. Selanjutnya, mencapai efisiensi energi antara lain melalui penggunaan kendaraan listrik, manajemen energi mandatori, pemanfaatan gas, serta clean coal technology pada pembangkit listrik. "Pemerintah juga mengusung kebijakan energi gabungan dan penerapan sumber energi bersih sebagai arahan kebiajakan nasional menuju jalur dekarbonisasi sektor energi," tutupnya.
Lihat Juga: 11 Perwakilan Kampus dari Sumatera hingga Papua Deklarasi Dukungan Program DEB SoBI di Yogyakarta
Sekretaris Perusahaan PHE Arya Dwi Paramita menjelaskan, upaya tersebut diwujudkan melalui program yang menyentuh langsung kehidupan masyarakat yaitu program desa energi berdikari. Pendekatan program ini adalah dengan memberikan kesadaran masyarakat mengenai keberadaan sumber energi tebarukan di sekitarnya yang bisa dimanfaatkan.
"Dari situ, masyarakat akan mendapatkan manfaat tidak hanya dari sisi perolehan energi, tapi juga ada dampak ekonominya," ungkap Arya dalam webinar bertema "Climate Change Mitigation: Collaborative Strategies for Greener Energy Industry", Selasa (17/10/2023). Program ini, kata Arya, memiliki potensi efisiensi ekonomi mencapai Rp757 juta per tahun.
Secara terinci, jelas dia, program ini terdiri dari 14 lokasi desa energi berdikari yang memanfaatkan tenaga surya, yang menghasilkan listrik sekitar 75,05 kWp. Pengurangan emisi yang dihasilkan setara 109.962 ton CO2 per tahun dan memiliki dampak efisiensi ekonomi mencapai Rp139 juta per tahun.
"Kemudian ada tiga lokasi desa energi berdikari yang mengembangkan biogas dan gas metana, dengan total gas yang dihasilkan sebesar 793.795 meter kubik per tahun. Sementara untuk estimasi pengurangan emisinya 335.580 ton CO2 per tahun, dengan total estimasi efisensi mencapai Rp589 juta per tahun," tambahnya.
Tak hanya itu, PHE juga mendorong satu desa yang memanfaatkan energi surya dan angin dengan energi yang dihasilkan masing-masing sekitar 0,5 kWp dan estimasi pengurangan emisinya 7,7 ton CO2 per tahun. Sementara estimasi efisiensi ekonominya sebesar Rp7,7 juta per tahun. Kemudian, dua lokasi pemanfaatan bioetanol dengan produksi 3.766,5 liter per tahun dengan total estimasi pengurangan emisi 7.525 ton CO2 per tahun, dengan efisiensi ekonomi Rp18,06 juta per tahun.
Untuk pengurangan emisi, lanjut Arya, melalui pilar Pertamina net zero emission (NZE), PHE juga memiliki inisiatif strategis melalui dekarbonisasi bisnis yaitu efisiensi energi, pembangkit listrik ramah lingkungan, pengurangan kerugian, bahan bakar rendah karbon dan lain sebagainya. PHE juga membangun bisnis baru melalui carbon capture and storage serta carbon capture storage and utilization (CCS/CCUS) yang terintegrasi.
"Pada 26 September 2023 lalu IDX meluncurkan IDX Carbon yang diresmikan langsung oleh Presiden Joko Widodo, PHE mencatatkan transaksi perdana dalam perdagangan karbon kredit di mana PHE sebagai pelaku industri hulu migas pertama yang menjadi bagian dalam Bursa Karbon," ujarnya.
Upaya menurunkan emisi juga gencar dilakukan di sektor tambang mineral dan batu bara, serta sektor energi lainnya. Di webinar tersebut, Direktur HSE PT Trimegah Bangun Persada (TBP) TbkTonny Gultom menuturkan bahwa pihaknya menjalankan operasi penambangan yang memperhatikan kaidah lingkugan yang baik. Dalam upaya menekan emisi, beberapa program juga dijalankan TBP secara berkelanjutan seperti penggunaan solar panel serta penggunaan biosolar.
"Kami implementasikan B35, di beberapa daerah kami juga membangun pembangkit listrik tenaga angin. Kami juga melakukan efisiensi terhadap sistem yang ada, " paparnya.
Sementara VP Technology Development PLN Indonesia Power (PLN IP)Mochamad Soleh menuturkan, pihaknya berencana menambah pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT), seperti co-firing biomassa, penggunaan hidrogen dan amonia hingga pemanfaatan nuklir. "Jadi fisik PLTU ke depan masih bisa digunakan, namun bahan bakarnya ramah lingkungan dan ditambah lagi dengan penangkapan karbon dan instalasi baterai," jelas Soleh.
Dalam webinar tersebut, Direktur Mitigasi Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Yulia Suryanti mengakui bahwa sektor energi merupakan salah satu sektor penyumbang emisi paling tinggi. Berdasarkan dokumen Enhanced NDC Indonesia 2022, pertumbuhannya sejak tahun 2002-2012 mencapai 4,5%. Untuk itu, tegas dia, peran para pemangku kepentingan di sektor energi menjadi kunci dalam upaya mencapai target NZE.
Pengurangan emisi di sektor energi menurut dia antara lain bisa melalui pemanfaatan EBT seperti biofuel, co-firing, biomasa dan solar panel. Selanjutnya, mencapai efisiensi energi antara lain melalui penggunaan kendaraan listrik, manajemen energi mandatori, pemanfaatan gas, serta clean coal technology pada pembangkit listrik. "Pemerintah juga mengusung kebijakan energi gabungan dan penerapan sumber energi bersih sebagai arahan kebiajakan nasional menuju jalur dekarbonisasi sektor energi," tutupnya.
Lihat Juga: 11 Perwakilan Kampus dari Sumatera hingga Papua Deklarasi Dukungan Program DEB SoBI di Yogyakarta
(fjo)