Bio Farma Bisa Penuhi Vaksin untuk Seluruh Penduduk Indonesia

Rabu, 05 Agustus 2020 - 06:35 WIB
loading...
Bio Farma Bisa Penuhi...
Foto: dok/Reuters
A A A
BANDUNG - Kabar gembira disampaikan oleh pemerintah. Satu di antara badan usaha milik negara (BUMN), Bio Farma , diklaim memiliki kemampuan memproduksi vaksin Covid-19 hingga 250 juta dosis pada 2021. Itu berarti produksi BUMN farmasi ini hampir setara dengan populasi penduduk Indonesia.

Saat ini Bio Farma memiliki kemampuan memproduksi vaksin sebanyak 100 juta dosis. Untuk menambah kapasitas menjadi 250 juta dosis, Bio Farma mempersiapkan gedung baru.

“Dengan kapasitas 250 juta, tahun depan ketika kita memproduksi vaksin, insya Allah jumlahnya cukup. Tapi, kembali lagi, vaksinnya dulu yang perlu diuji klinis,” kata Menteri BUMN Erick Thohir di sela kunjungannya ke PT Bio Farma, Jalan Pasteur, Kota Bandung, kemarin.

Eric juga memastikan produksi vaksin Bio Farma tidak akan terhenti hingga 250 juta dosis. Tidak menutup kemungkinan bisa ditingkatkan menjadi 500 juta dosis. (Baca: Uji Klinis Vaksin Asal China di Mulai 6 Agustus 2020, 25 Orang Disuntik Per Hari)

Direktur Utama PT Bio Farma Honesti Basyir mengatakan, kemampuan memproduksi 250 juta dosis sangat bergantung pada proses uji klinis vaksin yang saat ini sedang dilakukan. Ketika bahan bakunya sudah siap, pihaknya tinggal memproduksi secara massal.

“Kapan ada bahan bakunya siap, kita bisa bikin 100 juta per tahun. Tapi, dengan adanya gedung 43 itu, jadi nambah 150 juta. Jadi tahun depan, 250 juta per tahun itu siap,” ucapnya.

Sembari menunggu proses uji klinis dan produksi yang akan dilakukan Bio Farma, pada tahap awal dilakukan penyuntikan perdana calon vaksin Covid-19 asal China, Sinovac, kepada para relawan dijadwalkan dimulai 11 Agustus 2020. Saat ini tim riset uji klinis vaksin Sinovac tengah melakukan berbagai persiapan untuk memulai penelitian uji klinis vaksin tersebut.

Ketua Tim Riset Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (FK Unpad) Profesor Kusnandi Rusmil menuturkan, pihaknya masih melakukan berbagai persiapan, termasuk melatih para petugas uji klinis. Persiapan uji klinis dilakukan secara matang sesuai aturan yang telah ditetapkan.

“Nanti tanggal 11 Agustus 2020 mulai jalan full penyuntikan pertama secara umum. Sekarang masih pelatihan untuk petugas karena tidak bisa sembarangan, ada aturannya. Administrasinya harus jelas,” ujar Kusnandi.

Hingga saat ini baru 500 relawan yang mendaftar sebagai subjek uji klinis dari total relawan yang dibutuhkan sebanyak 1.620 relawan. Meski begitu, Kusnadi yakin jumlah relawan yang dibutuhkan akan terpenuhi. Kusnandi pun menyambut baik kesiapan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Jabar menjadi relawan uji klinis vaksin Sinovac. (Baca juga: Debat Khalifah Abu Bakar dengan Umar bin Khattab Soal Pembangkang Zakat)
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1560 seconds (0.1#10.140)